27 Maret 2009

Program BERMUTU dari LPMP Provinsi

Empat Kabupaten Terapkan Program BERMUTU

SAMPIT – Empat kabupaten di Kalimantan Tengah patut berbangga. Bersama 75 kabupaten se-Indonesia, Dinas Pendidikan diempat kabupaten itu terpilih untuk melaksanakan program Better Education Reform Management Universal and Teacher Upgrading (BERMUTU).
“Empat Kabupaten ini sudah diseleksi ketat. Mereka adalah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Gunung Mas dan Barito Timur (Bartim),” kata Kepala Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan LPMP Nani Setiawati saat menjadi narasumber dalam koordinasi program penjamin mutu pendidikan antara Dinas Pendidikan, Bappeda, Komisi Pendidikan DPRD dengan LPMP Propinsi Kalteng dari 14 Kabupaten/Kota Propinsi Kalteng di Balai Penataran Guru (BPG) Mini Sampit, Selasa (24/2).
Salah satu program yang akan diterapkan adalah percepatan peningkatan kualifikasi bagi guru SD yang belum bergelar sarjana (S1).
Menurutnya, program ini dilaksanakan secara berkelanjutan yakni sejak tahun 2009 hingga 2013. “Masalah petunjuk dan teknis kami masih menunggu dari pusat,” terangnya.
Dia menambahkan, program ini adalah untuk memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kegiatan-kegiatan atau leason studi yang akan memiliki nilai kredit. “Kami juga mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi,” tandasnya.
Dia menjabarkan, untuk persiapan program bermutu itu antara lain, penyediaan bantuan teknis oleh LPMP untuk mengembangkan kapasitas kepala sekolah dan pengawas, pengembangan kapasiltas KKG/MGMP sebagai cara menyediakan pelatihan yang efektif pada tingkat sekolah, implementasi disekolah dan lainnya yang berkenaan dengan program bermutu.
Kami berharap, dengan adanya program bermutu ini meningkatnya mutu pendidikan yang ada di Kalimantan Tengah ini. (fin)

Diklat Jurnalistik SMAN 3 Sampit

Berita Berimbang,
Santun dalam Bertugas

SAMPIT – Seorang wartawan harus mampu membuat berita yang berimbang. Langkah cek dan recek diperlukan agar akurasi data dan informasi yang didapat dipertanggungjawabkan.
Demikian disampaikan Najmi Fuadi saat memberikan materi Pelatihan Jurnalistik di SMA Negeri 3 Sampit kemarin (21/2). Di depan 62 siswa, mantan redaktur Majalah Beringin Nusantara dan Majalah Dermaga ini menjelaskan, isi berita tidaklah memojokkan salah satu pihak.
”Kalau memang berita itu menyinggung seseorang, hendaknya konfirmasi ke yang bersangkutan. Itu akan lebih baik daripada langsung memuat berita tanpa konfirmasi,” terang mantan Kepala Museum Kayu Sampit ini.
Pemimpin Redaksi Radar Sampit Ajid Kurniawan mengatakan, tugas pokok wartawan bukan hanya mencari berita, melainkan harus punya orientasi kerja. ”Wartawan dihargai bukan karena kedekatannya dengan para pejabat, melainkan karena karya jurnalistiknya,” ucap Ajid saat memberikan memberikan materi di depan siswa kelas X dan XI.
Seorang wartawan, kata dia, harus mengasah terus kemampuan dan menambah wawasannya. Tanpa itu, seorang jurnalis tidak akan berkembang.
Di samping itu, wartawan harus mempunyai sopan santun dalam menjalankan tugasnya. ”Ini sering terjadi, wartawan memburu berita hanya menggunakan sandal. Wartawan yang seperti itu sama saja tidak menghargai dirinya sendiri dan lembaganya,” sindirnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rohmat Widiyanto menambahkan, diklat ini bertujuan agar siswa mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang jurnalitik dan kedepannya akan membuat buletin sekolah dengan melibatkan anggota OSIS SMAN 3 Sampit.
Dia berharap, kegiatan ini bukan semata-mata untuk pelatihan saja, melainkan akan menjadi wadah bagi peserta diklat untuk mengembangkan bakat dan minatnya di dunia jurnalistik. (fin)

