26 Maret 2009

Bupati Tampung Masalah Guru

Perwakilan Guru Tumpahkan Uneg-uneg ke Bupati

SAMPIT – Ratusan guru dan kepala sekolah se-kabupaten Kotim memanfaatkan kegiatan silahturahmi dengan bupati Kotim untuk menyampaikan uneg-unegnya. Digelar secara sederhana di rumah jabatan, kemarin (24/3) persoalan pendidikan di masing-masing sekolah mereka sampaikan.
Kepala SMPN 8 Sampit Maspa S. Puluhulawa menyampaikan sekolahnya kerap menjadi langgaran banjir saat musim penghujan. Kondisi ini, katanya, telah berlangsung lama dan cukup mengganggu proses belajar.
“Setiap hujan deras air merembet masuk keruangan sehingga mengganggu proses belajar mengajar,” kata Maspa.
Selain itu persoalan belum dicairkan dana bantuan operasioanl sekolah (BOS) hingga triwulan pertama (Januari-Maret) banyak mendapat keluhan pihak sekolah. Belum lagi fisik bangunan dan dibeberapa sekolah yang mengalami kerusakan dan belum tersentuh rehabilitasi.
Menanggapi persoalan itu, bupati Kotim HM. Wahyudi K. Anwar mengaku akan menampungnya dan berjanji akan melaksanakannya dengan tetap mengacu prioritas pembangunan.
“Persoalan pendidikan tidak hanya itu, kekurangan guru juga masih menjadi kendala kita. Karenanya secara bertahap permasalahan-permasalahan dibidang pendidikan tetap menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan setiap tahunnya,” jelas bupati.
Ditambahkannya, mulai tahun ini aloaksi dana BOS yang dikucurkan pemerintah pusat mengalami kenaikan. Untuk SD sebesar Rp397 ribu persiswa/tahun dan SMP sebesar Rp570 ribu persiswa/tahun. Sedangkan BOS dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp3 juta persekolah/tahun untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs.
Disamping itu, lanjutnya, pemkab Kotim juga menyediakan dana pendamping BOS sebesar Rp5 juta persekolah/tahun untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs. “Dengan adanya dana BOS yang akan diserahkan kesekolah hendaknya dipergunakan secara tranparan dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan,” sebutnya. (fin)

SMKN 1 Sampit unggul di LKS-SMK Provinsi

Kotim Juarai LKS-SMK di Palangka Raya

SAMPIT – Kontingen sekolah menengah kejuruan (SMK) dari Kotawaringin Timur (Kotim) berhasil menjuarai Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Provinsi di Palangka Raya 16-19 Maret. Perwakilan Kotim hanya kehilangan dua piala yakni joinery dan brick laying, program teknik bangunan.
Mereka juga meraih juara pertama debat Bahasa Inggris, TI web desain dan Akuntansi. Untuk juara kedua, lomba budidaya pertanian, tata kecantikan kulit, administrasi perkantoran, dan penjualan/pemasaran. Sedangkan juara ketiga yakni lomba tata kecantikan rambut, TI networking, elektronica aplication, otomotif, wall and tilling dan cabinet making.
Kepala Seksi SMK pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotim Muhdlori mengatakan, kejuaraan LKS-SMK yang didominasi siswa SMKN 1 Sampit. “Bagi mereka yang juara pertama akan diikutsertakan di tingkat nasional,” katanya. Peraih juara ini tentunya bukan hanya hasil jerih payah dari siswa semata, melainkan ada pembimbing dan pembina yakni guru yang berkompeten.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan, perjuangan yang dilalui di tingkat Provinsi cukup berat, apalagi harus bersaing dengan 37 SMK se-Kalteng. “Untuk debat Bahasa Inggris berhasil meraih juara pertama,” kata mantan Kepala SMKN 1 Handil Sohor Mentaya Hilir Selatan (MHS) Samuda ini.
Kepala Disdikpora Kabupaten Kotim Drs Yanero mengucapkan selamat dan bangga atas kontingen Kabupaten Kotim yang menjadi juara. “Janganlah berpuas diri dengan apa yang baru saja diraih. Akan lebih baik untuk terus meningkatkan belajarnya karena pada tingkat Nasional lawan yang dihadapi tentunya cukup tangguh yakni dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia,” ujar Yanero. (fin)

