30 Maret 2009

SMKN 1 Sampit Kerjasama Humas Pemkab

SMKN 1 Mendapat Pelatihan Keprotokolan

SAMPIT – Sebanyak 60 siswa kelas X dan XII SMKN 1 Sampit mendapat pelatihan keprotokalan dari Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Setda Kotim. Pelatihan diadakan untuk memberikian pengetahuan dalam rangka memberikan pelayanan yang prima.
Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan lewat pelatihan selama lima hari tersebut, siswa mampu menggunakan konsep, teknik serta prosedur kerja sesuai standar yang ditetapkan. “Saya harapkan para peserta mampu menyerap berbagai pelajaran pada saat mengikuti Diklat ini,” ujar Ino.
Dia menambahkan, untuk mencapai standar kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, tidak hanya mutlak di peroleh di bangku sekolah saja, tetapi juga bisa diperoleh melalui dunia usaha atau dunia indutri (DU/DI) maupun lembaga lain. “Salah satunya dengan diadakan diklat protokoler ini,” cetusnya.
Menurutnya, atas dasar inilah, pihaknya berupa untuk memberikan pembekalan bagi siswanya. “Bukankah SMK itu adalah sekolah kejuruan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk bekerja dalam bidang tertentu,” ungkapnya.
Ino menjabarkan, untuk mencapai standar kompetensi program diklat SMK dikelompokan ada 3 kelompok yakni yang pertama kelompok normatif yaitu, menitik beratkan norma, sikap dan prilaku yang harus diajarkan, ditanamkan kepada peserta didik.
Kedua, kelompok adaptif yaitu, peserta didik memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan tetapi juga mengapa hal tersebut harus dilakukan. Dan ketiga kelompok produktif yaitu, suatu diklat untuk membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang bersifat melayani permintaan pasar kerja. (fin)

MIN Lubuk Ranggan Maulidan

MIN Lubuk Ranggan Undang Qori Terbaik
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1430 H

SAMPIT – Madrasyah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Lubuk Ranggan, Sabtu (28/3) tadi memperingati maulid nabi Muhammad SAW 1430 Hijriah. Kegiatan yang digelar dilingkungan sekolah itu mengundang qori terbaik, Tri Atmajaya dalam MTQ tingkat Kabupaten Kotim ke-40 di Parenggean.
Sebelum kegiatan maulid dilaksanakan, diadakan lomba Adzan, hapalan dan mewarnai. “Untuk lomba adzan dibagi dua kelompok yaitu kelas 1-3 dan 4-5 begitu juga dengan hapalan surat pendek, sedangkan untuk mewarnai khusus kelas 1-2,” Ketua pelaksana Sulami.
Kepala MIN Lubuk Ranggan mengatakan, rasa syukurnya atas terlaksana acara ini berkat adanya kerjasama para guru dan semua pihak. Dan sekaligus berharap, agar MIN Lubuk Ranggan kedepannya menjadi lebih baik lagi.
“Kami ingin mengadakan perluasan halaman terutama bagian depan. Tanpa dukungan semua pihak apa yang diinginkan tidak akan tercapai,” ucapnya.
Sementara itu, penceramah (tausiyah) Rabiatul Adawiyah menyampaikan untuk memiliki anak yang baik hendaknya orang tua harus dapat menjadi contoh yang baik pula.
Ia lantas mencontohkan, bila menyuruh anak mengerjakan salat maka orang tua yang lebih dulu salat. Jangan sebaliknya, anak disuruh untuk salat sementara orang tuanya lagi asyik nonton TV.
Selain itu lanjut dia, pergi ke sekolah anak diajarkan mengenakan pakaian yang diajarkan di MIN yakni menutup aurat yang sesuai dengan syariat agama sementara orang tuanya mengantarkan anaknya tanpa menutup aurat.
“Ini akan sulit untuk diterapkan pada anak apabila peranan orang tua terutama dirumah kurang proaktif,” pungkasnya. (fin)

Salpol PP Kotim

Wajib Tunjukkan Kartu Kendali
PNS dan Pelajar Yang Keluyuran Saat Jam Kerja

SAMPIT – Para pegawai negeri sipil (PNS) tak bisa lagi berkeliaran bebas di saat jam kerja. Mereka yang akan berurusan dinas ataupun pribadi disaat jam kerja wajib membawa kartu kendali yang nantinya akan diterbitkan masing-masing pimpinan dimana ia bertugas.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kotim Titin Srikandi mengatakan saat ini penggunaan kartu kerdali masih disosialisasikan di masing-masing instansi. Direncanakan April mendatang akan diterapkan sekaligus penerapan sanksinya.
“Bagi yang tidak memiliki kartu kendali saat berada diluar kantor saat jam kerja akan ditertibkan,” tegas Titin Srikandi akhir pekan tadi.
Kartu kendali yang akan diterbitkan ada dua jenis. Pertama kartu berwarna merah dan kedua berwarna hijau. Untuk warna merah akan diberikan kepada mereka yang akan berurusan dinas dan warna hijau untuk urusan pribadi.
“Sebelumnya diberikan kartu tersebut, aktifitas mereka juga harus diketuhui pejabat terkait masing-masing lingkungan dimana ia bertugas,” ujar Titin.
Menurutnya, dengan adanya kartu kendali ini akan mempermudah pihaknya untuk mengecek langsung apakah yang tertangkap saat razia memiliki kartu tersebut atau tidak. “Tiap satu jam sekali adakan razia dan ini rutin. Jadi wajar saja apabila biaya operasional cukup tinggi,” ungkap mantan kepala Kursus Latihan Kerja (KLK) ini.
Dia menambahkan, kartu ini bukan hanya diberlakukan bagi kalangan PNS saja melainkan kalangan pelajar juga diterapkan. “Kami sudah memberikan surat edaran ketiap sekolah agar menggunakan sistem ini dan nanti akan dipertegas lagi dengan surat dari Bupati,” tukasnya.
Ditanya masalah kartu bisa direkayasa, Titin hanya tersenyum, dan dia lantas menjawab, ”Itu tidak mungkin akan direkayasa karena untuk desain diserahkan langsung ke instansi. Kalau di Satpol PP sudah diterapkan sejak 21 Maret lalu.” (fin)

28 Maret 2009

SMP Kotim yang SSN

Tambah Dua SMP Berstarus SSN

SAMPIT – Dunia pendidikan Kotim terus berbenah. Pada tahun ini dua sekolah menengah pertama (SMP) mendapat label sekolah standar nasional (SSN). Hingga kini total SMP yang berstatus SSN sebanyak 4 sekolah.Dua sekolah yang akan resmi menyandang perdikat SSN pada tahun ajaran baru 2009/2010 itu adalah SMPN 3 Sampit kecamatan Baamang dan SMPN 1 Desa Bagendang Mentaya Hilir Selatan.Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kotim melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Agus Suryo Wahyudi mengatakan 2 SMP itu telah memenuhi 8 standar pendidikan yakni, standar isi, proses, kompotensi kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.Agus menambahkan, bagi sekolah lain sebenarnya punya kesempatan asalkan sekolah jangan menutup diri paling tidak harus berinteraksi dengan sekolah lain. “Kita harapkan adalah sekolah itu berinteraksi,” tegas Agus.Ini memang semestinya menjadi pemicu semangat bagi sekolah lain yang ingin menyatakan sekolahnya menjadi SSN karena dari 82 SMP se-Kotim hanya 2 sekolah SMP yang telah dinyatakan sebagai SSN. “Jangan kalah dengan 2 SMP yang telah dinyatakan sebagai SSN, paling tidak sebagai pemicu karena dengan adanya persaingan akan terlihat peningkatan mutu pendidikan,” terang Agus.Mengenai pengusulan untuk menjadi SSN pihaknya memberikan lampu hijau karena kedepannya sesuai dengan peraturan bahwa tiap jenjang Kabupaten harus punya Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Artinya, bagi yang telah menyandang predikat SSN akan ada kesempatan untuk menjadi SBI dan akhirnya sekolah yang belum menjadi SSN ada kesempatan untuk menjadi SSN.Agus berharap, sekolah lain bisa mengikuti jejak sekolah yang telah menjadi SSN karena dengan adanya sekolah yang telah ditunjuk oleh pihak pusat itu akan semakin memacu semangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. (fin)

