27 Juni 2009

Anjlok Unas guru tidak merata

DP : Jeblok lantaran penyebaran guru tidak merata

SAMPIT – Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahun pelajaran 2008/2009 mengalami penurunan yang cukup dratis dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka persentase kelulusan menurun ini dinilai oleh Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Kotim Soepangat akibat penyebaran guru tidak merata sehingga berdampak pada mutu pendidikan, hal inilah sebagai salah satu faktor penyebab utama jebloknya nilai anak didik tahun ini.
Dia menjelaskan, banyak guru yang tidak sesuai dengan formasi penempatan selain itu, penumpukan guru diperkotaan cukup banyak sedangkan didaerah kekurangan dan bahkan ada satu guru mengajar tidak hanya satu mata pelajaran. “Bagaimana bisa meningkatnya mutu pendidikan sedangkan tenaga pendidik tidak sesuai dengan disiplin ilmunya,” Kata Soepangat kemarin (27/6).
Disamping itu, lanjut dia, guru tidak konsekuen dengan profesi dan tugasnya sebagai tenaga pendidik, dan bahkan ada guru yang hanya mengejar sertifikasi sedangkan tugas utamanya terabaikan. “Saya tidak menyalahkan, tetapi tugas pokok jangan ditinggalkan akibatnya siswa jadi kurang bimbingan dan menerima pelajaran juga tidak sampai dengan standar pelajaran kelulusan,” sindir Soepangat.
Disinggung mengenai molornya jadwal pembagian hasil UN SMP hampir sama dengan UN SMA, Soepangat menilai, antara Dinas Kabupaten dengan Dinas Pendidikan Kalteng kurang koordinasi sehingga terjadi penguluran waktu. “Seharusnya antara Dinas Pendidikan Kalteng dengan Dinas Kabupaten selalu proaktif,” sebutnya.
Sedangkan mengenai anjloknya nilai kelulusan Kotim yakni peringkat kedua dari Kabupaten Katingan yaitu Kotim tidak lulus sebanyak 144 orang dari 4.251 peserta atau 96,61 persen, sedangkan Katingan tidak lulus 165 orang dari 1.851 peserta atau 91,09 persen. “Peringkat ketiga diduduki Kobar yakni 140 orang tidak lulus dari 2.881 peserta atau 95,14 persen,” beber Soepangat.
Selain itu, lanjut dia lagi, jebloknya juga ada pada kesejahteraan guru sehingga wajar saja ada guru yang kerja sambil nyambi. “Bagaimana guru bisa terfokuskan untuk mengajar sementara penghasilan tiap bulan tidak mencukupi untuk memenuhi hidup keluarganya, dan ini juga harus diperhatikan, ya paling tidak anggaran peningkatan mutu juga ditingkatkan,” pinta Soepangat.
Mengenai siswa yang tidak lulus, Soepangat berharap agar kerja paket B dan untuk tahun kedepannya agar lebih baik untuk meningkatkan lagi dari segi manajemen dan pendidikan serta anak didik dan juga orang tua wali murid saling bahu membahu karena pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama.
(fin)

Jambore Guru 2009 MBK borong hadiah

MB Ketapang Borong Juara di Jambore Guru

SAMPIT – Prestasi membanggakan bagi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MBK) saat mengikuti Jambore Guru di Bumi Perkemahan Pramuka Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, 21 hingga 24 Juni lalu. Pada kegiatan tersebut, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MBK) memboyong hadiah seperti lomba masakan daerah dan nusantara juara pertama, voli pantai, tari daerah, dan lomba kerapian kebersihan dan keindahan (K3).
Kepala Cabang UPTD Kecamatan Ketapang Jumaidi mengatakan, atas kemenangan tersebut pihaknya mengucapkan ribuan terimakasih kepada seluruh guru semua jenjang pendidikan karena telah bahu membahu mensukseskan Jambore Guru 2009. “Alhamdulillah Ketapang merebut juara umum,” kata Jumaidi diruang kerjanya kemarin (26/6).
Dia menambahkan, keberhasilan Kantor Cabang UPTD Kecamatan Ketapang meraih prestasi sebagai juara umum dalam jambore guru tersebut, tidak lepas dari andil guru dari semua jenjang. Ini membuktikan bahwa intentitas dan kualitas pendidikan berjalan sesuai dengan harapan.
Jumaidi melanjutkan, dalam kegiatan tersebut tidak banyak berharap jadi juara. Lebih dari itu ikut berpartisipasi dan membuktikan bahwa kemah guru bukan sekadar hura-hura saja, tetapi dalam rangka meng-update pengetahuan dan wawasan guru terhadap dunia pendidikan serta meng-upgrade dan meningkatkan kemampuan guru tentang profesi dan tugas sebagai tenaga pendidik.
Dia menambahkan, di Jambore Guru seluruh guru diaktifkan selain mengikuti kemah mereka juga mengikuti seminar pendidikan, pendidikan dan pelatihan (Diklat) guru, olahraga dan perwasitan serta mengikuti sosialisasi sekolah standar nasional (SSN). “Untuk MBK diikuti 883 orang,” tandasnya.
Dia berharap, Jambore Guru ini dijadikan momentum yang baik untuk kita semua, selain itu secara bersama-sama mengintropeksi kemampuan prosesionalisme guru apalagi disaat kelulusan tingkat SMA/MA/SMK sangat menurun tajam. (fin)

