11 Desember 2009

Usai terima SK, Dibuka Penerimaan Guru Kontrak

SAMPIT – Tahun ini sebanyak 38 guru kontrak yang tersebar di beberapa sekolah lolos seleksi CPNSD Kotim tahun 2009. Untuk mengisi kekosongan yang akan ditinggalkan, Disdikpora berniat merekrut guru kontrak baru.
Kepala Seksi Tenaga Teknis Pendidikan Dasar Tri Sentot Raharjo mengatakan, jumlah yang mengikuti tes CPNS itu sekitar 38 guru dan bahkan lebih sehingga secara otomatis guru akan mengalami kekurangan. “Untuk itu kami merencanakan akan membuka kembali,” ungkapnya kemarin (3/12).
Akan tetapi, lanjut Sentot, tidak ada kepastian kapan akan dibuka pengangkatan guru kontrak tersebut mengingat guru yang telah dinyatakan lulus tes CPNS tersebut masih belum menerima SK. “Informasi terakhir yang saya terima sekitar bulan Januari 2010 SK akan dikeluarkan,” sebut Sentot.
Dia melanjutkan, untuk penerimaan guru kontrak tahun 2010 secara otomatis akan dilaksanakan setelah guru yang lulus tes CPNS tersebut menerima SK. “Karena informasinya bulan Januari kemungkinan banyak akan dilaksanakan pada bulan Pebruari,” jelasnya.
Sedangkan mengenai pengangkatan melalui seleksi berkas dimana dalam pelaksanaannya menggunakan dana pengguna anggaran (DPA) Satuan Perangkat Daerah (SPD) Kotim atau dari APBD.
Dia menambahkan, sebagian besar guru yang telah lulus CPNS tersebut akan ditempatkan didaerah dengan alasan sesuai dengan formasinya yang telah disetujui oleh daerah. “Untuk jenjang SD-SMP sebagian besar ditempatkan didaerah sedangkan jenjang SMA/SMK/Sederajat sebagian kecil didaerah perkotaan,” bebernya.
Dia berharap, mudah-mudahan apa yang sudah dibuat tidak mengalami perubahan sesuai dengan formasinya. (fin)

Bertahap, Sebelum 2014 SD-SMP Jadi SSN

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringi Timur (Kotim) berkeyakinan sebelum tahun 2014 sekolah untuk jenjang SDN hingga SMP sudah menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN). “Kita akan penuhi itu semua secara bertahap dan menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia,” ungkap Kepala Bidang Pendidikan Dasar Agus Suryo Wahyudi diruang kerjanya kemarin (3/12).
Saat ini, lanjut Agus, sudah ada 3 sekolah yang memperoleh predikat Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) yakni SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan (Samuda), SMPN 1 Bagendang Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan SMPN 3 Sampit. “Sedangkan yang sudah menjadi SSN SMPN 2 Sampit dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMPN 1 Sampit,” sebut Agus.
Agus menjelaskan, untuk tahun ini ada penambahan sekolah yang menjadi RSSN yakni SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan (Samuda), dimana sekolah tersebut telah memenuhi kriteria dari 8 standar nasional pendidikan. “Ini bukan main-main karena tim penilainya langsung dari pusat yakni direktorat,” terangnya.
Dia menambahkan, selain delapan standar nasional pendidikan juga ada tambahan untuk nilai plus yaitu, indikator kinerja kunci minimal (IKKM) seperti akreditasi dan kurikulum. “Disamping itu, sekolah mampu mengadakan dua bahasa (bilingual) dan menonjolkan kegiatan muatan lokal,” bebernya.
Yang jadi permasalahan kenapa lamban perubahan status tersebut, Agus menjawab ada beberapa faktor penyebabnya seperti pada kesediaan guru, biaya, sarana dan prasaran serta manajemen sekolah. “Terkadang inilah yang jadi penghambat mengapa sekolah tidak mau mengajukan untuk merubah status menjadi RSSN,” jelasnya.
Untuk itu, dia menyarankan, diperlukan kebersamaan atau komitmen semua pihak baik pemerintah masyarakat dan pihak sekolah. “Tanpa adanya saling membantu apa yang diharap demi kemajuan pendidikan tidak bisa berjalan dengan baik. Jadi, kesimpulannya membangun kebersamaan,” pungkasnya. (fin)