25 April 2009

Keluhan tentang soal UN 2009

Berlanjut, Soal Unas Masih Dikeluhkan

SAMPIT – Bukan hanya kembali diwarnai aksi ketidakhadiran para siswa, materi soal pada pelaksanaan ujian nasional (unas) hari kedua juga dikeluhkan. Seperti yang terjadi di MAN Sampit, lembar soal Bahasa Inggris yang diterima sangat buram. Dampaknya siswa kesulitan untuk mengisi jawaban.
“Hanya ada satu siswa saja yang lembar soal ujiannya warnanya buram dan ini sudah ditangani dengan cepat sehingga tidak mengganggu siswa lainnya,” ujar Widiharto Purnomo, salah satu pemantau unas dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimatan Tengah, kemarin (21/4).
Untuk mengatasinya panitia ujian langsung menggandakan dengan difotokopi disaksikan Tim Pemantau Independen (TPI), pihak sekolah, dan keamanan.
Widiharto menambahkan, selain itu, mengenai lembar jawaban ujian nasional (LJUN) tidak ditemukan ada yang rusak atau jenis lainnya yang menghambat proses berlangsungnya ujian. “Semua berjalan lancar selain kendala yang diatas,” cetusnya.
Di SMK PGRI Sampit, ada beberapa siswa yang sudah terdaftar namun tidak hadir untuk mengikuti ujian. “Ada 6 orang yakni 2 orang sudah nikah dan 4 mengundurkan diri tanpa pemberitahuan hingga sekarang,” ungkap Kepala SMK PGRI Sampit Syamsuddin.
Widiharto menambahkan, untuk MAN Sampit juga ada 1 orang yang tidak hadir yakni sudah nikah. “Ini masalah non pendidikan sehingga siswa tersebut sudah dinyatakan keluar,” pungkasnya diiyakan Syamsuddin. (fin)

Pungutan Dana BOS 2009

Masih Lakukan Pungutan
Kasek Terancam Dicopot

SAMPIT – Para kepala sekolah dasar, khususnya di wilayah kecamatan Mentawa Baru Ketapang mesti berhati-hati dalam menerapkan kebijakan. Sebab, setelah pendidikan gratis di-launching tahun ini, kepala sekolah (kasek) dilarang keras melakukan pungutan. Sanksinya bagi yang tetap membandel akan direkomendasikan dicopot dari jabatannya.
“Jadi pihak sekolah tidak dibenarkan untuk memungut sepersenpun uang kepada muridnya terutama tentang biaya pendidikan,” tegas Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kecamatan Ketapang Jumaidi, MPd.
Dia menambahkan, apabila dari pihak sekolah masih melakukan pungutan dana, entah itu menjual buku atau pungutan lainnya akan diberi sanksi.
“Apabila ini terjadi terutama bagi guru diberikan surat teguran sesuai dengan wewenang Dinas Cabang sedangkan kepala sekolah akan diusulkan diberhentikan,” tandas Jumaidi.
Untuk tahun ini, dana bantuan operasional sekolah (BOS) cukup besar dan ditambahkan lagi dengan dana sharing BOS yang dialokasikan dari APBD Kotim tahun 2009. “Untuk murid miskin setiap sekolah menganggarkan dana 20 persen dengan harapan tidak ada lagi alasan usia sekolah 6-12 tahun tidak sekolah,” imbuhnya.
Alumni Universitas PGRI Surabaya menambahkan semakin besar dana BOS yang dialokasikan akan berdampak secara signifikan seperti meningkatnya kualiatas pendidikan, pemerataan pendidikan tingkat Dasar dan tanggungjawab kepala sekolah terhadap pengguna dana BOS itu sendiri. “Tahun ajaran ini biaya ujian ditanggung sepenuhnya oleh sekolah melalui dana BOS dan APBD Daerah, sedangkan Penerimaan Siswa Baru (PSB) tahun ajaran 2009/2010 mendatang tidak ada pungutan terutama sekolah Negeri,” pungkas Jumaidi. (fin)