Tentang Funggsional TK

Calistung dengan Bermain, Bukan Menghafal

SAMPIT – Layakkah anak usia dini diajari membaca, menulis, dan berhitung (Calistung)? Pertanyaan ini mencuat setelah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur mengeluarkan edaran larangan calistung bagi anak TK.
Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanan Indonesia (IGTKI) Kabupaten Kotim Kadariningsih mengatakan, yang perlu diperhatikan metode pembelajarannya. Pengenalan calistung bisa dilakukan dengan cara bermain. TK lebih menekankan konsep pembelajaran anak dengan fokus pada bentuk bermain.
Hal ini sering dikelirukan para pendidik yang banyak menggenjot anak-anak dengan materi calistung (membaca, menulis dan berhitung) tanpa memperhatikan usia anak. "Sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK) tidak semestinya mengajarkan anak didiknya Calistung melainkan mengajarkan cara bermain sambil belajar," perempuan yang juga kepala TK Pembina Kabupaten Kotim ini.
Pihaknya hingga kini memang mengajarkan Calistung tapi tidak seperti anak SD. Pelajaran itu sesuai dengan peraturan atau buku pedoman yakni mengajarkan anak tentang huruf dan angka dengan tidak menghafal, tapi dengan bermain. “Kalau angka hanya dari angka 1 s/d 10 sedangkan huruf A s/d Z,” ungkap Kadariningsih.
Dia menegaskan kepada seluruh guru TK atau Play Group jangan sampai anak diajari Calistung. Beberapa orang tua yang sering memaksakan kehendak agar anaknya diajarkan Calistung, juga sudah diber pengertian mengenai masalah ini.
Sementara itu, salah satu guru dari TK Hidayatut Taqwa mengatakan, tidak mengajarkan Calistung karena takut melanggar peraturan yang telah ditetapkan. “Kami mengajarkan Calistung yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,” ucap guru yang namanya tidak mau dikorankan ini. (fin)

Guru Cari Penghasilan Tambahan

Guru Ngajar di Dua Sekolah Diperbolehkan

SAMPIT – Guru yang mencari penghasilan tambahan dengan mengajar di sekolah lain dinilai lebih baik daripada guru yang mencari tambahan penghasilan di luar bidangnya. Demikian dikatakan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Ketapang Jumaidi di ruang kerjanya kemarin (30/1).
Menurutnya, selain mendapat penghasilan tambahan, tindakan guru tersebut dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuannya sebagai seorang pendidik. ”Asalkan tugas pokoknya tidak ditinggalkan, mengajar di sekolah lain diperbolehkan,” tegas Jumaidi.Selama satu minggu guru wajib mengajar minimal 24 jam, artinya dalam satu hari guru mengajar 4 jam pelajaran. Jika itu terpenuhi, guru dipersilakan mengajar di tempat lain. Tapi jika tidak terpenuhi, maka tindakannya melanggar peraturan dan ada sanksinya.
Jumaidi berharap, bagi guru lain yang memang kehadirannya di masyarakat sangat diperlukan, lebih baik menurunkan ilmunya kepada yang membutuhkan daripada setelah mengajar kemudian tidak mau mengembangkan ilmunya. ”Bukankah guru itu tugasnya adalah membimbing, membina dan mengarahkan sesuai dengan UUD 1945,” pungkas Jumadi. (fin)

Kelas Unggulan

SDN 4 MBH Bentuk Kelas Unggulan

SAMPIT – SDN 4 Mentawa Baru Hulu (MBH) Kecamatan Ketapang Kabupaten Kotim bikin terobosan baru. Sekolah yang terletak di Jl. Soeprapto Sampit ini membentuk kelas unggulan yang diperuntukan bagi murid kelas IV.
Terobosan baru ini bukan hanya ide cemerlang dari pihak sekolah saja melainkan telah disepakati dan disetujui oleh Kepala Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Ketapang dan disaksikan oleh para orang tua wali murid.
Tujuan dibentuknya kelas unggulan ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata normal untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Selain itu, memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi, menyiapkan lulusan menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak dan mempersiapkan siswa unggulan sehingga dapat melanjutkan ke SMP unggulan/favorit.
Kepala SDN 4 MBH Sampit Miliana mengatakan, kelas unggulan dimulai dari kelas IV tahun pelajaran 2008/2009 dengan hasil seleksi tertulis dan praktik serta wawancara dengan orang tua wali siswa dengan hasil sistem pelaksanaan Kelompok Belaja Mandiri (KBM) dengan menerapkan PAKEM (Praktis, Aktif, Kreatif, Efisien dan Menyenangkan).
“Jumlah murid pada kelas unggulan sebanyak 20 orang,” katanya kepada Radar Sampit, kemarin (29/1).
Dia menambahkan, untuk tenaga pendidik pihaknya akan mengoptimalkan guru yang berpotensi dan disiplin serta mengambil nara sumber dari tenaga profesional baik dibidang komputer, seni, keterampilan dan MIPA.
Miliana melanjutkan, sedangkan mengenai proses belajar mengajar salah satunya kegiatan pengayaan dilakukan dalam bentuk cepat tepat, mencongok dan diberikan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi dasar.
“Bagi guru yang mengajar wajib bertanggungjawab dalam memberikan materi pelajaran bukan asal-asalan dan tidak boleh meninggalkan kelas apabila belum selesai jam yang telah ditetapkan,” tegas Miliana.
Sementara itu, Kepala Cabang Disdikpora Kecamatan Ketapang Jumaidi, MPd menambahkan, semua itu perlu dukungan dari orang tua murid karena sebesar apapun program yang telah direncanakan tanpa dukungan semua pihak itu tidak akan berjalan.
“Mari kita dukung program kelas unggulan ini karena dengan cara seperti ini anak didik kita pada saat kelulusan akan terlihat lebih berkualitas,” pungkas Jumaidi. (fin)

SMKN 1 Sampit

Anak Desa Jadi Kasek

SAMPIT – SMKN 1 Sampit yang sempat terkatung-katung beberapa pekan karena kepala sekolahnya meninggal, Sabtu (24/1) lalu diadakan serah terima jabatan (sertijab). Drs Ino resmi menjadi Kepala Sekolah (Kasek) baru SMKN 1 Sampit menggantikan Pelaksana Harian (PLH) Dra Lismayani.
Disaksikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs. Calon I Ranggon beserta jajarannya, Camat Baamang Sugian Noor, ketua komite sekolah, kepala SMA/SMK negeri maupun swasta, Pelaksana Harian (PLH) Dra Lismayani serta undangan lainnya.
Ino tidak pernah membayangkan dirinya akan menjabat sebagai kepala sekolah. Ia mengaku hanyalah seorang anak desa yang sejak kecil tidak punya keinginan atau cita-cita untuk menjadi Kasek. ”Saya ini orang desa yang dulunya hanya manut sekolah saja, ya tahu-tahunya saat ini sudah dijadikan kepala sekolah,” katanya dihadapan hadirin sambil guyon.
Dirinya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dan diharapkan dukungan pihak sekolah. ”Tidak akan berhasil suatu program dan kebijakan Kasek tanpa ada dukungan para guru dan murid, marilah kita sama-sama untuk mewujudkan apa yang telah menjadi cita-cita dan harapan sekolah ini,” pinta Ino.
Di kesempatan yang sama Lismayani mengatakan, siap membantu untuk bekerjasama mengembangkan sekolah sesuai dengan keinginan dan harapan bersama. Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs. Calon I Ranggon menambahkan, Kasek yang baru ini dinilai sangatlah tepat. Sebab, selama menjadi penanggungjawab di SMKN 1 Mentaya Hilir Selatan (MBH) Handil Sohor Kabupaten Kotim, dirinya sudah bisa mengembangkan sekolah tersebut. ”Kita harapkan semua berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan, yakni bagaimana membangun komitmen dan pola kebersamaan ini dengan sebaik-baiknya,” harap Calon. (fin)

27 Maret 2009

Program BERMUTU dari LPMP Provinsi

Empat Kabupaten Terapkan Program BERMUTU

SAMPIT – Empat kabupaten di Kalimantan Tengah patut berbangga. Bersama 75 kabupaten se-Indonesia, Dinas Pendidikan diempat kabupaten itu terpilih untuk melaksanakan program Better Education Reform Management Universal and Teacher Upgrading (BERMUTU).
“Empat Kabupaten ini sudah diseleksi ketat. Mereka adalah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Gunung Mas dan Barito Timur (Bartim),” kata Kepala Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan LPMP Nani Setiawati saat menjadi narasumber dalam koordinasi program penjamin mutu pendidikan antara Dinas Pendidikan, Bappeda, Komisi Pendidikan DPRD dengan LPMP Propinsi Kalteng dari 14 Kabupaten/Kota Propinsi Kalteng di Balai Penataran Guru (BPG) Mini Sampit, Selasa (24/2).
Salah satu program yang akan diterapkan adalah percepatan peningkatan kualifikasi bagi guru SD yang belum bergelar sarjana (S1).
Menurutnya, program ini dilaksanakan secara berkelanjutan yakni sejak tahun 2009 hingga 2013. “Masalah petunjuk dan teknis kami masih menunggu dari pusat,” terangnya.
Dia menambahkan, program ini adalah untuk memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kegiatan-kegiatan atau leason studi yang akan memiliki nilai kredit. “Kami juga mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi,” tandasnya.
Dia menjabarkan, untuk persiapan program bermutu itu antara lain, penyediaan bantuan teknis oleh LPMP untuk mengembangkan kapasitas kepala sekolah dan pengawas, pengembangan kapasiltas KKG/MGMP sebagai cara menyediakan pelatihan yang efektif pada tingkat sekolah, implementasi disekolah dan lainnya yang berkenaan dengan program bermutu.
Kami berharap, dengan adanya program bermutu ini meningkatnya mutu pendidikan yang ada di Kalimantan Tengah ini. (fin)

