28 September 2009

Dikpora Kotim kerahkan pengawas

Siapkan Pengawas Awasi Guru Bandel

Cek Hari Pertama Masuk Kerja Guru

SAMPIT – Meski jadwal masuk kerja pertama pasca lebaran berbeda dengan pegawai negeri sipil (PNS) kebanyakan, para guru yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) tak bisa berleha-leha. Mereka tetap dituntut untuk konsisten dan tidak menambah libur. Sesuai ketetapan bersama, hari ini bertepatan dengan masuk sekolah perdana pasca lebaran dan itu juga diiringi dengan kembali aktifnya para guru.

Kepala Disdikpora Kotim Drs Yanero ketika dihubungi Radar Sampit mengatakan pengawasan pasca libur lebaran diserahkan kepada pengawas sekolah dan juga kepala sekolah (kasek) bersangkutan.

Menurutnya para guru telah mendapat libur panjang terhitung dari tanggal 7 hingga 27 September. Jadi dengan waktu itu taka ada alasan bagi guru untuk menambah jatah liburnya. “Bagi kepala sekolah wajib membuat laporan absensi tentang guru di sekolah. Mereka yang masuk dan tidak masuk dengan alasannya wajib dicatat,” kata Yanero melalui sambungan telepon, kemarin (27/9).

Selain kasek, lanjut Yanero, pengawas sekolah yang ditugaskan juga harus benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya, terumata dalam membuat pelaporan tentang guru yang tidak masuk pada hari pertama masuk kerja pasca lebaran. “Ini warning bagi seluruh guru bahwa tidak dibenarkan untuk menambah libur. Bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi,” ucapnya.

Dia menguraikan, adapun jenis sanksi tersebut adalah mulai dari terguran, penundaan kenaikan pangkat hingga pemecatan. “Kita lihat seberapa banyak meninggalkan tugas sebelum dijatuhkan sanksi,” sebutnya.

Ia menambahkan, diberlakukannya sistem ini karena mengacu pada perundangan untuk menciptakan disiplin dalam menjalankan tugas. Apalagi di dunia pendidikan karena akan berdampak besar bagi generasi penerus. “Kita hanya ingin bagaimana bisa menghilangkan budaya kurang disipilin menjadi disiplin,” katanya.

Perlu diketahui, pada bulan Juli lalu telah diadakan rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) jenjang SMP dan SMA/MA serta SMK Se-Kotim terus untuk SD dihadiri oleh Kepala Cabang UPTD Dikpora masing-masing. Mereka telah merumuskan tentang jadwal libur ramadan dan libur panjang dimulai dari 7 hingga 27 September. (fin)

26 September 2009

Guru Depag tunggu kepastian

Sertifikasi Guru Depag Belum Jelas

SAMPIT – Hingga kini belum ada kejelasan kapan pengumuman sertifikasi guru di lingkungan Departemen Agama Kotim. Padahal mereka telah mengikuti seleksi sertifikasi yang dilaksanakan di dua tempat yakni di Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fakultas Tarbiyaha Antasari Banjarmasin dan LPTK Universitas Palangka Raya.

“Belum, belum ada informasinya. Tapi bila mengacu kebiasaan tahun-tahun sebelumnya kemungkinan pengumuman sertifikasi Depag setelah Dinas Pendidikan,” kata Kepala Seksi Mapenda Islam Kandepag Kotim Rusdi, kemarin (25/9).

Untuk diketahui seleksi sertifikasi di lingkungan Depag Kotim diikuti sebanyak 54 guru yang terdiri dari 40 guru Pendidikan Agama Islam dan 14 guru madrasyah. “Saat ini yang telah dinyatakan lulus sejak 2007-2008 sebanyak 63 orang,” terangnya.

Untuk tahun 2009, lanjut Rusdi, quora sertifikasi Kotim sebanyak 54 orang sedangkan tahun berikutnya belum juga belum ada kepastian. “Yang berhak menentukan quota adalah Kantor Depag Wilayah Provinsi,” ucapnya.