Kesalahan LJK

Banyak Siswa Salah Mengisi LJK

SAMPIT – Banyak siswa belum memahami cara membulati lembar jawaban komputer (LJK) saat mengikuti tryout kemarin (17/2). Akibatnya, jawaban siswa yang semestinya benar menjadi salah saat diperiksa menggunakan scanner komputer.
”Siswa banyak menggunakan ragos (penggaris berlobang) sehingga sisa potlot yang menempel di penggaris mengotori LJK. Hal ini membuat jawaban juga tidak terbaca,” ucap Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur Calon I Ranggon saat memantau tryout kemarin (17/2).
Menurutnya, lebih baik siswa menggunakan manual dengan melingkari tiap jawaban tanpa menggunakan ragos sehingga kerusakan lembar jawaban bisa diminimalisirkan. ”Akan lebih baik siswa itu membulati jawabannya dengan manual,” imbuhnya.
Dia menambahkan, siswa hendaknya membawa papan atau alas. Apabila LJK terlipat maka tidak akan terbaca dengan baik meskipun jawaban benar.
Ketua Pengawas dan sekretaris tryout tingkat SMA/Sederajat Kurnain dan Ahmad Syaifudi menambahkan, ketidak lulusan siswa bukan berarti ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal melainkan kesalahan dalam pengisian LJK. (fin)

Kunjungan Kobar ke Kotim

Dari Gaji Guru Hingga Mutu Pendidikan
Persoalan Mengemuka Dalam Kunjungan MKKS Kobar

SAMPIT – Kunjungan balasan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Kobar ke Kabupaten Kotim berakhir Minggu (15/2) lalu. Meski singkat, banyak manfaat yang didapat kedua belah pihak untuk kemajuan dunia pendidikan.
Diantara masalah yang mengemuka saat beraudensi baik dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan MKKS Kotim, adalah soal gaji guru non PNS dan peningkatan mutu pendidikan.
Ketua PGRI Kobar Yudie mengatakan sepatutnya jasa para guru dihargai sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pendidik. “Lembaga atau yayasan harus menghargai jasa mereka dengan memberikan gaji yang sesuai dengan kinerjanya,” pinta Yudie.
Dia kemudian menjabarkan, pada saat penerimaan siswa baru (PSB) biasanya sekolah atau yayasan akan memasang biaya masuk sekolah sangat besar, namun saat menggaji guru sangat minim. ”Ya, paling tidak disamakan atau dihargai gaji mereka sesuai dengan gaji tingkat atas sekitar Rp 500 ribu,” pungkas Yudie.
Sementara Ketua MKKS Kobar Suwarno mengatakan kunjungan balasan ini untuk lebih menguatkan tali silaturrahmi dan menambah wawasan dalam hal peningkatan mutu pendidikan untuk didaerah kami.
“Mudah-mudahan kunjungan balasan ini tidak yang terakhir kalinya, melainkan akan terus terbina,” kata Suwarno.
Selama berada di Sampit, rombongan MKKS Kobar yang terdiri dari 30 orang melakukan kunjungan kebeberapa sekolah, di antaranya, SMAN 1 Sampit, MAN, dan SMKN 2 Sampit. (fin)

Guru Honorer

Hargai Guru Honorer dengan Gaji Layak

SAMPIT – Meski hanya guru honorer, tanggung-jawab yang diemban juga berat. Mereka harus menempa dan membentuk kecerdasan intelektual anak didiknya sama seperti guru berstatus pegawai negeri sipil.
Demikian dikatakan Ketua PGRI Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Yudie saat kunjungan balasan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/MA/SMK ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Sabtu (14/2) lalu. ”Kadang-kadang anak pipis di celana atau sedang beol di sekolah, siapa yang menangganinya kalau bukan guru,” tanya Yudie
Dia menambahkan, sepatutnya jasa para guru dihargai sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pendidik. “Lembaga atau yayasan harus menghargai jasa mereka dengan memberikan gaji yang sesuai dengan kinerjanya,” pinta Yudie.
Dia kemudian menjabarkan, pada saat penerimaan siswa baru (PSB) biasanya sekolah atau yayasan akan memasang biaya masuk sekolah sangat besar, namun saat menggaji guru sangat minim. ”Ya, paling tidak disamakan atau dihargai gaji mereka sesuai dengan gaji tingkat atas sekitar Rp 500 ribu,” pungkas Yudie.
Semua tenaga pendidik, kata dia, menginginkan anak didiknya menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negera tidaklah semudah membalikan sebuah telapak tangan, semua memerlukan pengorbanan. Namun sebuah pengorbanan itu mesti dibalas sesuai dengan jerih payah yang telah dilakukan oleh seorang pendidik tersebut. (fin)