25 Juni 2009

Jepretan : Arifin/Radar Sampit
Dara KDI "Cari Jodoh”, Para Guru Heboh

SAMPIT – Kehadiran artis ibukota Dara KDI seolah-olah menjadi penghibur para peserta Jambore Guru di Bumi Perkemahan Pramuka, Desa Ujung Pandaran, Kabupaten Kotawaringin Timur Senin (22/6) malam.
Jambore Guru yang telah terprogram lama itu mendadak heboh. Ada momentum yang dimanfaatkan para tenaga pendidik untuk mengabadikan melalui ponsel maupun kamera saku yang mereka bawa saat itu. Kedatangan Dara KDI itu yang tidak direncanakan itu menarik perhatian kalangan pendidik.
Dara hadir di Ujung Pandaran setelah selesai mengadakan kampanye di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (Samuda). “Kedatangan Dara ini bukan untuk kampanye melainkan menyempatkan diri untuk menghibur para guru yang sedang kemah,” teriak pembawa acara.
Lagu awal berjudul Rekayasa Cinta diiringi musik elekton menghentak membuat penonton bergoyang. Selain itu, sapaan demi sapaan melalui jabatan tangan kepada para gemarnya semakin membuat suasana panas di tengah hembusan angin pantai.
Penampilan Dara ditutup dengan menyanyikan lagu Cari Jodoh milik grup band Wali. Lagu ini diikuti hampir seluruh penonton hingga selesai. Jam menunjukan pukul 21.10 WIB, Dara pun kembali ke Sampit untuk beristirahat karena keesokan harinya kembali ke Jakarta.
(fin)

Ujian Paket C Kotim

Ujian Paket Tidak Hanya Formalitas

SAMPIT–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur menegaskan, ujian keseteraan atau lebih dikenal dengan kejar paket bukan hanya formalitas. Lulus atau tidak, tergantung hasil ujian para peserta.
“Banyak orang menganggap setelah mengikuti ujian keseteraan pasti lulus, padahal tidak. Banyak warga yang mengatakan dengan mengikuti ujian paket C maka bisa mendapatkan ijazah secara instan,” tegas Kepala bidang pendidikan non formal dan in formal (PNFI) Disdikpora Kotim Suryani saat memantau ujian paket C kebeberapa lokasi di Kota Sampit (23/6).
“Jangan berpikir dengan mengikuti ujian paket C bisa pasti lulus,” katanya.
Dijelaskan, tahun ini ada peningkatan peserta dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peserta yang pindah jalur formal ke non-formal 877 orang, sedangkan peserta reguler 484 orang yang totalnya sekitar 1.345 orang dari tujuh kecamatan, yakni Mentawa Baru Ketapang (MBK), Baamang, Kota Besi, Parenggean, Mentaya Hulu Utara (Bagendang) dan Mentaya Hulu. “Untuk Kecamatan Cempaga bergabung di Kota Besi, sedangkan pelaksanaannya 23 – 26 Juni,” sebutnya.
Hanya ada dua jurusan yang dibuka untuk ujian kesetaraan ini, yakni IPA dan IPS. Mata pelajaran yang diujikan mengacu pada prosedur operasional standar (POS). Lembar jawaban tetap menggunakan lembar jawaban komputer (LJK) layaknya ujian nasional sebenarnya. “Seluruh peserta menggunakan LJK untuk menjawab semua soal, sedangkan soal dibuat oleh pusat,” beber Suryani.Suryani berharap, dengan mengikuti ujian paket C ini apabila lulus mampu membantu untuk meneruskan cita-citanya. Dalam artian yang berkeinginan bekerja atau melanjutkan bisa menggunakan ijazah ini. “Bagi yang ingin melanjutkan ke jejang lebih tinggi bisa menggunakan ijazah paket C karena ini adalah program pemerintah pusat,” pungkasnya. (fin)

Pilih Perguruan Yang Sudah Terakreditasi

Pilih Perguruan Terakreditasi

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur kembali mengimbau, bagi lulusan SLTA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi hendaknya memilih yang sudah terakreditasi.
Kepala Seksi Tenaga Teknis Tri Sentot Raharjo, menyampaikan hal itu saat sosialisasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan di Bumi Perkemahan Pramuka Desa Ujung Pandaran Kotim kemarin (22/6).
Menurut Tri, Kotim khususnya Kota Sampit pernah berdiri suatu lembaga perguruan tinggi namun tidak terakreditasi. “Lulusan perguruan tinggi tersebut banyak, tapi setelah penerimaan pegawai negeri sipil banyak yang ditolak dengan alasan sekolah tersebut tidak terakreditasi,” bebernya.
Dia menambahkan, hal ini tentu akan membuat kecewa alumni tersebut. Bukan hanya itu, biaya, tenaga dan pikiran bahkan usia juga jadi taruhan. “Kalau pada saat kuliah usianya 28 tahun, sementara kuliahnya 4 tahun jadi sudah berusia 32 tahun. Kalau demikian sangat dirugikan baik dari materi maupun waktu,” ingatnya.
Disdikpora, lanjut Tri, mengingatkan supaya teliti sebelum menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Karena kasus yang pernah menimpa putra dan putri Kota Sampit cukup sebagai peringatan dan pelajaran di masa mendatang. (fin)