Diklat Jurnalistik SMAN 3 Sampit

Berita Berimbang,
Santun dalam Bertugas

SAMPIT – Seorang wartawan harus mampu membuat berita yang berimbang. Langkah cek dan recek diperlukan agar akurasi data dan informasi yang didapat dipertanggungjawabkan.
Demikian disampaikan Najmi Fuadi saat memberikan materi Pelatihan Jurnalistik di SMA Negeri 3 Sampit kemarin (21/2). Di depan 62 siswa, mantan redaktur Majalah Beringin Nusantara dan Majalah Dermaga ini menjelaskan, isi berita tidaklah memojokkan salah satu pihak.
”Kalau memang berita itu menyinggung seseorang, hendaknya konfirmasi ke yang bersangkutan. Itu akan lebih baik daripada langsung memuat berita tanpa konfirmasi,” terang mantan Kepala Museum Kayu Sampit ini.
Pemimpin Redaksi Radar Sampit Ajid Kurniawan mengatakan, tugas pokok wartawan bukan hanya mencari berita, melainkan harus punya orientasi kerja. ”Wartawan dihargai bukan karena kedekatannya dengan para pejabat, melainkan karena karya jurnalistiknya,” ucap Ajid saat memberikan memberikan materi di depan siswa kelas X dan XI.
Seorang wartawan, kata dia, harus mengasah terus kemampuan dan menambah wawasannya. Tanpa itu, seorang jurnalis tidak akan berkembang.
Di samping itu, wartawan harus mempunyai sopan santun dalam menjalankan tugasnya. ”Ini sering terjadi, wartawan memburu berita hanya menggunakan sandal. Wartawan yang seperti itu sama saja tidak menghargai dirinya sendiri dan lembaganya,” sindirnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rohmat Widiyanto menambahkan, diklat ini bertujuan agar siswa mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang jurnalitik dan kedepannya akan membuat buletin sekolah dengan melibatkan anggota OSIS SMAN 3 Sampit.
Dia berharap, kegiatan ini bukan semata-mata untuk pelatihan saja, melainkan akan menjadi wadah bagi peserta diklat untuk mengembangkan bakat dan minatnya di dunia jurnalistik. (fin)

Kesalahan LJK

Banyak Siswa Salah Mengisi LJK

SAMPIT – Banyak siswa belum memahami cara membulati lembar jawaban komputer (LJK) saat mengikuti tryout kemarin (17/2). Akibatnya, jawaban siswa yang semestinya benar menjadi salah saat diperiksa menggunakan scanner komputer.
”Siswa banyak menggunakan ragos (penggaris berlobang) sehingga sisa potlot yang menempel di penggaris mengotori LJK. Hal ini membuat jawaban juga tidak terbaca,” ucap Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur Calon I Ranggon saat memantau tryout kemarin (17/2).
Menurutnya, lebih baik siswa menggunakan manual dengan melingkari tiap jawaban tanpa menggunakan ragos sehingga kerusakan lembar jawaban bisa diminimalisirkan. ”Akan lebih baik siswa itu membulati jawabannya dengan manual,” imbuhnya.
Dia menambahkan, siswa hendaknya membawa papan atau alas. Apabila LJK terlipat maka tidak akan terbaca dengan baik meskipun jawaban benar.
Ketua Pengawas dan sekretaris tryout tingkat SMA/Sederajat Kurnain dan Ahmad Syaifudi menambahkan, ketidak lulusan siswa bukan berarti ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal melainkan kesalahan dalam pengisian LJK. (fin)

Kunjungan Kobar ke Kotim

Dari Gaji Guru Hingga Mutu Pendidikan
Persoalan Mengemuka Dalam Kunjungan MKKS Kobar

SAMPIT – Kunjungan balasan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Kobar ke Kabupaten Kotim berakhir Minggu (15/2) lalu. Meski singkat, banyak manfaat yang didapat kedua belah pihak untuk kemajuan dunia pendidikan.
Diantara masalah yang mengemuka saat beraudensi baik dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan MKKS Kotim, adalah soal gaji guru non PNS dan peningkatan mutu pendidikan.
Ketua PGRI Kobar Yudie mengatakan sepatutnya jasa para guru dihargai sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pendidik. “Lembaga atau yayasan harus menghargai jasa mereka dengan memberikan gaji yang sesuai dengan kinerjanya,” pinta Yudie.
Dia kemudian menjabarkan, pada saat penerimaan siswa baru (PSB) biasanya sekolah atau yayasan akan memasang biaya masuk sekolah sangat besar, namun saat menggaji guru sangat minim. ”Ya, paling tidak disamakan atau dihargai gaji mereka sesuai dengan gaji tingkat atas sekitar Rp 500 ribu,” pungkas Yudie.
Sementara Ketua MKKS Kobar Suwarno mengatakan kunjungan balasan ini untuk lebih menguatkan tali silaturrahmi dan menambah wawasan dalam hal peningkatan mutu pendidikan untuk didaerah kami.
“Mudah-mudahan kunjungan balasan ini tidak yang terakhir kalinya, melainkan akan terus terbina,” kata Suwarno.
Selama berada di Sampit, rombongan MKKS Kobar yang terdiri dari 30 orang melakukan kunjungan kebeberapa sekolah, di antaranya, SMAN 1 Sampit, MAN, dan SMKN 2 Sampit. (fin)

Guru Honorer

Hargai Guru Honorer dengan Gaji Layak

SAMPIT – Meski hanya guru honorer, tanggung-jawab yang diemban juga berat. Mereka harus menempa dan membentuk kecerdasan intelektual anak didiknya sama seperti guru berstatus pegawai negeri sipil.
Demikian dikatakan Ketua PGRI Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Yudie saat kunjungan balasan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/MA/SMK ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Sabtu (14/2) lalu. ”Kadang-kadang anak pipis di celana atau sedang beol di sekolah, siapa yang menangganinya kalau bukan guru,” tanya Yudie
Dia menambahkan, sepatutnya jasa para guru dihargai sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pendidik. “Lembaga atau yayasan harus menghargai jasa mereka dengan memberikan gaji yang sesuai dengan kinerjanya,” pinta Yudie.
Dia kemudian menjabarkan, pada saat penerimaan siswa baru (PSB) biasanya sekolah atau yayasan akan memasang biaya masuk sekolah sangat besar, namun saat menggaji guru sangat minim. ”Ya, paling tidak disamakan atau dihargai gaji mereka sesuai dengan gaji tingkat atas sekitar Rp 500 ribu,” pungkas Yudie.
Semua tenaga pendidik, kata dia, menginginkan anak didiknya menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negera tidaklah semudah membalikan sebuah telapak tangan, semua memerlukan pengorbanan. Namun sebuah pengorbanan itu mesti dibalas sesuai dengan jerih payah yang telah dilakukan oleh seorang pendidik tersebut. (fin)

Sertifikasi Guru

Guru Swasta Dianjurkan Ikut Sertifikasi

SAMPIT – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur menganjurkan kepada guru swasta untuk mengikuti sertifikasi. Dengan begitu, gaji guru swasta akan disetarakan pegawai negeri sipil (PNS).
”Bagi guru swasta yang lulus sertifikasi maka gajinya akan stara dengan PNS,” kata Yanero kemarin (11/2).
Menurutnya, dinas pendidikan saat ini tidak ada dana untuk membantu guru swasta terutama memberikan gaji tiap bulannya. Namun, dinas tetap mencarikan solusi agar guru swasta bisa sejahtera.
“Jangankan mengatasi permasalah guru swasta yang berstatus negeri saja masih kurang. Namun, saya tetap ucapkan terimakasih kepada seluruh sekolah swasta, mudah-mudahan ada solusi untuk mengatasi permasalah gaji guru swasta yang minim ini,” pungkas Yanero. (fin)