Sertifikasi Guru

Guru Swasta Dianjurkan Ikut Sertifikasi

SAMPIT – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur menganjurkan kepada guru swasta untuk mengikuti sertifikasi. Dengan begitu, gaji guru swasta akan disetarakan pegawai negeri sipil (PNS).
”Bagi guru swasta yang lulus sertifikasi maka gajinya akan stara dengan PNS,” kata Yanero kemarin (11/2).
Menurutnya, dinas pendidikan saat ini tidak ada dana untuk membantu guru swasta terutama memberikan gaji tiap bulannya. Namun, dinas tetap mencarikan solusi agar guru swasta bisa sejahtera.
“Jangankan mengatasi permasalah guru swasta yang berstatus negeri saja masih kurang. Namun, saya tetap ucapkan terimakasih kepada seluruh sekolah swasta, mudah-mudahan ada solusi untuk mengatasi permasalah gaji guru swasta yang minim ini,” pungkas Yanero. (fin)

Kasus Guru memukul Siswa

Dipukul Guru, Siswa Pingsan

SAMPIT — Dunia pendidikan Kotawaringin Timur kembali tercoreng. Gara-gara dipukul oleh sang guru, seorang pelajar SMP harus dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) RSUD dr Murdjani, kemarin.
Peristiwa naas ini dialami Ahmad Sopyan (16), pelajar kelas IX-B SMP Negeri 8 Sampit. Pemukulan dilakukan pada Selasa (10/2) pagi saat jam pelajaran sekolah.
Menurut rekan satu kelas korban, M. Apriliannur (16), pemukulan terjadi saat mereka sedang mengikuti mata pelajaran kesenian. Sang guru yang diketahui bernama Pak Mancu tiba-tiba mendatangi ruangan kelas dan langsung memukul Ahmad tanpa peringatan sebelumnya.
“Karena kebetulan jam pelajaran kesenian, kami pun main-main gitar. Pak Mancu yang sedang mengajar di ruangan sebelah (kelas IX-A) datang dan langsung memukul Ahmad dengan sapu,” ujar Apriliannur di rumah sakit, kemarin.
Setelah mendapat dampratan sang guru, Ahmad langsung muntah-muntah hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Melihat itu, pihak sekolah lantas menghubungi orang tua korban. Khawatir terjad sesuatu, Masdi (46) orangtua korban lantas mengantar putranya ke IGD RSUD dr Murjani Sampit.
“Saya dikabari, kalau anak saya sedang sakit, ternyata dia pingsan setelah dipukul pakai sapu oleh gurunya. Kasus ini akan kami tuntut melalui jalur hukum,” tandasnya.
Terpisah, Mancu sang guru tak menapik kalau dirinya melakukan pemukulan kepada Ahmad Sopyan. Guru Matematika ini spontan memukul lantaran sebelumnya korban tidak mengindahkan teguran darinya.
“Saya juga kaget, kenapa bisa sampai begini, padahal pukulan itu hanya satu kali saja,” katanya.
Pukulan spontan itu menurutnya mengenai pundak bawah sebelah kanan. Ditenggarai kondisi korban saat itu sedang tidak sehat sehingga mengakibatkan pingsan. “Pukulan itu hanya mengenai bagian ujung sapu,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Hj Maspa membenarkan bahwa telah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh salah satu tenaga pendidik di sekolahannya. Menurutnya, hal ini akan diupayakan penyelesaian secara kekeluargaan.
“Orang tuanya itu baik-baik, apabila kami panggil yang berkaitan dengan anaknya, dia rela datang undangan kami,” terang Maspa.
Menengok latar belakang korban selama menempuh pendidikan di SMP Negeri 8, Ahmad Sopyan kerap melakukan berapa pelanggaran tata tertib sekolah. Pelanggaran itu terdiri dari, pernah dua kali kedapatan sedang mengisap rokok disekitar areal sekolahan, membolos serta rambut panjang.
”Ketika itu tindakan kami hanya menegur yang bersangkutan,” terang Mancu.
Terpisah, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kotim Yanero mengaku terkejut mendengar peristiwa pemukulan tersebut. Menurutnya, pihaknya telah mengirimkan tim untuk memeriksa lebih lanjut tentang motif pemukulan tersebut.
“Kami sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mengecek langsung tentang insiden tersebut,” kata Yanero.
Menurutnya, tindakan itu tidak benar dan tidak pantas dilakukan oleh seorang pendidik. “Bukankah tugas seorang guru itu adalah mendidik dan membimbing siswa kearah perbaikan bukannya melakukan tindak kekerasan,” tegas Yanero.
Yanero menyatakan dirinya sangat prihatin atas insiden tersebut dan berupaya untuk menindak tegas guru yang bersangkutan apabila itu benar dilakukan. “Bagi guru honor akan diberhentikan dan bagi guru PNS akan diberikan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku,” terang Yanero. (fm/fin)