Siswa SMKN 1 Sampit ikut PSG

Bupati Lepas 235 Siswa SMKN 1 Ikuti PSG

SAMPIT – Sebanyak 235 siswa SMKN 1 Sampit akan mengikuti Pendidikan Sistem Ganda (PSG) selama 3 bulan kedepan. Pelepasan siswa SPG ini dilakukan langsung Bupati Kotim HM Wahyudi K Anwar di halaman sekolah, Sabtu (20/6) lalu.
Siswa yang dimagangkan terdiri dari beberapa program keahlian yakni akuntansi berjumlah 76 orang, penjualan, 38 orang, administrasi perkantoran 79 orang dan teknologi informasi 42 orang. Dari 235 siswa tersebut terbagi menjadi 62 kelompok yang masing-masing terdiri dari 2 sampai 5 orang.
Disamping itu, dalam satu kelompok ada yang digabung dengan 2 program keahlian. Dimana dalam 62 kelompok ini dibimbing oleh 2 pihak masing-masing 1 orang dari sekolah dan 1 orang dari dunia usaha/dunia industri/instansi sehingga berjumlah 89 orang dengan perincian pembimbing dari sekolah 27 orang dan pembimbing dari DU/DI 62 orang.
Bupati mengatakan bagi siswa yang dimagangkan hendaknya benar-benar mempelajari semua pekerjaan selama didunia kerja serta jaga nama baik sekolah. “Saya harapkan bekerjalah dengan baik, manfaatkanlah waktu selama mengikuti PSG karena inilah kesempatan untuk menyerap berbagai wawasan dan pengetahuan dilapangan sehingga setelah lulus telah memiliki bekal kerja,” pintanya.
Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan, pelaksanaan PSG ini dimulai 22 Juni hingga 30 September 2009 atau selama 3 bulan dengan tempat praktik sebanyak 62 DU/DI.
Dia merincikan, instansi pemerintah18 kelompok, BUMN/BUMD 8 kelompok, perusahaan swasta 18 kelompok, swalayan/toko 6 kelompok, kantor notaris 1 kelompok dan supplier dan jasa komputer 11 kelompok. Dia berharap, dengan dimagangkan siswa tersebut mampu menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian, profesional dengan memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dna etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. (fin)

SMKN 1 Sampit teken MoU

Gandeng Tiga Bank Pelat Merah
SMKN 1 Sampit Berikan, Tambahkan Wawasan Perbankan

SAMPIT – Sebagai sekolah pencipta tenaga siap pakai, SMKN 1 Sampit kembali membuat terobosan baru. Tiga bank pelat merah (Bank Pembangunan Kalteng, Bank Negara Indonesia, dan Bank Mandiri) digandeng untuk memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat). Kerjasama itu langsung ditandatangani dalam memorandum of understanding (MoU).
Hadir dalam penandatangan MoU Plt Setda Kotim HM Taufik Mukri, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero, dan para pimpinan ketiga bank.
Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan, kerjasama ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada anak didik agar mengetahui langsung sistem kerja bank serta program-program yang direncanakan kedepan.
“Bagi siswa yang belum dimagangkan akan mendapatkan materi dan bahan tentang dunia perbankan terutama jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran sebelum terjun langsung ke dunia kerja,” ungkap Ino di ruang kerjanya kemarin (24/6).
Selain itu, lanjut Ino, bagi siswa yang mengikuti Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dengan praktik langsung dilapangan sudah memiliki bekal materi sehingga pada saat ditugaskan siswa mampu menerapkannya dengan baik.
“Materi dan bahan diperkirakan semester mendatang dan kami harapkan agar selama menerima materi dengan sungguh-sungguh,” pintanya.
Dia menambahkan, melalui kerjasama antara pihak pertama dengan pihak kedua tentunya akan meningkatkan mutu dan kesesuaian program SMK dengan kebutuhan dunia kerja yang diusahakan dengan asas saling menguntungkan. “Mengenai tempat pembelajaran atau diklat dilaksanakan disekolah dengan fasilitas belajar mengajar sesuai yang tersedia, kalau pihak kedua menghendaki dapat dilaksanakan ditempat pihak kedua,” bebernya.
Disamping itu, lanjut Ino, perjanjian ini dibuat untuk jangka waktu satu tahun mulai tahun pelajaran 2009/2010, terhitung sejak tanggal penandatanganan naskah kerjasama. Bentuk kerjasama ini juga masih bisa diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak,” pungkasnya. (fin)

Siswa SMA Laporkan Kaseknya Sendiri

Siswa Laporkan Kasek ke Wabup
Gara-gara Ucapan Kesek SMAN 1 Cempaga Dianggap Bohong