Kasus Guru memukul Siswa

Dipukul Guru, Siswa Pingsan

SAMPIT — Dunia pendidikan Kotawaringin Timur kembali tercoreng. Gara-gara dipukul oleh sang guru, seorang pelajar SMP harus dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) RSUD dr Murdjani, kemarin.
Peristiwa naas ini dialami Ahmad Sopyan (16), pelajar kelas IX-B SMP Negeri 8 Sampit. Pemukulan dilakukan pada Selasa (10/2) pagi saat jam pelajaran sekolah.
Menurut rekan satu kelas korban, M. Apriliannur (16), pemukulan terjadi saat mereka sedang mengikuti mata pelajaran kesenian. Sang guru yang diketahui bernama Pak Mancu tiba-tiba mendatangi ruangan kelas dan langsung memukul Ahmad tanpa peringatan sebelumnya.
“Karena kebetulan jam pelajaran kesenian, kami pun main-main gitar. Pak Mancu yang sedang mengajar di ruangan sebelah (kelas IX-A) datang dan langsung memukul Ahmad dengan sapu,” ujar Apriliannur di rumah sakit, kemarin.
Setelah mendapat dampratan sang guru, Ahmad langsung muntah-muntah hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Melihat itu, pihak sekolah lantas menghubungi orang tua korban. Khawatir terjad sesuatu, Masdi (46) orangtua korban lantas mengantar putranya ke IGD RSUD dr Murjani Sampit.
“Saya dikabari, kalau anak saya sedang sakit, ternyata dia pingsan setelah dipukul pakai sapu oleh gurunya. Kasus ini akan kami tuntut melalui jalur hukum,” tandasnya.
Terpisah, Mancu sang guru tak menapik kalau dirinya melakukan pemukulan kepada Ahmad Sopyan. Guru Matematika ini spontan memukul lantaran sebelumnya korban tidak mengindahkan teguran darinya.
“Saya juga kaget, kenapa bisa sampai begini, padahal pukulan itu hanya satu kali saja,” katanya.
Pukulan spontan itu menurutnya mengenai pundak bawah sebelah kanan. Ditenggarai kondisi korban saat itu sedang tidak sehat sehingga mengakibatkan pingsan. “Pukulan itu hanya mengenai bagian ujung sapu,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Hj Maspa membenarkan bahwa telah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh salah satu tenaga pendidik di sekolahannya. Menurutnya, hal ini akan diupayakan penyelesaian secara kekeluargaan.
“Orang tuanya itu baik-baik, apabila kami panggil yang berkaitan dengan anaknya, dia rela datang undangan kami,” terang Maspa.
Menengok latar belakang korban selama menempuh pendidikan di SMP Negeri 8, Ahmad Sopyan kerap melakukan berapa pelanggaran tata tertib sekolah. Pelanggaran itu terdiri dari, pernah dua kali kedapatan sedang mengisap rokok disekitar areal sekolahan, membolos serta rambut panjang.
”Ketika itu tindakan kami hanya menegur yang bersangkutan,” terang Mancu.
Terpisah, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kotim Yanero mengaku terkejut mendengar peristiwa pemukulan tersebut. Menurutnya, pihaknya telah mengirimkan tim untuk memeriksa lebih lanjut tentang motif pemukulan tersebut.
“Kami sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mengecek langsung tentang insiden tersebut,” kata Yanero.
Menurutnya, tindakan itu tidak benar dan tidak pantas dilakukan oleh seorang pendidik. “Bukankah tugas seorang guru itu adalah mendidik dan membimbing siswa kearah perbaikan bukannya melakukan tindak kekerasan,” tegas Yanero.
Yanero menyatakan dirinya sangat prihatin atas insiden tersebut dan berupaya untuk menindak tegas guru yang bersangkutan apabila itu benar dilakukan. “Bagi guru honor akan diberhentikan dan bagi guru PNS akan diberikan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku,” terang Yanero. (fm/fin)

Janji Pemkab Kotim

Ancang-Ancang Gratiskan Semua Jenjang Pendidikan

SAMPIT – Perhatian Pemkab Kotim terhadap dunia pendidikan masih sangat besar. Setelah tahun ini menerapkan pendidikan gratis untuk SD dan SMP, maka pada tahun 2010 direncanakan gratis pada jenjang pendidikan SMA sederajat.
“Ini tetap menyesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Kita berharap tahun 2010 biaya pendidikan semua jenjang bisa digratiskan,” ujar Bupati Kotim HM Wahyudi K. Anwar saat membuka musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Senin (9/2).
Tak hanya itu mengacu prioritas pembangunan di tahun 2009, program lainnya seperti infrastruktur, kesehatan dan ekonomi kerakrayatan tetap akan dilanjutkan. Untuk bidang infrastruktur, misalnya dilakukan pembuatan jalan dan drainase di pemukiman yang padat.
Kemudian pada bidang kesehatan, akan ditingkatkan prasarana puskemas yang ada. Karena puskemas yang sudah dibuat dengan fasilitas rawat inap ini akan mampu menampung masyarakat di sana. Selain itu masyarakat disekitar tidak perlu jauh lagi untuk berobat ke Sampit.
“Pembangunan yang kita prioritaskan adalah pembanguan yang tergantung dari kepadatan penduduknya. Jadi wilayah yang lain jangan cemburu pada Kecamatan Samuda. Karena Samuda penduduknya cukup padat,” tuturnya.
Lebih lanjut bupati mengatakan, masalah ekonomi kerakyatan sangat berkaitan dengan adanya sebuah sarana jual beli. “Ingat perencanaan pembangunan ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat. Jika masyarakat hanya sekedar menonton saja maka Kabupaten Kotim tidak akan maju,” ungkapnya.
Sementara hadir pada kegiatan itu, angota DPRD Kabupaten Kotim, unsur muspika, unsur pemuka agama, dan masyarakat setempat. Selain di kecamatan Mentaya Hilir Selatan, musrenbang juga digelar di kecamatan Baamang dan Parenggean. (raf/ton)

Gaji Guru Swasta Kotim

Dana Daerah untuk Guru Swasta Nihil

SAMPIT – Harapan guru swasta untuk hidup sejahtera dengan gaji yang memadai masih sekadar harapan. Pasalnya anggaran untuk gaji mereka yang digelontorkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim nihil.“Sejak dulu anggaran dari Disdikpora dan PGRI untuk membantu guru swasta tidak ada,” kata Ketua PGRI Kotim M. Yusuf.
Sejatinya, kata Yusuf, sebagai induk mereka, Disdikpora memperhatikan nasib para guru swasta termasuk guru bantu, honorer, maupun tidak tetap. “Bagaimana mungkin kami menuntut mereka untuk melakukan peningkatan mutu pendidikan, sementara gaji guru swasta itu masih minim,” imbuh Yusuf.
Yusuf mengatakan selama ini kebijakan menentukan gaji guru swasta atau honorer ditentukan oleh komite sekolah atau yayasan, sedangkan untuk besarannya tergantung jumlah siswa didik di sekolah tersebut. “Kalau siswa didiknya banyak, berarti gaji guru tersebut memadai. Atau dengan kata lain sesuai dengan batas kemampuan dari yayasan,” sebut Yusuf.
Meskipun saat ini banyak bermunculan sekolah swasta, seperti taman kanak-kanak (TK), justru yang terjadi penggajian tenaga pengajarnya tidak dilakukan secara komprehensif. “Mendirikan sekolah bagus tapi harus dikaji secara matang sebelum mendapatkan keluhan,” tegas Yusuf.
Sementara itu, Kepala TK Islam Terpadu Desa Jemaras Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotim Syahdatiweni menuturkan, di sekolah yang ia pimpin juga soal gaji gurunya sangat minim ini berdasarkan jumlah siswa didiknya juga sangat sedikit sekitar 18 orang, sehingga gaji gurunya disesuaikan dengan pembayaran siswa didik tiap bulan. “Kadang-kadang guru menerima gaji tiap bulan hanya Rp60 ribu tergantung pembayaran siswa,” ungkapnya.
Guru TK Harapan Bangsa Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotim Nelly menambahkan, sangat prihatin atas gaji guru swasta yang diterima tiap bulan. Dia mengharapkan kepada PGRI Kotim untuk memperjuangkan nasib para guru swasta sehingga mutu pendidikan semakin terwujud dengan nyata dan kesejahteraan guru bisa dinikmati. (fin)