Janji Pemkab Kotim

Ancang-Ancang Gratiskan Semua Jenjang Pendidikan

SAMPIT – Perhatian Pemkab Kotim terhadap dunia pendidikan masih sangat besar. Setelah tahun ini menerapkan pendidikan gratis untuk SD dan SMP, maka pada tahun 2010 direncanakan gratis pada jenjang pendidikan SMA sederajat.
“Ini tetap menyesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Kita berharap tahun 2010 biaya pendidikan semua jenjang bisa digratiskan,” ujar Bupati Kotim HM Wahyudi K. Anwar saat membuka musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Senin (9/2).
Tak hanya itu mengacu prioritas pembangunan di tahun 2009, program lainnya seperti infrastruktur, kesehatan dan ekonomi kerakrayatan tetap akan dilanjutkan. Untuk bidang infrastruktur, misalnya dilakukan pembuatan jalan dan drainase di pemukiman yang padat.
Kemudian pada bidang kesehatan, akan ditingkatkan prasarana puskemas yang ada. Karena puskemas yang sudah dibuat dengan fasilitas rawat inap ini akan mampu menampung masyarakat di sana. Selain itu masyarakat disekitar tidak perlu jauh lagi untuk berobat ke Sampit.
“Pembangunan yang kita prioritaskan adalah pembanguan yang tergantung dari kepadatan penduduknya. Jadi wilayah yang lain jangan cemburu pada Kecamatan Samuda. Karena Samuda penduduknya cukup padat,” tuturnya.
Lebih lanjut bupati mengatakan, masalah ekonomi kerakyatan sangat berkaitan dengan adanya sebuah sarana jual beli. “Ingat perencanaan pembangunan ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat. Jika masyarakat hanya sekedar menonton saja maka Kabupaten Kotim tidak akan maju,” ungkapnya.
Sementara hadir pada kegiatan itu, angota DPRD Kabupaten Kotim, unsur muspika, unsur pemuka agama, dan masyarakat setempat. Selain di kecamatan Mentaya Hilir Selatan, musrenbang juga digelar di kecamatan Baamang dan Parenggean. (raf/ton)

Gaji Guru Swasta Kotim

Dana Daerah untuk Guru Swasta Nihil

SAMPIT – Harapan guru swasta untuk hidup sejahtera dengan gaji yang memadai masih sekadar harapan. Pasalnya anggaran untuk gaji mereka yang digelontorkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim nihil.“Sejak dulu anggaran dari Disdikpora dan PGRI untuk membantu guru swasta tidak ada,” kata Ketua PGRI Kotim M. Yusuf.
Sejatinya, kata Yusuf, sebagai induk mereka, Disdikpora memperhatikan nasib para guru swasta termasuk guru bantu, honorer, maupun tidak tetap. “Bagaimana mungkin kami menuntut mereka untuk melakukan peningkatan mutu pendidikan, sementara gaji guru swasta itu masih minim,” imbuh Yusuf.
Yusuf mengatakan selama ini kebijakan menentukan gaji guru swasta atau honorer ditentukan oleh komite sekolah atau yayasan, sedangkan untuk besarannya tergantung jumlah siswa didik di sekolah tersebut. “Kalau siswa didiknya banyak, berarti gaji guru tersebut memadai. Atau dengan kata lain sesuai dengan batas kemampuan dari yayasan,” sebut Yusuf.
Meskipun saat ini banyak bermunculan sekolah swasta, seperti taman kanak-kanak (TK), justru yang terjadi penggajian tenaga pengajarnya tidak dilakukan secara komprehensif. “Mendirikan sekolah bagus tapi harus dikaji secara matang sebelum mendapatkan keluhan,” tegas Yusuf.
Sementara itu, Kepala TK Islam Terpadu Desa Jemaras Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotim Syahdatiweni menuturkan, di sekolah yang ia pimpin juga soal gaji gurunya sangat minim ini berdasarkan jumlah siswa didiknya juga sangat sedikit sekitar 18 orang, sehingga gaji gurunya disesuaikan dengan pembayaran siswa didik tiap bulan. “Kadang-kadang guru menerima gaji tiap bulan hanya Rp60 ribu tergantung pembayaran siswa,” ungkapnya.
Guru TK Harapan Bangsa Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotim Nelly menambahkan, sangat prihatin atas gaji guru swasta yang diterima tiap bulan. Dia mengharapkan kepada PGRI Kotim untuk memperjuangkan nasib para guru swasta sehingga mutu pendidikan semakin terwujud dengan nyata dan kesejahteraan guru bisa dinikmati. (fin)