SAMPIT – Gara-gara ucapannya, Kepala SMAN 1 Cempaga Rakimin dilaporkan siswanya ke wakil bupati Kotim. Rakimin dilaporkan karena dianggap telah mengkebiri upaya siswa yang berhasil memindahkan lokasi ujian paket C dari SDN 1 Kota Besi ke SMAN 1 Cempaga.
“Kami sangat menyayangkan ucapan kepala sekolah (Rakimin, Red) yang telah mengklaim bahwa dirinyalah yang mengupayakan pemindahan lokasi ujian paket C. Padahal sebenarnya tidak!” ungkap Ade Kansas, salah satu perwakilan SMAN 1 Cempaga saat berada di Kantor Bupati kemarin (24/6). Ade menghadap wabup didampingi 5 rekan lainnya mewakili siswa kelas XII.
Ade menjelaskan sebagai kepala sekolah, harusnya membantu anak didiknya agar ujian paket C dilaksanakan di sekolah asal. Justru yang terjadi kasek tidak merespon sama sekali keinginan para siswa tersebut.
Merasa tak digubris keinginan tersebut, siswa sepakat untuk mengupayakan sendiri usulan mereka ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim. “Pada Sabtu (20/6) lalu kami menghadap ke Kepala Disdikpora Kotim (Yanero). Setelah kami jelaskan, usulan kami disetujui dan lokasi ujian dipindah,” beber Ade yang didampingi Rahmahwati dan Lina Ismawati serta 3 perwakilan lainnya seperti Rinika, Bahriyanur dan Apriyanur.
Selain menghadap ke Kepala Disdikpora, lanjut Ade, perwakilan yang saat itu menggenakan seragam sekolah juga melaporkan ke DPRD Kotim. Namun hingga kini belum ada jawaban yang jelas hingga akhirnya bertemu dengan wabup Kotim. “Kami heran mengapa wakil rakyat tidak merespon permasalah ini padahal ini menyangkut orang banyak,” keluhnya.
Ade menjelaskan, sebanyak 87 siswa SMAN 1 Sampit mengikuti unas tingkat SMA yang lulus hanya 5 orang sedangkan sisanya tidak lulus. Sedangkan yang mengikuti paket C hanya sedikit dengan alasan jarak tempuh terlalu jauh.
“Para siswa di SMAN 1 Cempaga itu rata-rata tempat tinggalnya sangat jauh sehingga apabila ujian paket C dilaksanakan di Kota Besi banyak yang tidak ikut. Nah, setelah dipindahkan akhirnya semua ikut ujian,” sebut Ade dengan lesu mengingat perjuangan mereka telah diklaim kepala sekolah.
Sementara itu, Kasek SMAN 1 Cempaga Rakimin ketika dikonfirmasikan mengaku telah mengupayakan pemindakan pelaksanaan unas. Disebutkannya pada Jumat (19/6) telah meminta kepada Disdikpora agar ujian dilaksanakan di daerah Cempaga.
Dia menambahkan, mengenai pemindahan tempat pihaknya juga telah menempelkan selebaran di kaca sekolah bahwa pelaksanaan ujian yang dijadwalkan semula di Kota Besi akhirnya dipindahkan di sekolah. “Mengenai perjuangan siswa untuk meminta diadakan di sekolah itu urusan mereka. Yang jelas sekolah hanya memfasilitasi,” ujarnya yang didampingi salah satu pengawas Syahmudin.
Apapun statement yang dilontarkan oleh Kasek, dari pihak siswa tetap menganggap bahwa itu bohong karena sebelumnya pihak sekolah tetap menginginkan dilaksanakan di Kota Besi. “Itu bohong aja, kami tidak diberi informasi bahwa sekolah menempelkan jadwal pelaksanaan ujian paket C itu di SMAN 1 Cempaga,” pungkas Ade diamani siswa yang lainnya. (fin)

20 Juni 2009

SMK-M terima lulusan paket B

SMK-M Terima Lulusan Paket B

SAMPIT – SMK Muhammadiyah Sampit akan menerima siswa lulusan paket B disamping siswa lulusan sekolah reguler. Hal itu ditegaskan Kepala SMK Muhammadiyah Sampit M Guntur.
“Selama persyaratannya memenuhi, para lulusan paket B bisa mendaftarkan ke sini. Kalau kita menolak itu berarti kita telah menghambat keinginan anak untuk bersekolah,” tegasnya kemarin (18/6).
Guntur menambahkan, meskipun jadwal pendaftaran dibuka pada tanggal 22 Juni, namun sudah ada yang telah mendaftarkan diri padahal hasil pengumuman akan dilaksanakan 20 Juni ini. “Sudah ada yang mendaftar, dan peserta terbatas,” terangnya.
Untuk PSB tahun ini SMK Muhammadiyah membuka 3 kelas dengan program keahlian 2 ruang sekretaris dan 1 ruang Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Dia melanjutkan, apabila kuota yang disiapkan ternyata membludak maka akan diadakan seleksi. “Seleksi administrasi, pembobotan nilai Unas, tes kesehatan, tes tertulis, tes wawancara (bakat-minat) dan tes khusus sesuai dengan program keahlian,” sebut Guntur.
Dia berharap, bagi masyarakat yang menginginkan anaknya dititipkan di SMK Muhammadiyah Sampit segera saja mendaftarkan diri, selain peserta terbatas juga telah ada yang mendaftar saat ini. “Tiap ruang hanya menerima 32 hingga 36 siswa,” pungkasnya.Ditempat terpisah, para dewan guru dan Kepala SMK Muhammadiyah Sampit mengadakan acara syukuran untuk mensyukuri segala perjuangan selama mendidik anak hingga meraih nilai dan angka kelulusan yang cukup membanggakan. “Acara syukuran tersebut sebagai wujud rasa syukur guru berjumlah 18 orang yang telah membina dan membimbing siswa hingga mencapai kelulusan dengan mendapatkan nilai yang baik,” ungkap Guntur. (fin)

SDN 4 MB Hilir demontrasi

Tampilkan Ragam Karya dan Seni

SAMPIT – Perpisahan dan pelepasan murid kelas 6 SDN 4 Mentawa Baru Hilir di halaman sekolah kemarin penuh makna. Mereka menampilkan ragam seni dan berbagai hasil karya murid sendiri. Di antaranya, karya pembuatan telur asin, kerajinan dari janur, miniatur sekolah, rumah adat, kerajinan rotan, dan kerajinan dari barang bekas.
“Itu semua hasil karya murid yang didampingi para guru,” kata Kepala SDN 4 MB Hilir Siti Rumilah di hadapan para undangan yang hadir saat itu kemarin pagi (18/6).
Menurutnya, melalui kegiatan eksta kurikuler para anak didik diberi bekal untuk mempelajari berbagai kerajinan. “Terutama kerajinan menganyam janur yang sekarang mulai ditinggalkan,” sebut Rumilah.
Dia menambahkan, selain itu, banyak di sekitar barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. “Nah, melalui kegiatan tersebut, para murid dituntut untuk berkreatif meolah barang bekas menjadi barang yang bernilai. Salah satunya itu adalah kerajinan membuat tas dari bahan kerdus,” ungkapnya.
Di samping itu, lanjut Rumilah, semangat dan bakat dari anak didik juga sangat tinggi sehingga perlu disalurkan, alhasil banyak kreatifitas yang telah dihasilkan selama mengecap pendidikan. “Sesuai dengan tema yakni cerdas, terampil, kreatif dan kompetitif untuk meraih prestasi terbaik,” katanya.Rumilah berharap, kepada murid kelas 6 yang sebentar lagi akan meninggalkan bangku sekolah untuk melanjutkan kejenjang lebih tinggi lagi agar apabila sudah berhasil pihak sekolah akan menunggu untuk meimbaskan ilmunya ke adik-adik kelasnya. “Saya harapkan terus lanjutkan kejenjang berikutnya,” pintanya. (fin)