SMA Maranatha Sampit

Kepala SMA Maranatha Diganti

SAMPIT – Kepala SMA Maranatha Sampit Guntak digantikan Daniel Joko Suwarno SPd kemarin (6/2). Acara dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Calon I Ranggon dan juga ketua Yayasan Pendidikan Kristen Riduan Kesuma serta dewan guru dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA.
Calon mengatakan, antara kepala sekolah lama dan baru hendaknya tetap berkomunikasi demi kemajuan SMA Maranatha.
Sementara itu kepala sekolah lama, Guntak, mengisahkan, awal dirinya menjabat pada 1993, sekolah yang dikepalainya sempat terseok-seok karena kekurangan tenaga pendidik. Berkat kesabaran dalam mengabdi, akhirnya sedikit demi sedikit ada peningkatan. Gaji guru yang masih kembang kempis lantaran tidak terbayarkan juga sempat ia ungkapkan.
”Kadang-kadang sekolah ngutang dulu, setelah ada dananya baru dibayar, itupun tidak sepenuhnya. Guru honorer hanya menerima gaji Rp 200 ribu perbulan,” ungkapnya.
Daniel Joko Suwarno mengatakan, akan meneruskan perjuangan yang telah dipindah tangankan namun perlu didukung semua pihak agar pendidikan di SMA Maranatha berjalan sesuai dengan harapan dan keinginan bersama.
Sedangkan Ketua Yayasan Kristen Riduan Kesuma menuturkan, gaji guru akan dinaikan sekitar Rp 500 perbulan pada tahun ajaran baru 2009/2010. (fin)
Kasek Swasta Dijabat PNS

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah mengangkat beberapa guru pegawai negeri sipil (PNS) untuk menjadi kepala sekolah (Kasek) swasta, khususnya tingkat SMA Sederajat.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs Calon I Ranggon mengatakan, kini hanya ada satu sekolah yang belum ada pengangkatan, yakni SMA PGRI Terantang. Kaseknya belum diganti karena yayasan belum mengajukan surat permohon ke dinas.
Dia menambahkan, hingga kini ada lima sekolah swasta yang dikepalai PNS. ”Kami berharap bagi sekolah swasta yang belum dikepalai dari golongan PNS bisa mengajukan ke Dinas Kabupaten,” ucapnya usai serah terima jabatan Kasek SMA Maranatha Sampit kemarin. (fin)

SDN 2 Ketapang

Siswa Antre Buang Hajat

SAMPIT – Meskipun berstatus sekolah negeri, ternyata tidak menjamin fasilitas yang tersedia sudah memadai. Buktinya murid SDN 2 Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotim, harus antre saat buang hajat karena keterbatasan kamar kecil.
Selain permasalahan di atas, bau milik perusahaan PT Sampit yang cukup menyengat pada jam-jam tertentu terkadang menganggu proses belajar mengajar di sekolah. ”Biasanya munculnya bau karet yang cukup menyenangat sekitar pukul 10.00 WIB ke atas,” kata Kepala SDN 2 Ketapang Sardiman kemarin (4/2).
Meskipun pihak sekolah sudah berupaya memberikan pengharum ruangan, namun bau karet tetap tidak terbendung. Akhirnya para siswa maupun guru tidak mempermasalahkan hal itu. ”Kalau menurut penjelasan para ahli apabila manusia menghirup bau yang tidak sedap selama 15-25 tahun akan mengalami gangguan kecerdasan (IQ),” sebut Sardiman.
Meskipun demikian, sebagai langkah untuk membantu pihak sekolah perusahaan PT Sampit memberikan bantuan berupa buku paket pelajaran yang disumbangkan secara sukarela. ”Perusahaan pernah memberikan bantuan berupa buku paket untuk dibagikan secara gratis kepada seluruh siswa dan bentuan berupa meja kursi,” beber Sardiman.
Sementara itu, yang masih mengganjal dalam benak, kenapa SD yang berstatuskan Negeri, fasilitasnya tidak diperhatikan secara serius. ”Masalah WC dan pagar mudah-mudahan bisa teralisasikan semua,” pinta Sardiman.
Dengan keadaan sekarang, siswa maupun guru harus tetap antri untuk buang hajar ke kamar kecil karena pemerintah daerah terutama Dinas Dikpora Kabupaten Kotim belum memberikan alokasi dana khusus untuk pembangunan WC dan pagar apabila pihak sekolah tidak mengajukan tentang faslitas yang dibutuhkan. (fin)

Dana BOS 2009

SD Rp 397 ribu, SMP Rp 570 ribu

SAMPIT – Pemerintah menganggarkan kenaikan anggaran bantuan operasional sekolah atau BOS bagi siswa SD dan SMP pada 2009. Peningkatan BOS ini untuk mewujudkan wajib belajar 9 tahun gratis dan bermutu sehingga masyarakat tidak lagi dibebani berbagai pungutan yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero mewanti-wanti dengan kenaikan tersebut pihak sekolah agar tidak melakukan kecurangan dalam melakukan pemanfaatan dana BOS. Untuk itu, Yanero pun berjanji akan memperketat pengawasan mulai tingkat sekolah sampai dinas yang dipimpinnya.
“Sekolah jangan main-main soal penggunaan uang BOS itu. Kalau ada yang ketahuan berbuat curang, saya berjanji akan memberi sanksi tegas. Bahkan, bukan hanya sanksi dari saya, tapi juga dari departemen pendidikan,” tegas Yanero.
Sebagaimana diketahui, tahun ini, BOS untuk jenjang SD di kabupaten sebesar Rp 397 ribu. Sedangkan, di kota sebesar Rp 400 ribu. Untuk jenjang SMP, sekolah di tingkat kabupaten mendapat bantuan Rp 570 ribu. Sedangkan, kota mendapat Rp 575 ribu. Dana sebesar itu sudah mencakup bos buku.
Terkait jumlah penerima dana BOS untuk tahun 2009, Yanero belum mengetahuinya. Tapi menurutnya kemungkinan tidak akan jauh dengan jumlah penerima tahun 2008.
Penerima dana dari program kompensasi pengurangan subsidi (PKPS) BBM untuk tingkat SD tahun 2008 berjumlah 49.024 murid dari 320 SD. Sedangkan untuk SLTP diberikan kepada 67 sekolah yang meliputi 12.131 pelajar.Lebih lanjut, Yanero menjelaskan, tak ada yang berubah pada proses penyaluran bantuan yang menjadi bagian program kompensasi pengurangan subsidi (PKPS) BBM tersebut. “BOS umum maupun khusus buku, sama-sama langsung ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. Saat ini dana itu masih di pusat, tinggal tunggu cairnya. Yang jelas, dalam APBN sudah dianggarkan,” tandas Yanero. (ton)

SD Cita Bunda Sampit

Praktik Tinkom,
Lihat Bikin Koran

SAMPIT- Banyak metode dan cara yang bisa dilakukan dalam mengenalkan teknologi informasi (TI) kepada murid-murid sekolah. Sekolah Dasar (SD) Cita Bunda Sampit, misalnya, Sabtu (7/3) lalu, puluhan murid-muridnya berkunjung ke Redaksi SKH Radar Sampit. Itu bagian dari praktik pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (Tinkom), Bahasa Indonesia dan Sosial.
Di tangan para murid, terlihat secarik kertas (format) yang digunakan sebagai panduan pertanyaan agar murid mengetahui siapa nama pemimpin redaksi, ruangan apa yang sedang dimasuki, dan bagaimana proses pembuatan koran sampai ke tanggan para pembaca setia Radar Sampit.
Didampingi langsung oleh kepala SD Cita Bunda Sampit Suyoso, beberapa guru pembimbing, serta orang tua wali murid, murid yang berjumlah sekitar 62 orang ini berkumpul di halaman kantor. Sebelum masuk ke ruangan, murid mengenakan kostum baju kuning dan celana kehijauan diperkenalkan dengan pemimpin redaksi (pemred). “Silakan tanya, siapa nama bapak yang ada di hadapan ini,” ucap Suyoso.
Setelah memperkenalkan diri, murid yang diajarkan sejak dini dengan bahasa Inggris ini kemudian dipersilakan memasuki ruangan redaksi. “Ini adalah ruangan redaksi tempat pembuatan dan pengeditan berita,” kata Ajid Kurniawan saat diminta keterangan mengenai fungsi ruangan pertama yang dimasuki.
Puas bertanya, kemudian murid digiring kembali untuk melihat proses selanjutnya, yakni penyusunan gambar dan berita (montage). “Ini adalah montage tempat peletakan gambar dan berita sebelum dibawa ke ruang percetakan,” kata Brima.
Setelah mendengar dan melihat langsung proses montage, mereka giliran diajak melihat ruangan percetakan. “Setelah ini ke mana mas,” tanya salah satu guru pendamping. “Ke ruangan percetakan,” jawab wartawan koran ini.
Didalam ruangan percetakan, murid SD Cita Bunda kelas 1 dan 2 ini sangat antusias sekali, dengan berlari kecil mereka saling berebutan untuk memasuki ruangan. Setiba didalam ruangan mereka disambut hangat. “Ini adalah mesin cetak, sebelum jadi koran dan diedarkan ke masyarakat umum,” kata Feri saat menjelaskan tentang mesin cetak.
Setelah mengetahui secara garis besarnya proses pembuatan koran kemudian para murid, guru dan karyawan beserta pemred Radar Sampit mengadakan foto bersama menandakan kunjungan telah berakhir.
Kepala SD Cita Bunda Sampit Suyoso mengatakan, tujuan diadakannya kunjungan ini adalah dalam rangka pengamatan langsung tentang proses pembuatan koran kebanggaan warga Kotawaringin Timur dan mengaplikasikan kegiatan ujian tengah (mid) semester.
“Karena ada pelajaran tentang tinkom, bahasa Indonesia dan sosial, maka murid ini diberikan kesempatan langsung untuk melihat proses pembuatan koran secara nyata,” katanya kemarin (7/3).
“Kami berharap agar kunjungan ini sebagai salah satu gerbang bagi generasi penerus untuk melihat secara riil tentang perkembangan teknologi hingga saat ini sehingga sangatlah tepat semua itu dikuasai agar kedepannya mampu bersaing secara sehat,” harapnya. (fin)

