10 Agustus 2009

TK banyak tak kantongi izin

Banyak TK Tak Kantongi Izin Operasional

SAMPIT – Menjamurnya sekolah taman kanak-kanak (TK) di Kotim tidak dibarengi dengan sikap baik untuk melaporkan keberadaannya ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Padahal, dengan pelaporan tersebut menjadi syarat untuk mendapatkan izin operasional.

Kepala Seksi TK/SD pada Disdikpora Kotim Sugiyanto mengatakan dari sekian banyak TK ataupun play group yang beroperasi yang melaporkan keberadaannya ke Disdikpora sangat minim. Padahal, katanya, pelaporan itu sangat tidak sulit.

“Pertama-tama melaporkan ke beradaannya ke Kantor UPTD Dikpora Kecamatan masing-masing, kemudian dari UPTD menyampaikan ke Dinas Kabupaten untuk mengeluarkan izin operasional,” ungkapnya di ruang kerjanya kemarin (7/8).

Sugi mengatakan dengan semakin banyaknya TK akan sangat membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa. Namun yang terpenting, aturan pendirian suatu lembaga pendidikan juga harus dipenuhi. Misalnya seperti pelaporan ke Disdikpora untuk mendapatkan izin operasional.

Dia menambahkan untuk memperoleh izin operasional ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi, misalnya membuat profile sekolah dan pernah meluluskan muridnya. “Untuk mengurus izin operasional tidak dipungut biaya sepersenpun,” terang mantan Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Mentaya Hulu ini.

Dia melanjutkan, meskipun syarat sudah dipenuhi bukan berarti izin operasional akan dikeluarkan secepatnya. “Kami akan tinjau dan cek ke lapangan, apabila memenuhi persyaratan maka izin operasional akan dikeluarkan,” pungkasnya. (fin)

Kunker guru Kotim ke Bandung

Kunker Guru Dibanderol Rp126 Juta

SAMPIT – Tak hanya wakil rakyat yang doyan melakukan kunjungan kerja ke luar daerah. Kegiatan yang diyakini mampu meningkatkan kemampuan pribadi maupun lembaga terhadap bidang tertentu, juga diikuti para guru di kabupaten Kotim. Selama lima hari (10-15 Agustus), mereka akan melakukan kunjungan belajar ke beberapa SMA dan SMK di Bandung, Jawa Barat.

Dari infomasi yang didapat Radar Sampit total anggaran yang dikeluarkan untuk pembiayaan kunjungan belajar tersebut sebesar Rp126 juta. Dana yang bersumber dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraha (Disdikpora) Kotim ini digunakan untuk membiayai 35 orang guru. Rinciannya per guru dianggarkan Rp3,5 juta.

Kepala Disdikpora Kotim H Yanero mengakui jangan dilihat dari angka yang dialokasikan, tapi hasil capaiannya. Menurutnya, program kunjungan belajar ke sekolah favorit membawa manfaat yang cukup besar bagi pengembangan individu guru maupun kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolahhnya. “Saya berharap peserta tidak mensia-siakan kesempatan ini. Apa yang didapat nanti bisa diaplikasikan ke sekolah masing-masing,” ucapnya.

Dalam kunjungan belajar tersebut dipilih beberapa sekolah yang telah meraih predikat taraf internasional, di antaranya, SMAN 3, SMKN 4 jurusan otomotif dan SMKN 8 jurusan teknik informasi.

Sementara Kepala Seksi Tentis Pendidikan Menengah Jailani menambahkan, kegiatan untuk kunjugan kepulau Jawa ini sudah berjalan selama 3 tahun ini. Sedangkan tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan kepada para pendidik kemudian sekembalinya bisa diterapkan ke sekolahnya masing-masing. (fin)