Jambore guru minta dibatalkan

Jambore Guru Minta Dibatalkan
Dinilai Hura-hura, Evaluasi Unas Lebih Penting

SAMPIT- Anjloknya hasil ujian nasional (unas) yang dicapai siswa SMA di Kotim tahun ini mengundang keprihatinan yang luas dari elemen masyarakat. Apalagi di saat dunia pendidikan Kotim berduka itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga justru mengagendakan kegiatan yang bertolak belakang dengan fakta hasil unas. Yaitu menggelar Jambore Guru di Ujung Pandaran, Minggu (22/6) besok.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung tiga hari itu kontan mendapatkan penolakan dari para pihak yang peduli dengan pendidikan Kotim. Bila dipandang dari sisi situasi dan keadaan waktu pelaksanaan sangat bertentangan. Apalagi selama ini kesan yang ditimbulkan dengan dunia pendidikan di Kotim selalu seremonial, yang dikemas dalam banyak bentuk Jambore dan kemah.
“Akan bijak bila kegiatan Jambore Guru ini dibatalkan. Melanjutkan kegiatan dengan kondisi banyak siswa dan orangtua murid berduka sangat tidak tepat. Jambore itu identik dengan kegembiraan dan hura-hura, masa mau pesta pora di pantai sementara yang lainnya berduka,” kata Fahrudin Idris, Ketua Dewan Pakar PPP Kotim, kemarin.
Melakukan eveluasi unas, imbuh Fahrudin, jauh lebih bernilai hasilnya ketimbang melakukan Jambore. Menurutnya, sesuatu yang sudah direncanakan tidak salahnya untuk dibatalkan asalkan penjelasan tepat. Apalagi pembatalan tersebut justru lebih efisien bila terus dilanjutkan.
“Sikap mau menumbuhkan keprihatinan dalam memahami kondisi masyarakat, tidak bisa hanya mengharap selalu dari masyarakat, para pejabat pun dalam membuat program dan kebijakan mestinya memberikan contoh ke arah itu,” katanya.
Bila kegiatan Jambore Guru dilanjutkan, dia menuding para pejabat terkait di Kotim tidak memiliki rasa tanggung jawab moral. “Andaikan kita berada dalam posisi mereka yang tidak beruntung dengan hasil unas tersebut, bagaimana kecewanya. Jumlah orang yang menangis dan stres dengan hasil unas ini tidaklah sedikit. Cepat melakukan evaluasi jauh lebih penting. Pertanyaan sekarang justru muncul kenapa tahun sebelumnya bisa 100 persen, apakah memang mutu pendidikan kita rendah, semua harus ada jawabannya,” timpalnya.
Saran agar kegiatan Jambore para guru dihentikan juga disampaikan Suripto. Sekretaris IPMPU Kotim ini mengatakan pembatalan kegiatan Jambore dan mengalihkan dana untuk kegiatan pendidikan yang lebih bermakna dan menyentuh masalahnya.
“Disdikpora tidak pantas untuk merayakan keberhasilan pendidikan dengan para para guru dengan cara Jambore, tunjukkan rasa tanggung jawab dengan cara yang santun dan elegan bukan dengan bentuk kegiatan yang mengudang kecemburuan rakyat. Membangun pendidikan tidak bisa dengan cara jambore dan kemah. Bila ini diikuti jelas itu untuk pemenuhan keinginan sekelompok pihak tertentu yang tidak peduli dengan pendidikan,” ucapnya.
Suripto juga menegaskan, hasil unas yang jeblok merupakan isyarat dan menjadi teguran bahwa pengelolaan pendidikan di Kotim tidak seperti yang digaungan para pejabat. “Selama ini kita terlena dengan kegiatan yang berhura-hura. Para siswa dan guru yang semestinya mendapatkan pembobotan keilmuan, justru disibukkan dengan program yang dibuat pejabat yang ingin terlihat di permukaan besar tapi dalam ternyata kosong dan banyak masalah. Bersyukurlah sekarang ini kita cepat-cepat dapat teguran dan ini harus menjadi bagian untuk penyadaran bersama,” pungkasnya. (vis/har)