Guru Agama Kaharingan Akan di Rekrut

Kotim Minim Guru Agama Hindu Kaharingan

SAMPIT – Kekurangan guru di Kabupaten Kotim sudah menyeluruh. Tidak hanya guru bidang studi, tapi juga guru agama. Salah satu, yang paling mendesak dan perlu mendapat perhatian adalah kekurangan guru agama Hindu Kaharingan.
Ketua Umum Mejelis Besar Agama Hindu Kaharingan Pusat Palangka Raya Kalimatan Tengah (Kalteng) Rangkap Inau mengatakan, pihaknya akan mengajukan ke pusat agar guru agama Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timut (Kotim) dilakukan penambahan.
“Kami berharap guru agama hindu kaharingan itu juga ada,” katanya usai kegiatan Musda IV Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) di komplek Kaharingan Center jalan Jenderal Sudirman km. 2,7 arah Pangkalan Bun-Sampit.
Menurutnya, guru agama Hindu Kaharingan itu sangat penting mengingat guru yang ada di sekolah biasanya mengajarkan ke anak didiknya menyesuaikan dengan agama yang dianutnya. “Biasanya guru menyesuaikan dengan agama yang dianutnya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sekitar 500 guru se-Kalteng ada guru agama Hindu Kaharingan, sementara di Kabupaten Kotawaringin Timur masih minim.
“Mudah-mudahan melalui Musda IV MD-AHK ini merumuskan dan mengajukan diadakannya guru agama kaharingan sehingga siswa yang beragama hindu kaharingan bisa belajar sesuai dengan agama yang dipercayanya,” pungkasnya. (fin)

Kegiatan Club Jelajah Sampit

Club Jelajah SMAN 4 Uji Nyali

SAMPIT – Club Jelajah SMA Negeri 4 Sampit kembali beraksi. Kali ini mereka uji nyali bukan di kandang sendiri, tapi di depan Museum Kayu Sampit kemarin (1/3).
Rahmat Yulianoor mengatakan, latihan di lokasi ramai bukan pamer kebolehan, tapi membuktikan bahwa club jelajah SMA Negeri 4 Sampit punya tim dan sudah teruji. Sehingga, masyarakat bisa menilai sejauh mana perkembangannya. Kegiatan yang melibatkan 30 siswa dari SMAN 4 Sampit dan beberapa alumni ini cukup menyita perhatian masyarakat.
Rahmat menjelaskan, panjat tebing atau panjat dinding tak lepas dari kegiatan pendakian gunung. Di saat mereka mencapai ketinggian tertentu, maka akan dibutuhkan teknik-teknik pendakian khusus dengan cara memanjat.
Pada perkembangannya, aktivitas memanjat dapat dibagi dua bagian, yakni panjat tebing (adventure climbing) dan panjat dinding (sport climbing). Adventure climbing merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk petualangan. Media aktivitasnya meliputi tebing-tebing di alam terbuka.
Adapun sport climbing dilakukan di media dinding atau papan buatan. Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh dan lebih sering dikompetisikan. Tapi, bukan berarti adventure climbing tidak bertujuan untuk menjaga stamina tubuh.
Terlepas dari teknik dan metodenya, dibandingkan panjat tebing, memanjat dinding buatan relatif lebih mudah. Dinding buatan biasanya didirikan di lokasi-lokasi keramaian, seperti kampus, mal atau pusat olahraga. Kondisi ini berbeda dengan panjat tebing, seorang pemanjat harus melakukan perjalanan panjang untuk mencapai kaki tebing sebelum melakukan pemanjatan.
Terlepas dari perbedaan di atas, baik panjat tebing maupun panjat dinding telah populer di masyarakat. Ketrampilan dasar yang harus dikuasai pemanjat. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan panjat tebing/dinding. Pertama, perlunya latihan yang dilakukan secara rutin. Kedua, penguasaan medan dan perlengkapan. Seperti halnya olahraga lainnya, panjat tebing juga memerlukan persiapan fisik, selain mental.
Ia berharap, kegiatan ini bisa berjalan atas dukungan instansi terkait. ”Walaupun dalam pelaksanaannya banyak kekurangannya, semoga kegiatan ini dapat diterima masyarakat luas sebagai olahraga yang penuh tantangan dan keberanian,” harapnya.
Sebelum melakukan kegiatan ini, siswa SMA Negeri 4 juga melakukan pengecatan pagar pekuburan Kristen di Taman Kota dan membagikan brosur pencegahan demam berdarah. (fin)

Agenda Disdikpora Kotim

Jadwalkan Jambore Guru di Ujung Pandaran

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim kembali akan menggelar jambore guru. Kegiatan yang dijadwalkan pada bulan Juni mendatang akan digelar di Pantai Ujung Pandaran, kecamatan Teluk Sampit.
Kepala Disdikpora Kotim Drs H Yanero mengatakan bulan Juni dipilih karena saat itu sekolah sudah memasuki libur kenaikan kelas.
“Kegiatan kita jadwalkan selama tiga hari. Untuk peserta diikuti perwakilan guru dari seluruh kecamatan di Kotim dan perwakilan guru dari kabupaten lain,” ujar Yanero.
Dia menargetkan untuk peserta lokal sebanyak 3.000 guru, sedangkan untuk perwakilan dari kabupaten lain ditargetkan seribu guru.
“Kami berharap kegiatan ini akan berlangsung meriah. Selain itu semakin menambah suasana keakraban sesama guru dan menjalin tali silahturahmi,” ucapnya.
Tak hanya itu, jambore guru kali ini juga akan diisi dengan kegiatan sosial, diantaranya bedah rumah untuk warga miskin. Lokasi bedah rumah ditetapkan di Desa Basawang dan Desa Lempuyang. “Ada sekitar tiga rumah yang akan dibedah ini menyesuaikan dengan kontribusi guru,” kata Yanero.
Dia menambahkan, bedah rumah ini terlaksana berkat sumbangsih para guru untuk membantu masyarakat yang berada digaris kemiskinan. “Guru bukan hanya mengajar didepan para anak didiknya. Mereka juga peduli sesama,” jelasnya.
Disamping itu lanjut dia, selain bedah rumah juga diadakan sunnatan massal. “Masalah persiapan mulai sekarang sudah dilaksanakan seperti mempersiapkan fasilitas air dan pendopo,” pungkas Yanero. (fin)

