01 April 2009

DAK-BP tahun 2009 untuk Kotim

Kepsek Takut Gunakan DAK Pendidikan

SAMPIT - Kasus hukum yang menjerat Sudirman, mantan pimpro Diskpora Kotim membuat trauma jajaran di dinas tersebut. Karena itu, banyak kepala sekolah yang melaksanakan pembangunan gedung sekolah bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan 2009 takut diproses kasus korupsi oleh aparat penegak hukum.
Padahal fasilitas pendidikan tingkat dasar yang rusak di Kotim jumlahnya masih banyak. Sampai 2009 tercatat masih 480 ruang kelas yang mengalami rusak berat dan rusak ringan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero mengakui hal itu. “Banyak kepala sekolah yang mengeluh kepada saya. Mereka takut diproses secara hukum dalam melaksanakan DAK bidang pendidikan,” cetus Yanero dalam sosialisasi DAK Bidang Pendidikan 2009 Kotim, kemarin.
Diakui Yanero sejak DAK Bidang Pendidikan digulirkan beberapa tahun lalu, ribuan pesan pendek masyarakat disampaikan kepadanya. Sms-sms itu hampir semua bernada miring. Ia memaklumi kondisi tersebut karena saat ini akses masyarakat sudah terbuka luas sehingga kalau ada hal negatif sekecil apapun maka akan sampai kepada dirinya.
Apa lagi lanjutnya, baru-baru ini seorang pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) DAK Pendidikan-Sudirman-diproses dan didakwa melakukan korupsi kasus serupa. Hal semacam tersebut menjadikan rasa ketakutan berlebihan pada sejumlah kepala sekolah.
Untuk itu Yanero meyakinkan kepada para kepsek agar mereka tidak perlu takut kepada aparat hukum asalkan bekerja sesuai prosedur. “Jangan takut asalkan kerja prosedural. Dalam DAK kepsek bertindak sebagai penanggungjawab, namun seharusnya dia membuat komite pembangunan dan tidak harus dikerjakan sendiri. Karena kepsek juga tidak boleh melalaikan fungsi utamanya sebagai guru,” imbaunya.
Sementara itu Kasi Fisik Prasarana Disdikpora Marjuki di sela kegiatan tersebut mengatakan tahun 2009 ini total SD/SDLB yang rusak sebanyak 480 ruang kelas (24,45%) terdiri atas rusak berat 111 buah dan rusak ringan 255 buah.
Alokasi dana DAK Bidang Pendidikan 2009 mencapai Rp9,883 miliar. Jumlah itu diperuntukkan guna perbaikan 114 ruang kelas dari jumlah sekolah sebanyak 38 buah yang tersebar pada 13 kecamatan.
Inspektur Inspektorat Kabupaten Kotim Jusni Sitompul memaklumi ketakutan yang dialami para kepsek. Hal tersebut karena seiring dengan makin ketatnya pengawasan yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal.
Oleh karena itu Jusni mengimbau kepada kepsek agar dalam menjalankan tugasnya sebagai penanggungjawab pembangunan didasari atas niat tulus sebagai pengabdian dan tidak memikirkan uang yang bukan menjadi haknya. (vis)

SMAN 1 Sampit workshop R-SSN

Ajari Guru Bikin Blog dan Email

SAMPIT – Memasuki tahun kedua Rintisan Sekolah Standar Nasional (R-SSN) SMAN 1 Sampit kembali mengadakan kegiatan. Kali ini mereka mengadakan workshop pembekalan pendidik dan tenaga pendidik tentang Information Computer Tecnology (ICT) yang diikuti sekitar 61 guru dan tenaga administrasi dilaksanakan 31 Maret hingga 2 April dilantai II SMAN 1 Sampit.
Sedangkan ciri-ciri Sekolah Standar Nasional atau Sekolah Kategori Mandiri (SSN/SKM) yakni terpenuhinya 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), pembelajaran berbasis ICT, pembelajaran dengan moving class (kelas berpindah), dan pembelajaran dengan sistem SKS.
Kegiatan workshop itu meliputi bagaimana cara pembuatan E-Mail, blogger, Hotspot, jardiknas, pembuatan web dan analisis soal ujian dengan masing-masing nara sumber.
Ketua panitia Harsono mengatakan, tujuan diadakan workshop ini dalam rangka peningkatan kompetensi guru untuk pemanfaatan ICT sebagai sumber belajar menuju pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
Kepala SMAN 1 Sampit A Syaifudi menambahkan, pada bulan Oktober 2008 lalu sudah diadakan kegiatan serupa tentang Rintisan Sekolah Standar Nasional (R-SSN) yang dibuka langsung oleh Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotim Drs H Yanero. “Sebelumnya pelatihan tentang pembelajaran R-SSN dan sekarang tentang ICT,” sebutnya.
Dia berharap, melalui kegiatan workshop ini bagi tenaga pendidik mampu menyerap pelbagai pengetahuan dan wawasan kemudian diterapkan keanak didiknya masing-masing dengan harapan mampu terciptanya sistem pembelajaran yang menyenangkan. (fin)

Sekolah yang sudah terakreditasi A

Baru Tujuh Sekolah Terakreditasi A

SAMPIT – Tujuh sekolah di bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah terakreditasi A. Sekolah tersebut adalah SMKN 1 Sampit, SMP Katolik, SDN 2 Mentawa Baru Hulu, SD Katolik Sampit, TK Kumala Bharangkara Sampit, SDN 5 Baamang Hilir, dan SMA Muhammadiyah Sampit.
Sedangkan sekolah yang terakreditasi B dan C cukup banyak. “Tahun 2008 belum ada usulan lagi,” kata Kepala Disdikpora Kabupaten Kotim melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Agus Suryo Wahyudi kemarin (30/3).
Menurutnya, akreditasi ini sangat penting karena ini merupakan hasil evaluasi sekolah untuk mengetahui kinerja dan mutu sekolah. “Semakin tinggi akreditasinya maka biaya untuk operasionalnya akan naik,” ungkapnya. Sebelumnya, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) memberi istilah akreditasi dengan nama “terdaftar” atau “diakui”.
Selain itu, ada empat sekolah yang belum terakreditasi. Namun Agus enggan merincikan sekolah mana yang statusnya belum terakrditasi dengan alasan menjaga nama baik sekolah.
Agus berharap, bagi yang belum terakreditasi maupun yang sudah hendaknya lebih meningkatkan kinerja dan mutu pendidikannya karena semua sekolah punya kesempatan untuk meraih tangga akreditasi yang tinggi. (fin)