Selain itu, bagi guru yang telah dinyatakan lulus portofolio kemudian mendapatkan sertifkasi akan mendapatkan gaji tambahan yakni tunjangan guru satu bulan gaji. Dengan iming-iming inilah kebanyakan guru mulai mempersiapkan diri sehingga proses belajar mengajar dikelas ditinggalkan. (fin)

20 September 2009

SMP satu atap baru Antang Kalang

SAMPIT–SMP satu atap kembali akan dioperasionalkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim. Kecamatan Antang Kalang menjadi lokasi yang dipilih. Rencananya pengoperasiannya akan dimulai pada 2010 mendatang.

“Rencana awal akan dibuka tahun ajaran tadi, tapi karena ada kendala teknis di lapangan, pengoperasian kita tunda menjadi tahun depan,” kata Kepala Seksi SMP/SMPLB Widarso, kemarin (17/9).

Menurut Widarso dipilihnya wilayah ini, dikarenakan belum memiliki bangunan SMP. Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pendidikan, maka dibukalah SMP satu atap.

“Masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh untuk melanjutkan ke tingkat SMP. Dengan diopresikannya SMP satu atap semuanya bisa terpenuhi,” cetus Widarso.

Untuk bangunan akan menggunakan bangunan sekolah dasar setempat. Sedangkan tenaga pendidiknya juga dari guru SD tersebut.

Dengan dioperasionalkannya SMP satu atap di Antang Kalang, maka jumlah SMP satu atap di Kotim bertambah menjadi 16 sekolah. Semuanya tersebar di seluruh kecamatan.

Perlu diketahui, kebanyakan siswa yang ada di pedesaan mendaftar ke sekolah favorit yang ada di perkotaan. Namun itu bisa diatasi karena siswa yang tidak diterima di sekolah tersebut akan kembali melanjutkan pendidikan ke daerah asalnya. Sehingga dengan adanya SMP satu atap ini angka putus sekolah bisa diminimalisirkan.

Selain itu, penyelenggaraan program SMP satu atap dilaksanakan untuk membantu siswa SD di daerah pelosok dan terpencil yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, karena tidak adanya SMP di daerah tersebut. (fin)

Guru terapkan pembelajaran menyenangkan

SAMPIT – Cara pembelajaran indoor (dalam ruangan) dianggap sudah ketinggalan zaman. Karenanya perlu proses pembelajaran baru yang dianggap bisa memacu kreativitas peserta didik. Misalnya memanfaatkan alam terbuka.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Disdikpora Kotim Agus Suryo Wahyudi menilai, sejak dulu hingga sekarang guru selalu

menyampaikan pelajarannya di depan kelas kemudian siswa diminta untuk mendengarkan, membaca kemudian menulis.

“Ini cara dulu, kami harapkan ada metode pembelajaran baru yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan ketika ingin bersekolah,” ujarnya.

Agus menjelaskan, metode pembelajaran yang menyenangkan itu bisa mengajak siswa untuk mengamati sesuatu di luar kelas asalkan sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing. Misalnya belajar bahasa Inggris siswa diajarkan secara langsung di lapangan apa yang mereka lihat kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. “Ini salah satu pembelajaran yang menyenangkan akan tetapi tidak tiap hari melainkan menyesuaikan kondisi dilapangan,” jelasnya.

Dia juga meminta, kepada pengawas TK/SD untuk memantau ke daerah tugasnya masing-masing tentang anak usia belajar yang tidak sekolah kemudian di data dan ini akan disekolah dalam rangka menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. “Saya harapkan pengawas TK/SD turut membantu mendata masyarakat disekitarnya terutama data anak usia belajar akan tetapi tidak bersekolah,” tukasnya.

Pemkab Kotim berharap pada tahun 2010 mendatang program wajib belajar sembilan tahun akan dituntaska. Akan tetapi penuntasan hingga kini belum tercapai dengan angka yang diharapkan, “Ini perlu kerjasama,” pungkasnya. (fin)

17 September 2009

SMP satu atap gusur SMP terbuka

Lebih Fokus SMP Satu Atap

SAMPIT – Kedepannya SMP terbuka akan sangat tidak populis lagi. Program pendidikan yang hanya dilaksanakan seminggu dua kali ini, akan digantikan dengan kehadiran SMP satu atap.