SMA Maranatha Sampit

Kepala SMA Maranatha Diganti

SAMPIT – Kepala SMA Maranatha Sampit Guntak digantikan Daniel Joko Suwarno SPd kemarin (6/2). Acara dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Calon I Ranggon dan juga ketua Yayasan Pendidikan Kristen Riduan Kesuma serta dewan guru dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA.
Calon mengatakan, antara kepala sekolah lama dan baru hendaknya tetap berkomunikasi demi kemajuan SMA Maranatha.
Sementara itu kepala sekolah lama, Guntak, mengisahkan, awal dirinya menjabat pada 1993, sekolah yang dikepalainya sempat terseok-seok karena kekurangan tenaga pendidik. Berkat kesabaran dalam mengabdi, akhirnya sedikit demi sedikit ada peningkatan. Gaji guru yang masih kembang kempis lantaran tidak terbayarkan juga sempat ia ungkapkan.
”Kadang-kadang sekolah ngutang dulu, setelah ada dananya baru dibayar, itupun tidak sepenuhnya. Guru honorer hanya menerima gaji Rp 200 ribu perbulan,” ungkapnya.
Daniel Joko Suwarno mengatakan, akan meneruskan perjuangan yang telah dipindah tangankan namun perlu didukung semua pihak agar pendidikan di SMA Maranatha berjalan sesuai dengan harapan dan keinginan bersama.
Sedangkan Ketua Yayasan Kristen Riduan Kesuma menuturkan, gaji guru akan dinaikan sekitar Rp 500 perbulan pada tahun ajaran baru 2009/2010. (fin)
Kasek Swasta Dijabat PNS

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah mengangkat beberapa guru pegawai negeri sipil (PNS) untuk menjadi kepala sekolah (Kasek) swasta, khususnya tingkat SMA Sederajat.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs Calon I Ranggon mengatakan, kini hanya ada satu sekolah yang belum ada pengangkatan, yakni SMA PGRI Terantang. Kaseknya belum diganti karena yayasan belum mengajukan surat permohon ke dinas.
Dia menambahkan, hingga kini ada lima sekolah swasta yang dikepalai PNS. ”Kami berharap bagi sekolah swasta yang belum dikepalai dari golongan PNS bisa mengajukan ke Dinas Kabupaten,” ucapnya usai serah terima jabatan Kasek SMA Maranatha Sampit kemarin. (fin)

SDN 2 Ketapang

Siswa Antre Buang Hajat

SAMPIT – Meskipun berstatus sekolah negeri, ternyata tidak menjamin fasilitas yang tersedia sudah memadai. Buktinya murid SDN 2 Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotim, harus antre saat buang hajat karena keterbatasan kamar kecil.
Selain permasalahan di atas, bau milik perusahaan PT Sampit yang cukup menyengat pada jam-jam tertentu terkadang menganggu proses belajar mengajar di sekolah. ”Biasanya munculnya bau karet yang cukup menyenangat sekitar pukul 10.00 WIB ke atas,” kata Kepala SDN 2 Ketapang Sardiman kemarin (4/2).
Meskipun pihak sekolah sudah berupaya memberikan pengharum ruangan, namun bau karet tetap tidak terbendung. Akhirnya para siswa maupun guru tidak mempermasalahkan hal itu. ”Kalau menurut penjelasan para ahli apabila manusia menghirup bau yang tidak sedap selama 15-25 tahun akan mengalami gangguan kecerdasan (IQ),” sebut Sardiman.
Meskipun demikian, sebagai langkah untuk membantu pihak sekolah perusahaan PT Sampit memberikan bantuan berupa buku paket pelajaran yang disumbangkan secara sukarela. ”Perusahaan pernah memberikan bantuan berupa buku paket untuk dibagikan secara gratis kepada seluruh siswa dan bentuan berupa meja kursi,” beber Sardiman.
Sementara itu, yang masih mengganjal dalam benak, kenapa SD yang berstatuskan Negeri, fasilitasnya tidak diperhatikan secara serius. ”Masalah WC dan pagar mudah-mudahan bisa teralisasikan semua,” pinta Sardiman.
Dengan keadaan sekarang, siswa maupun guru harus tetap antri untuk buang hajar ke kamar kecil karena pemerintah daerah terutama Dinas Dikpora Kabupaten Kotim belum memberikan alokasi dana khusus untuk pembangunan WC dan pagar apabila pihak sekolah tidak mengajukan tentang faslitas yang dibutuhkan. (fin)