Nasib 200 siswa belum jelas

Nasib 200-an Siswa Belum Jelas
Pengumuman SMP dan SD Dijadwal 27 Juni

SAMPIT – Nasib 200-an siswa SMA yang belum mengetahui hasil kelulusan semakin tak jelas. Pasalnya, hingga dua hari sejak hasil ujian nasional (unas) diumumkan tanda-tanda apakah mereka lulus atau tidak belum juga diketahui.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero mengatakan, persoalan yang menimpa 200-an siswa itu dikarenakan saat dilakukan pen-scaneran lembar jawaban komputer ujian nasional (LJKUN) tidak bisa terbaca.
Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, pihaknya langsung menindaklanjuti dengan mengirimkan surat resmi kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). “Surat tersebut sudah kita layangkan. Tapi sampai sekarang belum ada jawaban,” kata Yanero.
Dalam melayangkan surat tersebut pihaknya didampingi langsung Dinas Pendidikan Provinsi selaku penanggung jawab. “Dinas Provinsi pernah mengatakan bahwa, bagi yang ada keluhan agar menginformasikan langsung untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Yanero menambahkan, Disdikpora juga tidak bisa berbuat banyak terkait hal itu. Yang bisa dilakukan hanyalah menunggu jawaban resmi dari BSNP. “Keputusaan penilaian ada di tangan mereka (BSNP, Red). Kalaupun jawabanya yang diberikan nanti karena kesalahan teknis, kita berharap ada klarifikasi secepatnya. Setidaknya tidak membuat siswa tambah kebingungan,” tukasnya.
Sementara itu pengumuman tingkat SMP dan SD yang sejatinya dijadwalkan 20 Juli mengalami perubahan menjadi 27 Juni. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Drs Agus Suryo Wahyudi mengatakan perubahan jadwal itu sudah disampaikan Dinas Pendidikan Provinsi secara resmi.
Agus menambahkan, pembagian hasil ujian inipun ada perbedaan antara SMP dan SD. Untuk SMP diambil langsung oleh kepala sekolah masing-masing sedangkan SD diserahkan kepada Kantor Cabang UPTD Kecamatan. “Untuk SMP/MTs/SMPLB total yang mengikuti ujian nasional 4.418 orang dari 69 sekolah, untuk SD/MI/SDLB 6.566 orang dari 320 sekolah se-Kotim,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pengambilannya, lanjut Agus, akan diutus salah satu perwakilan dari Dinas Kabupaten ke Dinas Provinsi sebelum hari H. “Kami akan utus seseorang untuk mengambil hasil ujian ke Dinas Provinsi,” ujarnya.
Agus minta maaf, karena pihaknya sebelumnya telah menginformasikan bahwa pembagian hasil ujian akan dilaksanakan paling lambat 23 Juni, namun ternyata akan dibagikan 27 Juni ini. “Dinas Kabupaten hanya menunggu informasi dari Dinas Provinsi. Nah, karena sudah dihubungi Jumat kemarin maka akan dilaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan oleh Dinas Provinsi,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkap Kepala Seksi TK/SD Sugiyanto, mereka tidak bisa berbuat banyak soal jadwal yang molor dikarenakan Dinas Kabupaten harus menunggu instruksi dari Dinas Provinsi. “Kami harapkan kepada masyarakat agar bersabar, dan dipastikan pada tanggal yang telah disebutkan diatas akan diadakan pembagian hasil ujian baik tingkat SMP maupun SD,” pungkasnya. (fin)

Anjlok Unas kendala di Sekolah Negeri

Sekolah Negeri Penyumbang Terbesar
Angka Ketidaklulusan Unas di Kotim

SAMPIT – Boleh jadi Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga (Disdikpora) Kotim menyebut ketidaklulusan didominasi sekolah swasta. Tapi fakta bicara lain. Dari data yang didapat Radar Sampit, sekolah negeri justru menjadi penyumbang terbesar. (lengkap lihat grafis)
Untuk lima besar SMA di Kotim yang menjadi penyumbang terbesar ketidaklulusan, SMAN 3 Sampit menempati peringat pertama. Dari 240 peserta unas, 129 siswa dinyatak tidak lulus. Mereka yang lulus hanya 111 siswa. Urutan kedua diraih SMAN 2 Sampit. Dari 189 peserta unas, angka kelulusan hanya 84 orang, sedangkan yang tidak lulus sebanyak 105 orang.
Peringkat ketiga diraih SMAN 1 Cempaga. Dari 82 peserta unas, jumlah yang lulus hanya 8 orang. Sisanya, 74 siswa dinyatakan tidak lulus. Mereka yang lulus itupun hanya berasal dari jurusan IPA. Sementara siswa jurus IPS yang berjumlah 49 orang, tingkat kelulusannya nol persen.
Untuk peringkat ke empat ditempati SMAN 1 Kota Besi. Dari 96 peserta unas, sebanyak 55 orang dinyatakan lulus. Sedangkan yang tidak lulus sebanyak 44 orang. Dan peringkat kelima adalah SMAN 1 Mantaya Hilir Utara. Dari 54 peserta unas, angka kelulusannya berjumlah 21 orang, sedangkan yang tidak lulus sebanyak 32 orang.
Bupati Kotim HM Wahyudi K Anwar ketika dikonfirmasi mengatakan dengan hasil ini ia tidak ingin ada pihak menuding Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang bertanggung jawab sendirian dalam hasil unas itu.
Ditambahkannya hasil ini akan menjadi perhatian pihaknya. Dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan evaluasi. “Hasil unas yang seperti kita alami juga dialami daerah lain. Hanya saja memang pada tahun lalu hasil unas kita lebih baik, jadi ketika turun terlihat sekali dan ini akan kami evaluasi,” katanya.
Dari laporan yang dia terima persesntase kelulusan yang paling rendah justru terjadi di sekolah yayasan atau swasta, karena itu pihaknya berjanji untuk memberikan perhatian, baik untuk fasilitas sarana dan prasarana pendidikan maupun pemenuhan kebutuhan juru demikian halnya dengan sekolah yang ada di pedalaman.
“Tingkat kelulusan UN untuk sekolah negeri turunnya kecil, justru yang diswasta ini yang tinggi, ini yang menjadi perhatian, kalau di sekolah negeri yang ada di pedalaman seperti SMA Antang Kalang laporannya hasilnya cukup baik,” jelasnya.
Khusus untuk sekolah swasta yang dikelola yayasan pihaknya masih memiliki kendala untuk bisa masuk membenahi seperti di SMA Muhammadiyah 1 Sampit. Wahyudi mengaku kesulitan dengan alasan sistem yang ada didalam lembaga pendidikan itu padahal setiap tahunnya hasil kelulusan tidak memuaskan. “Kami sebenarnya ingin masuk di sana (SMA Muhammadiayah 1, Red) tapi terbentur dengan sistem yang ada, tapi kami akan mencoba sehingga kelulusan dari sekolah tersebut ke depan bisa membaik,” tukasnya.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar yang dinilai masih kurang dibeberapa sekolah swasta dan pedalaman, Wahyudi mengatakan hal tersebut termasuk yang menjadi perhatian pihaknya. Karena itu dalam penjaringan CPNS mendatang pemenuhan tenaga guru di sekolah-sekolah menjadi prioritas utama. “Secara bertahap kekurangan itu akan diisi melalui formasi penerimaan CPNS nanti,”katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Kotim HM Amrullah Hadi menambahkan, kelulusan pelajar SMA/SMK yang menurun yang dialami dunia pendidikan di Kotim dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya keberadaan guru, kurikulum dan fasilitas pendidikan itu sendiri.
“Untuk sarana pendidikan fisik saya rasa untuk sekolah di Kotim tidak banyak masalah, karena itu saya menduga ada kendala dalam kurikulum pengajaran dan pengaruh guru itu sendiri, tapi ini nanti yang menjadi bahan evaluasi bersama kedepan, program sertifikasi guru adalah merupakan sala cara yang dilakukan untuk meningkatkan mutu para guru ini, ”tandasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa jumlah PNS di Kotim lebih separohnya adalah PNS berstatus guru. “Saat ini PNS kita sekitar 6 ribu dan sekitar 4 ribu adalah guru,” pungkasnya. (vis)