“Untuk saat ini keberadaannya masih kita pertahankan. Tapi mungkin beberapa tahun kedepan sudah digantikan dengan SMP satu atap,” kata Kepala Seksi SMP/SMPLB Disdikpora Kotim Widarso, kemarin (16/9).

Hingga kini jumlah SMP terbuka di Kotim tak banyak. Dari data di Disdikpora Kotim jumlahnya hanya tiga sekolah. Sementara jumlah SMP satu atap mencapai 15 sekolah dan tersebar di beberapa kecamatan.

Dari sisi pembelajaran banyak perbedaan dari kedua program itu. Di SMP terbuka, misalnya, kegiatan belajar mengajar dilaksanakana di tempat kegiatan belajar (TKB) dan bukan sekolah khusus. Sedangkan SMP satu atap dilaksanakan seperti sekolah reguler dan lokasinya berdampingan dengan sekolah dasar.

Widarso mengatakan untuk tenaga pendidik di SMP terbuka berasal dari warga sekitar atau disebut dengan guru pamong. Sedangkan SMP satu atap guru resmi baik ini guru PNS atapun guru kontrak daerah.

Selain menginduk ke sekolah negeri, nomor induk siswa SMP terbuka mengikuti siswa SMP satu atap. Hanya saja khusus SMP terbuka ada penambahan huruf di ujungnya, misalnya 4.500T. “Simbol T ini diartikan SMP Terbuka. Dan status mereka tetap negeri,” katanya.

Dia menambahkan, untuk saat ini yang masih beroperasi ada 3 wilayah yakni Mentaya Hulu, Pulau Hanaut dan Mentaya Hilir Selatan (MHS). “Nah sekolah ini ada yang sudah meluluskan siswanya dan ada juga yang masih duduk di kelas VII,” terangnya.

Selain itu, lanjutnya, seluruh siswa SMP terbuka dapat uang santunan atau beasiswa layaknya siswa lain hanya saja ada perbedaan sedangkan guru pamongnya diambil dari Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Untuk beasiswa dikucurkan Rp576 ribu dibagi 12 bulan atau sekitar 48 ribu peranak perbulan. Dan ini tergantung dari penyalurannya sedangkan pengusulannya melalui provinsi,” pungkasnya. (fin)

16 September 2009

CPNSD Kotim dibuka 259 orang

Jatah Guru Kotim 259 untuk CPNSD 2009

SAMPIT – Jatah untuk formasi guru dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) Kotim cukup banyak. Dari daftar yang dirilis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim tahun ini mendapatkan jatah 259 orang.

“Itu informasi terakhir yang saya terima dari Badan Kepegawaian Daerah. Kesemuanya untuk jenjang strata 1,” kata Kepala Seksi Tenaga Teknis pada Disdikpora Kotim Tri Sentot Raharjo usai menyampaikan materi pelatihan pengawas di BPG Sampit, kemarin (15/9). Para guru itu nantinya akan mengisi ke semua jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK.

Sentot menambahkan ada kemungkinan jatah itu mengalami pengurangan atau bisa jadi bertambah. Sebab, penyerahan formasi penerimaan CPNS se-Indonesia oleh BKN baru akan dilaksanakan akhir bulan ini.

“Tanggal 29 September mendatang Bupati Kotim akan ke Jakarta untuk menentukan formasi. Jadi mengenai jadwal kami masih menunggu keputusan resmi dari bupati,” ucapnya.

Untuk diketahui saat ini Kotim masih sangat kekurangan tenaga pendidikan. Jumlahnya mencapai sekitar seribuan yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.

Karena pemenuhan guru melalui jalur CPNS sangat terbatas, Disdikpora melakukan penerimaan guru horor menjadi guru kontrak daerah. (fin)

Guru Kotim lulus sertifikasi

80 Persen Lulus Tes Sertifikasi

SAMPIT – Ini kabar gembira bagi guru yang ikut sertifikasi di Universitas Palangka Raya (Unpar) belum lama lalu. Dari 125 mereka yang terdaftar dan mengikuti sertifikasi, 80 persen dinyatakan lulus.

“Kita bersyukur bahwa perjuangan guru untuk mendapatkan sertifikasi tidak sia-sia meskipun hanya 80 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim H Yanero, kemarin (15/9).