Dana BOS 2009

SD Rp 397 ribu, SMP Rp 570 ribu

SAMPIT – Pemerintah menganggarkan kenaikan anggaran bantuan operasional sekolah atau BOS bagi siswa SD dan SMP pada 2009. Peningkatan BOS ini untuk mewujudkan wajib belajar 9 tahun gratis dan bermutu sehingga masyarakat tidak lagi dibebani berbagai pungutan yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero mewanti-wanti dengan kenaikan tersebut pihak sekolah agar tidak melakukan kecurangan dalam melakukan pemanfaatan dana BOS. Untuk itu, Yanero pun berjanji akan memperketat pengawasan mulai tingkat sekolah sampai dinas yang dipimpinnya.
“Sekolah jangan main-main soal penggunaan uang BOS itu. Kalau ada yang ketahuan berbuat curang, saya berjanji akan memberi sanksi tegas. Bahkan, bukan hanya sanksi dari saya, tapi juga dari departemen pendidikan,” tegas Yanero.
Sebagaimana diketahui, tahun ini, BOS untuk jenjang SD di kabupaten sebesar Rp 397 ribu. Sedangkan, di kota sebesar Rp 400 ribu. Untuk jenjang SMP, sekolah di tingkat kabupaten mendapat bantuan Rp 570 ribu. Sedangkan, kota mendapat Rp 575 ribu. Dana sebesar itu sudah mencakup bos buku.
Terkait jumlah penerima dana BOS untuk tahun 2009, Yanero belum mengetahuinya. Tapi menurutnya kemungkinan tidak akan jauh dengan jumlah penerima tahun 2008.
Penerima dana dari program kompensasi pengurangan subsidi (PKPS) BBM untuk tingkat SD tahun 2008 berjumlah 49.024 murid dari 320 SD. Sedangkan untuk SLTP diberikan kepada 67 sekolah yang meliputi 12.131 pelajar.Lebih lanjut, Yanero menjelaskan, tak ada yang berubah pada proses penyaluran bantuan yang menjadi bagian program kompensasi pengurangan subsidi (PKPS) BBM tersebut. “BOS umum maupun khusus buku, sama-sama langsung ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. Saat ini dana itu masih di pusat, tinggal tunggu cairnya. Yang jelas, dalam APBN sudah dianggarkan,” tandas Yanero. (ton)