Seranau bekali guru dengan pelatihan

Kecamatan Seranau Gelar Pelatihan MBS

SAMPIT – Sebanyak 80 guru SD/MI dan SMP se-kecamatan Seranau menggikuti pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang digelar di SDN 1 Mentaya Seberang, kemarin (23/3). Kegiatan ini menindaklanjuti hasil keputusan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang menunjuk lima kecamatan untuk menggelar pelatihan MBS.
Camat Seranau Sarwo Oboi membacakan sambutan Kepala Disdikpora Kotim Yanero mengatakan kegiatan untuk peningkatan mutu pendidikan dititik beratkan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan. Misalnya pelatihan guru tentang MBS termasuk pada pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) serta pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL), Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Dia melanjutkan, kegiatan pelatihan MBS ini dilaksanakan di 5 Kecamatan yakni Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Utara, Seranau, Cempaga Hulu dan Antang Kalang. Dan pelaksanaan di masing-masing sekolah dengan melibatkan guru-guru SD/SMP dan Komite Sekolah sebagai peserta pelatihan.
Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Seranau Hamidansyah mengatakan, kegiatan MBS ini dilaksanakan selama 3 hari yakni 23-25 Maret 2009 yang diikuti sekitar 80 guru SD/MI dan SMP Se-Kecamatan Seranau.
Dia menambahkan, materi yang disampaikan mencakup tentang pendidikan dan program P2DTK, MBS, perencanaan sekolah, RKL dan evaluasi. “Untuk fasilitatornya yang berkompeten dibidangnya masing-masing,” katanya.
Ketua panitia Fitriadi menambahkan, tujuan kegiatan ini untuk membantu pemerintah daerah dalam mempercepat dan mendorong meningkatnya kualitas pendidikan didaerah tertinggal terutama di Kecamatan Seranau ini. (fin)

PGRI Nasib Mu Kini

PGRI Tagih Janji Pemkab Bangun Sekretariatan

SAMPIT – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kotim menagih janji Pemkab Kotim yang akan membangunkan sekretariatan. Pasalnya hingga kini, organisasi yang membawahi ribuan guru di Kotim ini belum mempunyai sekretariatan yang refresentatif.
“Dulu pemkab Kotim pernah menjanjikan itu. Tapi sampai sekarang belum juga direalisasikan. Saya minta Pemkab bisa konsisten dengan janjinya,” kata Ketua PGRI Kotim M Yusuf.
Padahal, kata Yusuf, dibanding organisasi lain, PGRI merupakan organisasi besar. Tapi justru, soal bantuan yang digelontorkan Pemkab Kotim, PGRI menempati urutan bontot. “Saran saya kalau mau adil PGRI jangan dibantu dan organisasi lain juga tidak dibantu,” cetusnya.
Sementara terkait masih minimnya gaji guru swasta dan guru honorer daerah, PGRI tak memungkirinnya. Namun, bukan berarti pihaknya berdiam diri.
“Untuk guru swasta keputusan penggajian ada di tangan yayasan, sementara guru honorer daerah berada dibawah komando Pemkab Kotim. Sejauh ini kita sudah sampaikan keluhan itu, tapi alasannya selalu terbatasnya anggaran yang dimilik,” terang Yusuf.
Melihat kondisi itu—keuangan yang minim—Yusuf meminta, para guru swasta dan honorer daerah tidak perlu berharap mendapatkan tambahan penghasilan dari dana APBD. Tapi yang perlu dilakukan adalah mengikuti sertifikasi guru.
Setidaknya dengan mengikuti sertifikasi guru, akan mendapatkan tunjangan yang bisa meningkatkan penghasilan pada guru.
“Akan lebih baik mengikuti sertifikasi guru daripada selalu berharap yang tidak pasti,” pungkasnya. (fin)

Janji Bupati Seruyan

Darwan Janjikan PNS bagi Alumni UNDA

SAMPIT – Bupati Seruyan akan memprioritaskan bagi lulusan Universitas Darwan Ali (UNDA) terutama Kabupaten Seruyan bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. “Asalkan Alumni UNDA, jadi prioritas” ucap Darwan dalam acara wisuda sarjana UNDA di Gedung Serbaguna Sampit kemarin (16/3).
Orang nomor satu di Seruyan ini juga berencana mengembangkan UNDA sampai ke pelosok, yakni Kecamatan Hanau dan Danau Sembuluh. Dua wilayah tersebut disediakan masing-masing 500 hektar yang dibagi 200 hektar untuk fakultas dan 300 hektar untuk penelitian.
”Karena itu, orang tua tidak perlu jauh-jauh lagi untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi,” ucapnya dalam acara wisuda 37 sarjana ekonomi, 47 sarjana komputer, dan 16 pasca sarjana.
Ketua Dewan Pembina Yayasan UNDA ini berharap UNDA menciptakan jejaring dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat untuk menjadikan universitas yang diminati sekaligus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan.
“Kepada pemimpin universitas dan seluruh civitas akademik UNDA, termasuk wisudawan dan alumni harus meningkatkan intensitas dan mutu kerjasama, guna mendorong perkembangan UNDA kearah yang lebih baik,” harapnya.
Sementara itu, rektor UNDA Prof Ujianto menambahkan, wisuda dapat dipandang sebagai tonggak awal bagi seseorang untuk memulai perjuangannya menghadapi kehidupan nyata yang sudah tentu sangat kompleks dan dinamis.
Selain itu, lanjut dia, pendidikan harus dapat membantu seseorang mengenali dan mengembangkan kemampuannya, membantu seseorang mengidentifikasi masalah yang dihadapi serta menuntun untuk menemukan jalan terbaik yang harus dipilih. (fin)