Kotim Unas Anjlok 2009

Hasil Kelulusan Kotim Anjlok
Angka Kelulusan Hanya 72 Persen

SAMPIT – Ini tamparan bagi dunia pendidikan di Kotim. Disaat anggaran pendidikan yang digelontorkan APBD melebihi amanat UU, justru kualitas pendidikan anjlok. Fakta itu tergambar dari hasil ujian nasional (unas) tingkat SMA, MA dan SMK yang diumumkan, kemarin. Tingkat kelulusan hanya 72 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim H Yanero membenarkan terkait anjloknya hasil unas tahun ini. Namun dikatakannya hasil itu belum final. Sebab masih banyak peserta unas yang belum mengetahui hasil kelulusan.
“Dari hasil pemeriksaan di provinsi banyak LJK yang tidak bisa terbaca. Umumnya adalah LJK untuk SMA jurusan IPS,” kata Yanero kepada wartawan.
Akibat kesalahan teknis tersebut, Yanero langsung mempertanyakan kasus ini ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng. “Kita ingin tahu apa alasanya hingga banyak siswa yang belum mendapatkan nilai ujian nasional, padahal yang lain sudah menerimanya,” tukas Yanero.
Jadi, lanjut dia, persentase itu tidak bisa dibulatkan dengan alasan yang di atas. Hasil kelulusan final masih akan menunggu penjelasan dari BSNP mengenai siswa yang hasil LJK-nya tidak bisa terbacar
Dia mengatakan, anjloknya kelulusan tahun ini berada pada sekolah swasta terutama yang ada di daerah. “Saya tidak bisa membeberkan nama sekolah tersebut dengan alasan nama baik sekolah,” imbuhnya.
Dari penelurusuran Radar Sampit tingkat kelulusan di SMAN 1 Sampit mencapai 91,25 persen. Angka itu mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. “Total siswa lulus sebanyak 240 orang sedangkan yang tidak lulus 21 orang,” kata Kepala SMAN 1 Sampi A Syaifudi.
Di SMAN 2 Sampit lain lagi. Mereka yang lulus sebanyak 190 orang sedangkan yang tidak lulus mencapai 80 orang. Di SMKN 2 Sampit tingkat kelulus mencapai 80 persen. Jumlah siswa yang lulus sebanyak 127 orang sedangkan yang tidak lulus 26 orang.
Yang mengalami penurunan paling besar adalah MAN Sampit. Bila tahun lalu tingkat kelulusan mencapai 97 persen lebih, tahun ini anjlok menjadi 31,46 persen. Dari 213 peserta unas yang berhasil lulus 67 orang dan tidak lulus 151 orang.
Anjloknya tingkat kelulusan juga ditandai dengan tingkat kelulusan yang nol persen. Artinya dari seluruh peserta unas tidak ada satupun yang lulus. Mereka yang tingkat kelulusannya nol persen ada tiga sekolah, yakni SMA Marhamah, SMA Nurul Ummah dan SMA PGRI Terantang.
Sementara itu, Kepala Bidang PLS dan PAUD Suryani mengatakan, hingga kemarin ada sekitar 530 calon peserta yang akan mengikuti ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) dari 7 kecamatan pada 23 Juni mendatang. “Untuk tempat pelaksanaan masih belum bisa ditentukan, sebelumnya akan kami rapatkan,” ujarnya.
Dia menambahkan, adapun persyaratan untuk mengikuti UNPK ini adalah melampirkan kartu peserta, surat keterangan tidak lulus dan ukuran photo 3x4. “Bagi yang ingin mendaftar bisa langsung datang kepanitia UNPK Kecamatan masing-masing atau langsung datang ke Dinas Kabupaten Kotim,” ungkapnya. (fin/fm)