SD Cita Bunda Sampit

Praktik Tinkom,
Lihat Bikin Koran

SAMPIT- Banyak metode dan cara yang bisa dilakukan dalam mengenalkan teknologi informasi (TI) kepada murid-murid sekolah. Sekolah Dasar (SD) Cita Bunda Sampit, misalnya, Sabtu (7/3) lalu, puluhan murid-muridnya berkunjung ke Redaksi SKH Radar Sampit. Itu bagian dari praktik pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (Tinkom), Bahasa Indonesia dan Sosial.
Di tangan para murid, terlihat secarik kertas (format) yang digunakan sebagai panduan pertanyaan agar murid mengetahui siapa nama pemimpin redaksi, ruangan apa yang sedang dimasuki, dan bagaimana proses pembuatan koran sampai ke tanggan para pembaca setia Radar Sampit.
Didampingi langsung oleh kepala SD Cita Bunda Sampit Suyoso, beberapa guru pembimbing, serta orang tua wali murid, murid yang berjumlah sekitar 62 orang ini berkumpul di halaman kantor. Sebelum masuk ke ruangan, murid mengenakan kostum baju kuning dan celana kehijauan diperkenalkan dengan pemimpin redaksi (pemred). “Silakan tanya, siapa nama bapak yang ada di hadapan ini,” ucap Suyoso.
Setelah memperkenalkan diri, murid yang diajarkan sejak dini dengan bahasa Inggris ini kemudian dipersilakan memasuki ruangan redaksi. “Ini adalah ruangan redaksi tempat pembuatan dan pengeditan berita,” kata Ajid Kurniawan saat diminta keterangan mengenai fungsi ruangan pertama yang dimasuki.
Puas bertanya, kemudian murid digiring kembali untuk melihat proses selanjutnya, yakni penyusunan gambar dan berita (montage). “Ini adalah montage tempat peletakan gambar dan berita sebelum dibawa ke ruang percetakan,” kata Brima.
Setelah mendengar dan melihat langsung proses montage, mereka giliran diajak melihat ruangan percetakan. “Setelah ini ke mana mas,” tanya salah satu guru pendamping. “Ke ruangan percetakan,” jawab wartawan koran ini.
Didalam ruangan percetakan, murid SD Cita Bunda kelas 1 dan 2 ini sangat antusias sekali, dengan berlari kecil mereka saling berebutan untuk memasuki ruangan. Setiba didalam ruangan mereka disambut hangat. “Ini adalah mesin cetak, sebelum jadi koran dan diedarkan ke masyarakat umum,” kata Feri saat menjelaskan tentang mesin cetak.
Setelah mengetahui secara garis besarnya proses pembuatan koran kemudian para murid, guru dan karyawan beserta pemred Radar Sampit mengadakan foto bersama menandakan kunjungan telah berakhir.
Kepala SD Cita Bunda Sampit Suyoso mengatakan, tujuan diadakannya kunjungan ini adalah dalam rangka pengamatan langsung tentang proses pembuatan koran kebanggaan warga Kotawaringin Timur dan mengaplikasikan kegiatan ujian tengah (mid) semester.
“Karena ada pelajaran tentang tinkom, bahasa Indonesia dan sosial, maka murid ini diberikan kesempatan langsung untuk melihat proses pembuatan koran secara nyata,” katanya kemarin (7/3).
“Kami berharap agar kunjungan ini sebagai salah satu gerbang bagi generasi penerus untuk melihat secara riil tentang perkembangan teknologi hingga saat ini sehingga sangatlah tepat semua itu dikuasai agar kedepannya mampu bersaing secara sehat,” harapnya. (fin)

Guru Agama Kaharingan Akan di Rekrut

Kotim Minim Guru Agama Hindu Kaharingan

SAMPIT – Kekurangan guru di Kabupaten Kotim sudah menyeluruh. Tidak hanya guru bidang studi, tapi juga guru agama. Salah satu, yang paling mendesak dan perlu mendapat perhatian adalah kekurangan guru agama Hindu Kaharingan.
Ketua Umum Mejelis Besar Agama Hindu Kaharingan Pusat Palangka Raya Kalimatan Tengah (Kalteng) Rangkap Inau mengatakan, pihaknya akan mengajukan ke pusat agar guru agama Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timut (Kotim) dilakukan penambahan.
“Kami berharap guru agama hindu kaharingan itu juga ada,” katanya usai kegiatan Musda IV Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) di komplek Kaharingan Center jalan Jenderal Sudirman km. 2,7 arah Pangkalan Bun-Sampit.
Menurutnya, guru agama Hindu Kaharingan itu sangat penting mengingat guru yang ada di sekolah biasanya mengajarkan ke anak didiknya menyesuaikan dengan agama yang dianutnya. “Biasanya guru menyesuaikan dengan agama yang dianutnya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sekitar 500 guru se-Kalteng ada guru agama Hindu Kaharingan, sementara di Kabupaten Kotawaringin Timur masih minim.
“Mudah-mudahan melalui Musda IV MD-AHK ini merumuskan dan mengajukan diadakannya guru agama kaharingan sehingga siswa yang beragama hindu kaharingan bisa belajar sesuai dengan agama yang dipercayanya,” pungkasnya. (fin)