SMKN 1 MHS Uji Kompetensi

Siswa SMK Presentasikan Hasil Penelitian

SAMPIT – Sebanyak 33 siswa kelas III SMK N 1 Mentaya Hilir Selatan (MHS) Handil Sohor Kabupaten Kotawaringin Timur mengadakan uji kompetensi dengan mempresentasikan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan sejak November 2008 hingga Februari 2009.
Ujian ini dilaksanakan setelah melalui beberapa tahapan, mulai dari pengolahan lahan sampai pemanenan. Sebelumnya siswa juga melaksanakan serangkaian penilaian dari penguji ekstenal dari perwakilan Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Samuda dan penguji internal diwakili dari Guru SMKN 2 Sampit.
Kepala SMKN 1 MHS Kecamatan Samuda Kabupaten Kotim Mahmud mengatakan, uji presentasi ini untuk menilai sejauh mana para siswa bisa menguasai keterampilan di lapangan. Setelah itu dipresentasikan di depan penguji sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka.
Dia menambahkan, presentasi ini juga merupakan salah satu syarat kelulusan siswa SMK. Nilai uji kompetensi ini akan diakumulasikan dengan nilai Ujian Teori Kejuruan Utama yang akan dilaksanakan serentak 24 Maret 2009 mendatang.
Kepala Program Keahlian Herwin Budiyanto berharap, ujian ini bisa menambah wawasan bagi siswa dalam hal pembudidayaan tanaman. Setelah lulus siswa dapat menerapkan ilmu yang mereka peroleh di bangku SMK di dunia kerja sehingga lulusan SMK tidak dianggap remeh masyarakat. (fin)

Ketapang persiapkan anak ke UASBN

Dana Bos Belum Cair, Tryout Dana Swadaya

SAMPIT– Dinas Cabang Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kecamatan Ketapang, Kabupaten Kotim maju selangkah. Ini jika berbicara persiapan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) 11-13 Mei mendatang.
Tryout tahap kedua yang dilakukan kemarin menggunakan dana hasil swadaya, mengingat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diharapkan masih mengendap di Dinas Provinsi.Tryout tahap kedua bekerjasama dengan lembaga independen yakni Primagama Sampit. “Untuk soalnya kami serahkan kepada Primagama,” kata Kepala Cabang Disdikpora Kecamatan Ketapang Jumaidi kepada Radar Sampit kemarin (13/3).
Menurutnya, menggandeng lembaga independen ini akan terlihat jelas batas kemampuan peserta didik meskipun soal yang dibuat mengacu pada standar kompetensi lulusan (SKL). “Kita akan tahu seberapa kemampuan murid dalam mengerjakan soal di luar dari sekolah, tapi tetap mengacu pada soal yang akan di UASBN-kan,” jelasnya.
Dia menambahkan, ada sekitar 1414 peserta yang terbagi per gugus dan jumlah per gugus sebanyak 8 gugus. “Ini khusus yang ada di wilayah Kecamatan Ketapang,” imbuhnya.
Mengenai pengkoreksian, juga diserahkan kepada Primagama apakah akan dikoreksi di Sampit atau di Palangka Raya. “Kami tidak mengetahui persis tempat pengkoreksian menggunakan alat scanner, yang jelas kami sudah menyerahkan sepenuhnya,” tandasnya.
Soal lembar jawaban komputer (LJK) kali ini berbeda seperti pada umumnya yang menggunakan sistem membulati, melainkan sistem silang. “Ini bertujuan agar murid bisa mengerjakan soal LJK dengan sistem apa saja karena sudah dibekali dengan dua sistem yakni membulat dan menyilang,” pungkasnya. (fin)