Dengan sertifikasi itu para guru akan mendapatkan tunjangan sertifikasi sebesar satu bulan gaji. Namun, kata Yenero, perlu proses panjang dan perjuangan untuk bisa mencapai itu.

Menurutnya, dengan gaji dan tunjangan yang diterima bagi guru yang lulus sertifikasi tentunya dituntut untuk meningkatkan kinerja mengajar seminggu 24 jam. Kurang dari ketentuan tunjangan tidak akan diterima. “Kalau kurang bisa menambah jam masuk misalnya menjaga perpustakaan sekolah. Yang jelas kurang dari 24 jam tidak dapat tunjangan ini sudah ketentuan,” tegasnya.

Yanero mengakui, ada beberapa guru jam mengajarnya kurang dari 24 jam namun pihaknya tetap konsekuensi dengan peraturan yakni tidak dapat tunjangan guru. “Ada beberapa orang yang tidak dapat tunjangan dikarenakan tugas mengajarnya kurang,” jelasnya.

Dia berharap, bagi yang telah lulus sertifikasi hendaknya betul-betul menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik karena bisa menambah uang kesejahteraan. “Ingat bagi yang kurang dari jam yang ditentukan tidak dapat tunjangan guru,” pungkasnya.

Untuk mengikuti sertifikasi ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi misalnya, guru mengikuti program jenjang Sarjana (S1) dengan masa kerja diatas 5 tahun serta wajib menyusun portofolio. Sedangkan yang bukan S-1 masih diberikan kebijakan yakni usia diatas 50 tahun dan sudah mengajar kurang lebih 20 tahun dengan pangkat terakhir IV/a. (fin)

11 September 2009

Perpusda koleks buku baru

Perpusda Siapkan 1.419 Buku Baru

SAMPIT – Perpusatakaan Daerah Kotim menambah koleksi bukunya, setidaknya 1.419 judul buku baru dipersiapkan untuk menarik minat baca warga Sampit. Buku-buku itu terdiri dari berbagai macam jenis, mulai buku pendidikan, buku umum, dan lainnya.

Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kotim M Hasan Basri mengatakan saat ini ribuan buku itu masih dalam tahap pengolahan sebelum dipajang. Mulai dari pemberian label judul buku, katalog, kantong peminjam dan lainnya. “Para staf perpustakaan saat ini masih mengerjakannya,” kata Hasan Basri, kemarin (11/9).

Menurutnya dalam pengelolaan buku perlu ketekunan dan ketelitian, sebab harus menyesuaikan dengan jenis dan nomor bukunya, misalnya nomor 000 adalah untuk jenis buku karya umum, 100 untuk jenis buku filsafat dan buku psikologi. “Ini yang membuat pengolahan buku sedikit terlambat padahal jenis buku yang sudah diterima luar biasanya banyaknya,” bebernya.

Salah satu staf perpustakaan Jalal menambahkan, menentukan satu jenis dan nama buku itu bisa memakan waktu 70 menit karena harus menyesuaikan dan ini harus dilakukan sangat teliti. “Tidak gampang untuk penyusunan kategori buku dan ini perlu ketelitian,” ujarnya.

Hasan berharap, pada penerimaan calon pengawai baru tahun ini pihaknya meminta agar diberikan tenaga pustakawan untuk menata dan menyusun jenis dan nama buku sesuai dengan katalog sedikitnya dua orang. “Untuk pengajuan sudah diberikan melalui proposal,” pungkasnya. (fin)

Dana KF 2009

Bukan Rp1,8 Tapi 3,6 Juta

Dana Bantuan KF Per Semester

SAMPIT – Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (Kabid PNIF) pada Disdikpora Kotim Kotim Suryani meluruskan besaran anggaran untuk kegiatan Keaksaraan fungsional (KF) per semester. Disebutkannya per semester dana KF dikucurkan sebesar Rp3,6 juta.

Ada kenaikan dari tahun sebelumnya. Dan dana ini sesuai dengan isi proposal yang telah diajukan ke pemerintah pusat,” tegas Suryani.