26 Maret 2009

Bupati Tampung Masalah Guru

Perwakilan Guru Tumpahkan Uneg-uneg ke Bupati

SAMPIT – Ratusan guru dan kepala sekolah se-kabupaten Kotim memanfaatkan kegiatan silahturahmi dengan bupati Kotim untuk menyampaikan uneg-unegnya. Digelar secara sederhana di rumah jabatan, kemarin (24/3) persoalan pendidikan di masing-masing sekolah mereka sampaikan.
Kepala SMPN 8 Sampit Maspa S. Puluhulawa menyampaikan sekolahnya kerap menjadi langgaran banjir saat musim penghujan. Kondisi ini, katanya, telah berlangsung lama dan cukup mengganggu proses belajar.
“Setiap hujan deras air merembet masuk keruangan sehingga mengganggu proses belajar mengajar,” kata Maspa.
Selain itu persoalan belum dicairkan dana bantuan operasioanl sekolah (BOS) hingga triwulan pertama (Januari-Maret) banyak mendapat keluhan pihak sekolah. Belum lagi fisik bangunan dan dibeberapa sekolah yang mengalami kerusakan dan belum tersentuh rehabilitasi.
Menanggapi persoalan itu, bupati Kotim HM. Wahyudi K. Anwar mengaku akan menampungnya dan berjanji akan melaksanakannya dengan tetap mengacu prioritas pembangunan.
“Persoalan pendidikan tidak hanya itu, kekurangan guru juga masih menjadi kendala kita. Karenanya secara bertahap permasalahan-permasalahan dibidang pendidikan tetap menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan setiap tahunnya,” jelas bupati.
Ditambahkannya, mulai tahun ini aloaksi dana BOS yang dikucurkan pemerintah pusat mengalami kenaikan. Untuk SD sebesar Rp397 ribu persiswa/tahun dan SMP sebesar Rp570 ribu persiswa/tahun. Sedangkan BOS dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp3 juta persekolah/tahun untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs.
Disamping itu, lanjutnya, pemkab Kotim juga menyediakan dana pendamping BOS sebesar Rp5 juta persekolah/tahun untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs. “Dengan adanya dana BOS yang akan diserahkan kesekolah hendaknya dipergunakan secara tranparan dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan,” sebutnya. (fin)

SMKN 1 Sampit unggul di LKS-SMK Provinsi

Kotim Juarai LKS-SMK di Palangka Raya

SAMPIT – Kontingen sekolah menengah kejuruan (SMK) dari Kotawaringin Timur (Kotim) berhasil menjuarai Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Provinsi di Palangka Raya 16-19 Maret. Perwakilan Kotim hanya kehilangan dua piala yakni joinery dan brick laying, program teknik bangunan.
Mereka juga meraih juara pertama debat Bahasa Inggris, TI web desain dan Akuntansi. Untuk juara kedua, lomba budidaya pertanian, tata kecantikan kulit, administrasi perkantoran, dan penjualan/pemasaran. Sedangkan juara ketiga yakni lomba tata kecantikan rambut, TI networking, elektronica aplication, otomotif, wall and tilling dan cabinet making.
Kepala Seksi SMK pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotim Muhdlori mengatakan, kejuaraan LKS-SMK yang didominasi siswa SMKN 1 Sampit. “Bagi mereka yang juara pertama akan diikutsertakan di tingkat nasional,” katanya. Peraih juara ini tentunya bukan hanya hasil jerih payah dari siswa semata, melainkan ada pembimbing dan pembina yakni guru yang berkompeten.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan, perjuangan yang dilalui di tingkat Provinsi cukup berat, apalagi harus bersaing dengan 37 SMK se-Kalteng. “Untuk debat Bahasa Inggris berhasil meraih juara pertama,” kata mantan Kepala SMKN 1 Handil Sohor Mentaya Hilir Selatan (MHS) Samuda ini.
Kepala Disdikpora Kabupaten Kotim Drs Yanero mengucapkan selamat dan bangga atas kontingen Kabupaten Kotim yang menjadi juara. “Janganlah berpuas diri dengan apa yang baru saja diraih. Akan lebih baik untuk terus meningkatkan belajarnya karena pada tingkat Nasional lawan yang dihadapi tentunya cukup tangguh yakni dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia,” ujar Yanero. (fin)

Seranau bekali guru dengan pelatihan

Kecamatan Seranau Gelar Pelatihan MBS

SAMPIT – Sebanyak 80 guru SD/MI dan SMP se-kecamatan Seranau menggikuti pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang digelar di SDN 1 Mentaya Seberang, kemarin (23/3). Kegiatan ini menindaklanjuti hasil keputusan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang menunjuk lima kecamatan untuk menggelar pelatihan MBS.
Camat Seranau Sarwo Oboi membacakan sambutan Kepala Disdikpora Kotim Yanero mengatakan kegiatan untuk peningkatan mutu pendidikan dititik beratkan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan. Misalnya pelatihan guru tentang MBS termasuk pada pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) serta pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL), Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Dia melanjutkan, kegiatan pelatihan MBS ini dilaksanakan di 5 Kecamatan yakni Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Utara, Seranau, Cempaga Hulu dan Antang Kalang. Dan pelaksanaan di masing-masing sekolah dengan melibatkan guru-guru SD/SMP dan Komite Sekolah sebagai peserta pelatihan.
Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Seranau Hamidansyah mengatakan, kegiatan MBS ini dilaksanakan selama 3 hari yakni 23-25 Maret 2009 yang diikuti sekitar 80 guru SD/MI dan SMP Se-Kecamatan Seranau.
Dia menambahkan, materi yang disampaikan mencakup tentang pendidikan dan program P2DTK, MBS, perencanaan sekolah, RKL dan evaluasi. “Untuk fasilitatornya yang berkompeten dibidangnya masing-masing,” katanya.
Ketua panitia Fitriadi menambahkan, tujuan kegiatan ini untuk membantu pemerintah daerah dalam mempercepat dan mendorong meningkatnya kualitas pendidikan didaerah tertinggal terutama di Kecamatan Seranau ini. (fin)

PGRI Nasib Mu Kini

PGRI Tagih Janji Pemkab Bangun Sekretariatan

SAMPIT – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kotim menagih janji Pemkab Kotim yang akan membangunkan sekretariatan. Pasalnya hingga kini, organisasi yang membawahi ribuan guru di Kotim ini belum mempunyai sekretariatan yang refresentatif.
“Dulu pemkab Kotim pernah menjanjikan itu. Tapi sampai sekarang belum juga direalisasikan. Saya minta Pemkab bisa konsisten dengan janjinya,” kata Ketua PGRI Kotim M Yusuf.
Padahal, kata Yusuf, dibanding organisasi lain, PGRI merupakan organisasi besar. Tapi justru, soal bantuan yang digelontorkan Pemkab Kotim, PGRI menempati urutan bontot. “Saran saya kalau mau adil PGRI jangan dibantu dan organisasi lain juga tidak dibantu,” cetusnya.
Sementara terkait masih minimnya gaji guru swasta dan guru honorer daerah, PGRI tak memungkirinnya. Namun, bukan berarti pihaknya berdiam diri.
“Untuk guru swasta keputusan penggajian ada di tangan yayasan, sementara guru honorer daerah berada dibawah komando Pemkab Kotim. Sejauh ini kita sudah sampaikan keluhan itu, tapi alasannya selalu terbatasnya anggaran yang dimilik,” terang Yusuf.
Melihat kondisi itu—keuangan yang minim—Yusuf meminta, para guru swasta dan honorer daerah tidak perlu berharap mendapatkan tambahan penghasilan dari dana APBD. Tapi yang perlu dilakukan adalah mengikuti sertifikasi guru.
Setidaknya dengan mengikuti sertifikasi guru, akan mendapatkan tunjangan yang bisa meningkatkan penghasilan pada guru.
“Akan lebih baik mengikuti sertifikasi guru daripada selalu berharap yang tidak pasti,” pungkasnya. (fin)

Janji Bupati Seruyan

Darwan Janjikan PNS bagi Alumni UNDA

SAMPIT – Bupati Seruyan akan memprioritaskan bagi lulusan Universitas Darwan Ali (UNDA) terutama Kabupaten Seruyan bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. “Asalkan Alumni UNDA, jadi prioritas” ucap Darwan dalam acara wisuda sarjana UNDA di Gedung Serbaguna Sampit kemarin (16/3).
Orang nomor satu di Seruyan ini juga berencana mengembangkan UNDA sampai ke pelosok, yakni Kecamatan Hanau dan Danau Sembuluh. Dua wilayah tersebut disediakan masing-masing 500 hektar yang dibagi 200 hektar untuk fakultas dan 300 hektar untuk penelitian.
”Karena itu, orang tua tidak perlu jauh-jauh lagi untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi,” ucapnya dalam acara wisuda 37 sarjana ekonomi, 47 sarjana komputer, dan 16 pasca sarjana.
Ketua Dewan Pembina Yayasan UNDA ini berharap UNDA menciptakan jejaring dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat untuk menjadikan universitas yang diminati sekaligus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan.
“Kepada pemimpin universitas dan seluruh civitas akademik UNDA, termasuk wisudawan dan alumni harus meningkatkan intensitas dan mutu kerjasama, guna mendorong perkembangan UNDA kearah yang lebih baik,” harapnya.
Sementara itu, rektor UNDA Prof Ujianto menambahkan, wisuda dapat dipandang sebagai tonggak awal bagi seseorang untuk memulai perjuangannya menghadapi kehidupan nyata yang sudah tentu sangat kompleks dan dinamis.
Selain itu, lanjut dia, pendidikan harus dapat membantu seseorang mengenali dan mengembangkan kemampuannya, membantu seseorang mengidentifikasi masalah yang dihadapi serta menuntun untuk menemukan jalan terbaik yang harus dipilih. (fin)