Kurikulum Lantas Masuk Pelajaran di Sekolah

Disdikpora Kotim Menyambut Baik
Kurikulum Lantas

SAMPIT– Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotawaringin Timur menyambut baik adanya peraturan lalu lintas masuk kedalam kurikulum pendidikan di sekolah pada setiap jenjang.
Program ini dinilai sangat positif sehingga masyarakat terutama para pelajar mengetahui tentang rambu-rambu di jalan raya sejak dini, dan diharapkan angka kecelakaan bisa diminimalisasi. “Kami menyambut hangat, namun kami masih menunggu petunjuk dan teknisnya,” kata Kepala Disdikpora Kotim Yanero kepada Radar Sampit kemarin (10/3).
Menurutnya, sebagai dinas kabupaten, pihaknya sangat mendukung atas program tersebut akan tetapi belum bisa memastikan karena belum menerima Memorandum of Understanding (MoU) walaupun Satuan Lalu Lintas Polres Kotim sebelumnya pernah merapatkan adanya program tersebut ke pihaknya.
Terkait guru pendidik, Disdikpora tidak bisa memprediksi apakah berasal dari guru sekolah atau langsung dari pihak terkait dalam artian Satlantas. “Semua kita pelajari setelah adanya MoU dan petunjuk teknisnya. Masalah kurikulum juga masih dipelajari, apakah masuk ke kurikulum muatan lokal atau mata pelajaran lain,” cetusnya.
Apabila petunjuk teknis sudah ada, lanjut Yanero, diharapkan program yang sudah dicanangkan oleh Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional bisa berjalan sesuai harapan.
Sementara itu, Kapolres Kotim melalui Kasatlantas AKP Hadi Wahyudi SiK mengatakan, pihaknya pernah mengadakan rapat ke Disdikpora sebagai tindak lanjut rencana Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polisi Daerah Kalimantan Tengah untuk memasukkan pengetahuan lalu lintas dalam kurikulum pendidikan. Rencana ini akan dilaksanakan 2010 mendatang. Sementara, usulan itu sudah masuk ke Dinas Pendidikan Nasional pada Juli 2009. (fin)

Tentang gaji guru lulus sertifikasi

Gaji Guru Rp 5 Juta per Bulan
Bagi yang Lulus Sertifikasi

SAMPIT – Para guru bisa bernafas lega karena pemerintah berjanji akan memberikan gaji sekitar Rp 5 juta perbulan. Syaratnya, yang bersangkutan harus lulus sertifikasi guru.
Kepala Bidang Pengembangan Pelayanan Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Mujafir mengatakan, keprihatinan pemerintah akan gaji guru terus diperhatikan, salah satunya dengan memberikan jalan untuk mengikuti sertifikasi guru.
Kabupaten Kotim ada 207 guru yang lulus sertifikasi dari tahun 2006 hingga 2008. Untuk TK ada dua guru yang lulus dari 352 peserta ujian sertifikasi, SD 50 dari 2450 orang, SMP 80 dari 721 orang, SMA 72 dari 3651 orang dan SMK 3 dari 265 orang.
Menurutnya, dengan adanya sertifikasi tersebut maka gaji dan tunjangan profesional guru akan naik dua kali lipat. “Diperkirakan sekitar Rp 5 juta per bulan,” cetusnya di hadapan sekitar 275 guru dari 4 kecamatan yakni Cempaga, Cempaka Hulu, Kota Besi, dan Telawang di SMP N 1 Cempaga kemarin (25/3/2009).
Dia menambahkan, dengan gaji yang cukup besar tersebut diharapkan tidak ada lagi guru malas untuk mengajar atau kerja nyambi. “Kami mengingatkan bahwa guru yang telah menerima gaji sebesar itu akan dipantau atau dimonitoring sebagai laporan,” bebernya. “Bagi yang bersertifikasi jangan berkecil hati semua akan merata tapi bertahap,” tegasnya.
Salah satu dari guru, Hardi Polisanion, mengatakan, gaji yang diberikan pemerintah itu sebenarnya jauh tertinggal apabila dibandingkan seperti Jepang. “Kalau Negara Sakura gaji untuk guru sudah mencapai Rp 45 juta perbulan,” katanya.
Menanggapi hal itu, Mujafir mengatakan, Indonesia berbeda dengan negara yang lebih maju. Jika dibandingkan dengan zaman dahulu gaji guru terutama pegawai negeri sipil (PNS) hanya sekitar Rp 100 ribu perbulan. “Yang penting sekarang pemerintah sudah memperhatikan nasib guru dengan membuka peluang untuk mengikuti sertifikasi agar gaji yang diterima setara dengan gaji PNS lainnya,” pungkasnya. (fin)