21 Juli 2009

Siswa SMKN 1 Sampit beritakan tali asih



Jepretan Arifin/Radar Sampit
Foto bersama antara siswa SMKN 1 Sampit
dengan penghuni panti asuhan Aninda Qolbu.

Peduli Sesama Berikan Tali Asih

SAMPIT – Puluhan perwakilan siswa baru SMKN 1 Sampit, Sabtu (18/7) tadi memberikan tali asih ke panti asuhan Annida Qolbu. Selain sebagai rasa peduli kepada sesama, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan masa orientasi sekolah (MOS).
Pengurus panti asuhan Annida Qolbu Rohani menyambut baik kedatangan para siswa baru yang saat itu sebagian besar menggenakan seragam pramuka serta didampingi salah satu panitia MOS Sugeng Haryono. Penyerahan bantuan diberikan simbolis kepada salah satu siswa kepada pengurus panti.
Sugeng mengatakan bantuan ini adalah sumbangsih sukarela yang dilakukan oleh siswa baru kepada panti asuhan. Meskipun nilanya tidak sbesarapm setidaknya bisa bermanfaat besar bagi penguni panti. Rohani mengucapkan banyak terima kasih banyak atas bantuan yang telah diberikan.
Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino menambahkan, pemberian tali asih itu rutin dilaksanakan tiap tahun ajaran baru. Tujuan utama adalah memberikan pengetahuan dan pemikiran bahwa, disekitar kita masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan.
“Saya berharapa kalau mau memberikan tali asih bukannya setahun sekali melainkan apabila punya niat ikhlas dan peduli silahkan kapan saja,” ujarnya. (fin)

Rencana bangun rumah guru

Direncanakan Dibangunan Secara Bertahap
Perumahan Guru Khusus Sekolah di Pelosok

SAMPIT – Bupati Kotim Wahyudi K Anwar prihatin dengan banyaknya rumah dinas guru yang mengalami kerusakan. Karena itu, secara bertahap akan dilakukan rehabilitasi sesuai dengan prioritas.
Wahyudi mengatakan rumah dinas tersebut tidak hanya berada di sekolah dalam kota tapi juga sekolah di pelosok. “Selain merehabilitasi juga akan dilakukan pembangunan rumah dinas baru,” kata Wahyudi belum lama ini.
Untuk menentukan mana yang didahulukan tetap mengacu perencanaan dari bawah. Artinya perencanaan tersebut merupakan hasil dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
“Keuangan kita masih terbatas, jadi kita akan lakukan dengan mengacu skala prioritas. Tapi semua masukan dari tingkat bawah tetap kita tampung,” sebut Wahyudi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero mengaku persoalan kekurangan perumahan guru sudah berlangsung lama, namun karena keterbatasan anggaran, Pemkab Kotim tidak bisa merealisasikan secara keseluruhan.
“Untuk tahun ini ada sekitar puluhan rumah guru yang akan dibangun. Tidak hanya bangunan baru tapi juga dilakukan renovasi,” ujar Yanero.
Yenero mengatakan persoalan rumah guru dan kekurangan guru di Kotim masih menjadi persoalan mendasar dalam peningkatan pendidikan di Kotim. Dia berharap, pemenuhan tenaga pendidik juga harus dibarengi dengan pengadaan rumah dinas guru.
“Percuma saja kalau guru diangkat lalu kita tempatkan di sekolah yang ada di pelosok, tapi disisi lain sarana pendukung seperti rumah dinas tidak disediakan. Nah, ini yang saya maksud dua-duanya harus seimbang,” tukasnya. (ton)

Tunggu laporan investigasi

Ditunggu, Hasil Investigasi PSB

SAMPIT–Sekolah mana yang bakal kena sanksi lantaran melakukan pungutan secara tidak wajar saat penerimaan siswa baru (PSB) belum bisa diketahui. Hingga sekarang, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim masih menunggu laporan dari tim investigasi yang sudah dibentuk.
“Pembentukan tim pengawas diserahkan kepada UPTD kecamatan, kemudian UPTD menyerahkannya ke pengawas dan penilik sekolah. Hasilnya seperti apa, kita masih menunggu laporannya,” kata Kadisdikpora Kotim, Yanero kepada Radar Sampit, kemarin (20/7).
Yanero menjelaskan, tim investigasi ditugaskan untuk menyelidiki tentang pungutan dan pelanggaran PSB tahun ajaran 2009/2010 kebeberapa sekolah terutama tingkat SD-SMP Se-Kotim khusus sekolah Negeri.
Menurut Yanero, tim investigasi yang telah dibentuk dan bekerja sesuai dengan tugasnya belum memberikan laporan kepada kepala UPTD Dikpora kemudian dilanjutkan ke Dinas Kabupaten.
Dia menambahkan, sejauh ini yang membuat program tentang adanya pembelian baju seragam dan keperluan sekolah lainnya ada pada komite sekolah, di mana komite ini bersifat independen di bawah kewenangan Dewan Pendidikan. “Pengawasan terhadap komite sekolah menjadi tugas Dewan Pendidikan, bukan Dinas Dikpora. Dan saya belum melihat adanya action dari Dewan Pendidikan terkait maraknya pungutan PSB sebagaimana diberitakan media massa,” sebut Yanero.
Terpisah, pengawas TK/SD Rusli mengatakan, untuk wilayah binaan dan bimbingannya terutama gugus V belum ditemukan adanya kasus pungutan PSB.
“Keluhan masyarakat lewat media massa terkait pungutan PSB akan kami minta klarifikasinya kepada kepala sekolah. Kepala Sekolah SDN 4 MB Hulu nanti akan kami panggil untuk dimintai klarifikasi,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan, hasil investigasi Forum Bersama (Forbes) LSM Kotim, masih banyak sekolah yang melakukan pungutan kepada orang tua untuk biaya investasi dan operasional sekolah. Koordinator Forbes LSM Kotim Audy Valent mengungkapkan, ada beberapa pungutan bersifat biaya investasi dan operasional yang ditemukan. Misalnya, pungutan untuk pengadaan meja dan kursi guru, pembangunan saluran air dalam sekolah, pengecatan pagar sekolah, semenisasi jalan, pengadaaan layar monitor kelas, teralis jendela, dan banyak lagi.
“Pungutan-pungutan ini tidak wajar dan sangat mengganggu, karena semua item pungutan bersifat investasi dan semestinya tidak ditanggung orang tua murid, terkecuali sekolah RSBI,” ujarnya.
“Disalah satu sekolah SD, ada yang memungut ke murid baru untuk biaya membangun Pos Satpam dan gaji Satpam, kemudian ada biaya untuk pemasangan paving halaman sekolah,” katanya.
Semua pungutan “ilegal” tersebut, sambung Audy Valent melibatkan komite sekolah sebagai tameng pihak sekolah dalam melegalkan pungutan. Terlepas dari adanya kesepakatan yang menjadi persekongkolan tersebut, pihaknya akan terus memberikan laporannya. (fin)