SMKN 1 MHS Uji Kompetensi

Siswa SMK Presentasikan Hasil Penelitian

SAMPIT – Sebanyak 33 siswa kelas III SMK N 1 Mentaya Hilir Selatan (MHS) Handil Sohor Kabupaten Kotawaringin Timur mengadakan uji kompetensi dengan mempresentasikan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan sejak November 2008 hingga Februari 2009.
Ujian ini dilaksanakan setelah melalui beberapa tahapan, mulai dari pengolahan lahan sampai pemanenan. Sebelumnya siswa juga melaksanakan serangkaian penilaian dari penguji ekstenal dari perwakilan Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Samuda dan penguji internal diwakili dari Guru SMKN 2 Sampit.
Kepala SMKN 1 MHS Kecamatan Samuda Kabupaten Kotim Mahmud mengatakan, uji presentasi ini untuk menilai sejauh mana para siswa bisa menguasai keterampilan di lapangan. Setelah itu dipresentasikan di depan penguji sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka.
Dia menambahkan, presentasi ini juga merupakan salah satu syarat kelulusan siswa SMK. Nilai uji kompetensi ini akan diakumulasikan dengan nilai Ujian Teori Kejuruan Utama yang akan dilaksanakan serentak 24 Maret 2009 mendatang.
Kepala Program Keahlian Herwin Budiyanto berharap, ujian ini bisa menambah wawasan bagi siswa dalam hal pembudidayaan tanaman. Setelah lulus siswa dapat menerapkan ilmu yang mereka peroleh di bangku SMK di dunia kerja sehingga lulusan SMK tidak dianggap remeh masyarakat. (fin)

Ketapang persiapkan anak ke UASBN

Dana Bos Belum Cair, Tryout Dana Swadaya

SAMPIT– Dinas Cabang Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kecamatan Ketapang, Kabupaten Kotim maju selangkah. Ini jika berbicara persiapan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) 11-13 Mei mendatang.
Tryout tahap kedua yang dilakukan kemarin menggunakan dana hasil swadaya, mengingat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diharapkan masih mengendap di Dinas Provinsi.Tryout tahap kedua bekerjasama dengan lembaga independen yakni Primagama Sampit. “Untuk soalnya kami serahkan kepada Primagama,” kata Kepala Cabang Disdikpora Kecamatan Ketapang Jumaidi kepada Radar Sampit kemarin (13/3).
Menurutnya, menggandeng lembaga independen ini akan terlihat jelas batas kemampuan peserta didik meskipun soal yang dibuat mengacu pada standar kompetensi lulusan (SKL). “Kita akan tahu seberapa kemampuan murid dalam mengerjakan soal di luar dari sekolah, tapi tetap mengacu pada soal yang akan di UASBN-kan,” jelasnya.
Dia menambahkan, ada sekitar 1414 peserta yang terbagi per gugus dan jumlah per gugus sebanyak 8 gugus. “Ini khusus yang ada di wilayah Kecamatan Ketapang,” imbuhnya.
Mengenai pengkoreksian, juga diserahkan kepada Primagama apakah akan dikoreksi di Sampit atau di Palangka Raya. “Kami tidak mengetahui persis tempat pengkoreksian menggunakan alat scanner, yang jelas kami sudah menyerahkan sepenuhnya,” tandasnya.
Soal lembar jawaban komputer (LJK) kali ini berbeda seperti pada umumnya yang menggunakan sistem membulati, melainkan sistem silang. “Ini bertujuan agar murid bisa mengerjakan soal LJK dengan sistem apa saja karena sudah dibekali dengan dua sistem yakni membulat dan menyilang,” pungkasnya. (fin)

Kurikulum Lantas Masuk Pelajaran di Sekolah

Disdikpora Kotim Menyambut Baik
Kurikulum Lantas

SAMPIT– Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotawaringin Timur menyambut baik adanya peraturan lalu lintas masuk kedalam kurikulum pendidikan di sekolah pada setiap jenjang.
Program ini dinilai sangat positif sehingga masyarakat terutama para pelajar mengetahui tentang rambu-rambu di jalan raya sejak dini, dan diharapkan angka kecelakaan bisa diminimalisasi. “Kami menyambut hangat, namun kami masih menunggu petunjuk dan teknisnya,” kata Kepala Disdikpora Kotim Yanero kepada Radar Sampit kemarin (10/3).
Menurutnya, sebagai dinas kabupaten, pihaknya sangat mendukung atas program tersebut akan tetapi belum bisa memastikan karena belum menerima Memorandum of Understanding (MoU) walaupun Satuan Lalu Lintas Polres Kotim sebelumnya pernah merapatkan adanya program tersebut ke pihaknya.
Terkait guru pendidik, Disdikpora tidak bisa memprediksi apakah berasal dari guru sekolah atau langsung dari pihak terkait dalam artian Satlantas. “Semua kita pelajari setelah adanya MoU dan petunjuk teknisnya. Masalah kurikulum juga masih dipelajari, apakah masuk ke kurikulum muatan lokal atau mata pelajaran lain,” cetusnya.
Apabila petunjuk teknis sudah ada, lanjut Yanero, diharapkan program yang sudah dicanangkan oleh Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional bisa berjalan sesuai harapan.
Sementara itu, Kapolres Kotim melalui Kasatlantas AKP Hadi Wahyudi SiK mengatakan, pihaknya pernah mengadakan rapat ke Disdikpora sebagai tindak lanjut rencana Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polisi Daerah Kalimantan Tengah untuk memasukkan pengetahuan lalu lintas dalam kurikulum pendidikan. Rencana ini akan dilaksanakan 2010 mendatang. Sementara, usulan itu sudah masuk ke Dinas Pendidikan Nasional pada Juli 2009. (fin)

Tentang gaji guru lulus sertifikasi

Gaji Guru Rp 5 Juta per Bulan
Bagi yang Lulus Sertifikasi

SAMPIT – Para guru bisa bernafas lega karena pemerintah berjanji akan memberikan gaji sekitar Rp 5 juta perbulan. Syaratnya, yang bersangkutan harus lulus sertifikasi guru.
Kepala Bidang Pengembangan Pelayanan Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Mujafir mengatakan, keprihatinan pemerintah akan gaji guru terus diperhatikan, salah satunya dengan memberikan jalan untuk mengikuti sertifikasi guru.
Kabupaten Kotim ada 207 guru yang lulus sertifikasi dari tahun 2006 hingga 2008. Untuk TK ada dua guru yang lulus dari 352 peserta ujian sertifikasi, SD 50 dari 2450 orang, SMP 80 dari 721 orang, SMA 72 dari 3651 orang dan SMK 3 dari 265 orang.
Menurutnya, dengan adanya sertifikasi tersebut maka gaji dan tunjangan profesional guru akan naik dua kali lipat. “Diperkirakan sekitar Rp 5 juta per bulan,” cetusnya di hadapan sekitar 275 guru dari 4 kecamatan yakni Cempaga, Cempaka Hulu, Kota Besi, dan Telawang di SMP N 1 Cempaga kemarin (25/3/2009).
Dia menambahkan, dengan gaji yang cukup besar tersebut diharapkan tidak ada lagi guru malas untuk mengajar atau kerja nyambi. “Kami mengingatkan bahwa guru yang telah menerima gaji sebesar itu akan dipantau atau dimonitoring sebagai laporan,” bebernya. “Bagi yang bersertifikasi jangan berkecil hati semua akan merata tapi bertahap,” tegasnya.
Salah satu dari guru, Hardi Polisanion, mengatakan, gaji yang diberikan pemerintah itu sebenarnya jauh tertinggal apabila dibandingkan seperti Jepang. “Kalau Negara Sakura gaji untuk guru sudah mencapai Rp 45 juta perbulan,” katanya.
Menanggapi hal itu, Mujafir mengatakan, Indonesia berbeda dengan negara yang lebih maju. Jika dibandingkan dengan zaman dahulu gaji guru terutama pegawai negeri sipil (PNS) hanya sekitar Rp 100 ribu perbulan. “Yang penting sekarang pemerintah sudah memperhatikan nasib guru dengan membuka peluang untuk mengikuti sertifikasi agar gaji yang diterima setara dengan gaji PNS lainnya,” pungkasnya. (fin)