Kegiatan Club Jelajah Sampit

Club Jelajah SMAN 4 Uji Nyali

SAMPIT – Club Jelajah SMA Negeri 4 Sampit kembali beraksi. Kali ini mereka uji nyali bukan di kandang sendiri, tapi di depan Museum Kayu Sampit kemarin (1/3).
Rahmat Yulianoor mengatakan, latihan di lokasi ramai bukan pamer kebolehan, tapi membuktikan bahwa club jelajah SMA Negeri 4 Sampit punya tim dan sudah teruji. Sehingga, masyarakat bisa menilai sejauh mana perkembangannya. Kegiatan yang melibatkan 30 siswa dari SMAN 4 Sampit dan beberapa alumni ini cukup menyita perhatian masyarakat.
Rahmat menjelaskan, panjat tebing atau panjat dinding tak lepas dari kegiatan pendakian gunung. Di saat mereka mencapai ketinggian tertentu, maka akan dibutuhkan teknik-teknik pendakian khusus dengan cara memanjat.
Pada perkembangannya, aktivitas memanjat dapat dibagi dua bagian, yakni panjat tebing (adventure climbing) dan panjat dinding (sport climbing). Adventure climbing merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk petualangan. Media aktivitasnya meliputi tebing-tebing di alam terbuka.
Adapun sport climbing dilakukan di media dinding atau papan buatan. Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh dan lebih sering dikompetisikan. Tapi, bukan berarti adventure climbing tidak bertujuan untuk menjaga stamina tubuh.
Terlepas dari teknik dan metodenya, dibandingkan panjat tebing, memanjat dinding buatan relatif lebih mudah. Dinding buatan biasanya didirikan di lokasi-lokasi keramaian, seperti kampus, mal atau pusat olahraga. Kondisi ini berbeda dengan panjat tebing, seorang pemanjat harus melakukan perjalanan panjang untuk mencapai kaki tebing sebelum melakukan pemanjatan.
Terlepas dari perbedaan di atas, baik panjat tebing maupun panjat dinding telah populer di masyarakat. Ketrampilan dasar yang harus dikuasai pemanjat. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan panjat tebing/dinding. Pertama, perlunya latihan yang dilakukan secara rutin. Kedua, penguasaan medan dan perlengkapan. Seperti halnya olahraga lainnya, panjat tebing juga memerlukan persiapan fisik, selain mental.
Ia berharap, kegiatan ini bisa berjalan atas dukungan instansi terkait. ”Walaupun dalam pelaksanaannya banyak kekurangannya, semoga kegiatan ini dapat diterima masyarakat luas sebagai olahraga yang penuh tantangan dan keberanian,” harapnya.
Sebelum melakukan kegiatan ini, siswa SMA Negeri 4 juga melakukan pengecatan pagar pekuburan Kristen di Taman Kota dan membagikan brosur pencegahan demam berdarah. (fin)

Agenda Disdikpora Kotim

Jadwalkan Jambore Guru di Ujung Pandaran

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim kembali akan menggelar jambore guru. Kegiatan yang dijadwalkan pada bulan Juni mendatang akan digelar di Pantai Ujung Pandaran, kecamatan Teluk Sampit.
Kepala Disdikpora Kotim Drs H Yanero mengatakan bulan Juni dipilih karena saat itu sekolah sudah memasuki libur kenaikan kelas.
“Kegiatan kita jadwalkan selama tiga hari. Untuk peserta diikuti perwakilan guru dari seluruh kecamatan di Kotim dan perwakilan guru dari kabupaten lain,” ujar Yanero.
Dia menargetkan untuk peserta lokal sebanyak 3.000 guru, sedangkan untuk perwakilan dari kabupaten lain ditargetkan seribu guru.
“Kami berharap kegiatan ini akan berlangsung meriah. Selain itu semakin menambah suasana keakraban sesama guru dan menjalin tali silahturahmi,” ucapnya.
Tak hanya itu, jambore guru kali ini juga akan diisi dengan kegiatan sosial, diantaranya bedah rumah untuk warga miskin. Lokasi bedah rumah ditetapkan di Desa Basawang dan Desa Lempuyang. “Ada sekitar tiga rumah yang akan dibedah ini menyesuaikan dengan kontribusi guru,” kata Yanero.
Dia menambahkan, bedah rumah ini terlaksana berkat sumbangsih para guru untuk membantu masyarakat yang berada digaris kemiskinan. “Guru bukan hanya mengajar didepan para anak didiknya. Mereka juga peduli sesama,” jelasnya.
Disamping itu lanjut dia, selain bedah rumah juga diadakan sunnatan massal. “Masalah persiapan mulai sekarang sudah dilaksanakan seperti mempersiapkan fasilitas air dan pendopo,” pungkas Yanero. (fin)