Sebelumnya mencuat kabar dana program KF yang dikucurkan Disdikpora Kotim hanya sebesar Rp1,8 per semester. Dana itupun masih dianggap kurang, karena tidak mencukupi untuk pembiayaan operasional seperti pembayaran tutur, dan pembelian peralatan berupa alat tulis dan kebutuhan lainnya.

Suryani mengatakan biaya sebanyak itu (Rp3,6 juta) dialokasikan untuk membayar honor tutor, pembelian bahan ajar berupa alat tulis dan buku, serta kebutuhan di lapangan selama kegiatan. “Semua mengacu pada isi proposal atau prosedur yang telah dibuat. Sedangkan mengenai besaran honor tutor menyesuaikan kesepakatan. Yang jelas dana ini diturunkan sekaligus persemester bukan pertriwulan,” jelasnya.

Disinggung seberapa jumlah penderita buta aksara di Kotim, Suryani masih belum bisa membeberkannya. Menurutnya, saat ini validasi data masih menunggu laporan dan UPTD Dikpora Kecamatan. “Semuanya masih diproses. Kalu itu selesai (validasi data) baru kita ketahui jumlah penderita buta aksara di Kotim,” kata Suryani.

Sementara Kepala Disdikpora Kotim Drs H Yanero saat dikonfirmasi mengatakan dana untuk operasional program KF sudah mencukupi dan sesuai dengan keperluan dilapangan.

Perlu diketahui, sebagai mana yang diatur dengan UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistim Pendidikan Nasional pada pasal 13 yang mengamatkan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non formal dan informal. (fin)

Dana Bos bulan Sept 09

Minggu Ketiga Dana BOS Dicairkan

SAMPIT – Kabar gembira bagi pihak sekolah terutama jenjang SD dan SMP di Kabupaten Kotim. Sebab minggu ketiga September dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) akan dicairkan ke buku rekening sekolah masing-masing.

Manager BOS Agus Suryo Wahyudi membenarkan pencairan dana BOS bagi 60 ribu murid akan dilaksanakan pada minggu ketiga September. “Kami sudah koordinasi dan ternyata pada minggu ketiga bulan ini akan dicairkan,” kata Agus kepada Radar Sampit diruang kerjanya kemarin (9/9).

Menurut Agus, Kamis (10/9) ini dana yang diserahkan oleh pemerintah pusat ke Dinas Pendidikan Provinsi sudah diproses. Dan kemungkinan pada minggu ketiga itu sudah dimasukan ke buku rekening sekolah masing-masing. “Paling lambat pertengahan bulan ini, yang jelas Kamis itu sudah dilakukan pemprosesan,” tegasnya.

Dia menambahkan, tahun ajaran baru ini ada peningkatan penerimaan dana BOS dari sebelumnya dan bahkan ada kenaikan. “Untuk Kabupaten SD sebesar Rp397 ribu peranak pertahun sedangkan SMP sebesar Rp570 ribu peranak pertahun,” urainya.

Dia melanjutkan, mengenai dana untuk tingkat kabupaten dengan kota ada perbedaan di mana khusus tingkat kota lebih besar dari tingkat kabupaten. “Kota khusus SD sebesar Rp400 ribu peranak pertahun dan SMP Rp575 ribu peranak pertahun,” rincinya lagi.

Anggaran dana BOS pada tahun ini cukup besar dengan perinciannya. Untuk SD sebesar Rp.5.432.895.000,00 sedangkan SMP sebesar Rp.1.954.815.000,00. Bagi sekolah yang penggunaan dana terdapat kelebihan pembayaran agar disetor ke rekening yang sudah ditentukan yakni pada rekening penampung pada Bank Pembangunan Kalteng (BPK) utama Palangka Raya dengan nomor rekening : 0100-003-000001818-4 sesuai dengan surat Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kotim nomor 421/3583/dikdas/2009 dikeluarkan 16 Juli 2009. (fin)

Penerima Dana BOS Tahun 2009 Kab. Kotim

Sekolah Jlh Sekolah Jlh Siswa Diterima

SD 329 50.814 Rp5.432.895.000

SMP 91 13.718 Rp1.954.815.000

Sumber: Disdikpora Kab. Kotim