12 Juni 2009

SMKN 2 Sampit raih ISO 9001;2008

Komitmen Terapkan SMM ISO 9001-2008

SAMPIT – Sebanyak 52 tenaga pengajar guru dan 3 security (satuan petugas keamanan) dari level paling bawah hingga atas secara serentak mengucapkan janji ikrar komitmen implementasi sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008 sebagai pintu gerbang sekolah bertaraf internasional (SBI).
Pengucapan tersebut dilakukan setelah mengadakan upacara bendera yang disaksikan langsung seluruh siswa SMKN 2 Sampit dihalaman sekolah. Selain seluruh guru dan satpam, Kepala SMKN 2 Sampit Drs Dani Triatmajaya Santosa juga mengucapkan janji sebagai bukti bahwa secara bahu membahu untuk membangunan sekolah.
Dani mengatakan, langkah ini dilakukan untuk merealisasikan langkah pertama dari 12 janji kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Menurut Dani, berdasarkan SK Direktur PSMK No. No3084/C5.3/Kep/KU/2008 SMK Negeri 2 Sampit telah dinyatakan layak sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Untuk itu SMM ISO 9001:2008 merupakan pintu gerbang meraih SBI.
Lebih lanjut Dani menegaskan bahwa hanya sekolah yang sudah meraih sertifikat ISO yang dapat melakukan Nota Kesepahaman (MOU) kerjasama dengan mitra internasional, baik lembaga pendidikannya (sister school) maupun industri seperti Astra Internasional, Microsoft, zyrek, kanzen dan sebagainya.
Dia menambahkan, ada 12 langkah strategis yang harus dipenuhi SMK Negeri 2 Sampit untuk mendapatkan predikat SBI adalah, pengembangan SMM-ISO 9001-2008, minimal 4 pelajaran produktif menggunakan Bahasa Inggris, standard training workshop, advance training workshop, teaching factory, lingkungan, self access study dan komunikasi dalam bahasa asing, partner asing, lulusan ke luar negeri, score TOEIC siswa lebih besar dari 400, program ICT, dan sertifikasi internasional.
“Dengan demikian melalui penjabaran 12 langkah strategis menjadi program kerja sekolah maka lulusan tidak hanya dapat memenuhi lapangan kerja nasional tetapi juga internasional atau global,” katanya usai kegiatan kemarin (8/6).
Dani berharap, dengan adanya implementasi SMM ISO 9001:2008 sebagai jaminan bahwa kegiatan belajar mengajar akan berlangsung lebih baik karena adanya konsistensi, terkendali dan perbaikan yang berkelanjutan. (fin)

Pengumuman UN SMA Molor

Pengumuman Unas Terancam Molor

SAMPIT – Pelaksanaan ujian nasional (unas) susulan dibeberapa daerah membuat bingung para kepala Dinas Pendidikan di beberapa daerah, termasuk Kotawaringin Timur. Pasalnya imbas unas ulangan tersebut mengancam ditundanya pengumuman unas yang sejatinya digelar besok.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Drs Calon I Ranggon mengaku belum bisa memastikan apakah pengumuman tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal awal. Karenanya pihaknya pun belum bisa mengiformasikan kepada sekolah yang ada di Kotim tentang waktu pengumuman unas.
“Hingga kini kami belum menerima surat dari Dinas Provinsi tentang jadwal pengumuman unas tersebut,” kata Calon didampingi Kepala Seksi SMA dan Kasi SMK Drs M Yusuf serta Mudhlori kemarin (11/6).
Menurut Calon, berdasarkan peraturan yang ada pada Prosedur Operasional Standar (POS) tertulis bahwa pengumuman unas dilaksanakan minggu kedua bulan Juni. “Kalau dihitung-hitung sekitar tanggal 13 Juni, tapi karena ada kendala di 33 SMA seluruh Indonesia akhirnya jadwal tersebut ada perubahan, sedangkan perubahan jadwal itu kami masih menunggu keputusan dari Dinas Provinsi,” ujarnya.
Dia menambahkan, hingga kini pihaknya masih belum menerima surat keputusan tentang perubahan jadwal tersebut padahal sebelumnya pihaknya juga sudah melayangkan surat edaran kepada pihak sekolah bahwa pengumuman Unas dilaksanakan 13 Juni ini dan serentak.
“Karena ada perubahan jadwal maka kami sudah mengantisipasi dengan memberikan informasi melalui telepon selular tentang perubahan jadwal pengumuman dan tanggal sebenarnyapun masih belum jelas,” sebut Calon.
Sementara itu, pihak sekolah yang telah terlanjur menjadwalkan 13 Juni akan diumumkan hasil unas terpaksa harus mengumpulkan kembali siswanya karena ketidakjelasan mengenai jadwal sebenarnya. “Kami perkirakan tanggal 15 Juni, tapi ingat, ini hanya perkiraan dan mudah-mudahan secepatnya,” kata Kepala Seksi SMK Mudhlori.
Kepala SMAN 4 Sampit Asyari menambahkan, mengenai jadwal pengumuman Unas juga belum jelas kapan akan dilaksanakan, sehingga membuat pihak sekolah dan siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi juga akan terkatung-katung karena pada tanggal 16-17 Juni adalah jadwal penerimaan mahasiswa baru.
“Saya sudah hubungi Kasi Dikti Dinas Provinsi, dan jawabannya juga belum tahu pasti kapan akan dilaksanakan pengumuman Unas tersebut,” pungkasnya. (fin)