31 Mei 2009

SPPN Adakan Ritual Mandi Kembang

SPPN adakan ritual mandi kembang
Sebelum pengumuman kelulusan kelas XII

SAMPIT – Ada yang unik di Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri (SPPN) Sampit ketika menunggu hasil pengumuman kelulusan dan ini sudah sering diadakan tiap tahun yakni bagi siswa kelas XII yang akan meninggalkan bangku sekolah wajib mandi kembang 7 rupa.
Ritual mandi kembang 7 rupa ini diwajibkan bagi seluruh siswa dengan tujuan agar siswa yang lulus tidak akan melakukan coret-coret baju seperti dilakukan para siswa setelah mengetahui dirinya telah lulus.
Kepala Sekolah SPPN Sampit melalui Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Saprudin mengatakan, ritual mandi kembang ini diadakan tiap tahun dan sifatnya wajib bagi siswa kelas XII baik perempuan maupun laki-laki. “Untuk perempuan hanya mandi kembang dengan cara menceburkan diri kedalam bak mandi yang telah disiapkan, sedangkan laki-laki selain mandi juga potong rambut,” katanya disela-sela prosesi kegiatan akhir pekan tadi.
Menurutnya, ritual mandi kembang 7 rupa ini untuk mengantisipasi seluruh siswa yang akan meninggalkan bangku sekolah coret-coret baju dan melakukan hal lainnya. “Saya kira dengan pakaian yang basah siswa tersebut untuk melakukan coret-coret baju ataupun jenis lainnya tidak akan terjadi, kecuali mereka ganti pakaian,” sebutnya.
Dia menambahkan, prosesi mandi kembang teresbut disaksikan siswa kelas X-XI dan ini juga bertujuan memberikan contoh bahwa mereka (kelas X-XI) akan melakukan hal sama seperti yang tengah dilakukan oleh kelas XII. “Ritual ini sifatnya wajib, bagi siswa SPPN Sampit,” pungkasnya. (fin)

SPPN Adakan Praktik Kejuruan

Praktik Buat Kripik dan Susu
Siswa SPPP Gelar Praktik Kejuruan

SAMPIT – Sebanyak 33 siswa kelas XI Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri (SPPN) mengadakan praktik kejuruan. Praktik itu untuk mengetahui sejauhmana penyerapan teori yang telah dipelajari.
Praktik kejuruan tersebut diikuti 2 jurusan yakni jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) dan jurusan Perkebunan. Kedua jurusan tersebut mengadakan praktik dengan jadwal waktu yang sama diruang kelas masing-masing.
Kepala SPPN Sampit melalui Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Saprudin mengatakan, meskipun kedua jurusan itu berbeda tetapi untuk mata pelajaran sama yakni mengadakan praktik membuat bahan mentah menjadi bahan jadi dan siap untuk dijual.
“Untuk jurusan TPH praktik membuat susu kedelai dan kripik singkong, sedangkan jurusan perkebunan emping melinjo dan minyak kelapa,” katanya disela-sela kegiatan akhir pekan tadi.
Dia menambahkan, hasil praktik yang dibuat oleh para siswa tersebut selain dipasarkan juga dikonsumsi sendiri. “Biasanya dikonsumsi sendiri ini bertujuan agar siswa yang mengolah tersebut mengetahui tentang rasa kemudian akan menganalisa mana yang perlu ditambah dan dikurangi,” sebutnya.
Dia melanjutkan, sebelum diadakan praktik langsung, para siswa tersebut telah dibekali dengan diberikan teori-teori sesuai dengan jurusannya masing-masing. “Untuk teori 30 persen sedangkan praktik 60 persen,” bebernya. (fin)

Jambore Guru 2009

Jambore Guru Dimajukan 22 Juni

SAMPIT – Jambore guru se-Kotim dilaksanakan lebih cepat empat hari dari jadwal sebelumnya. Hasil itu didapat setelah pihak panitia, yakni Disdikpora Kotim melakukan rapat koordinasi. Sebelumnya jambore guru dijadwalkan dari tanggal 26-28 Juni mendatang.
“Sesuai kesepatan jambore guru kita gelar mulai 22 hiung 24 Juni di Pantai Ujung Pandaran,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero, kemarin (29/5).
Menurut Yanero, revisi dilakukan karena pada tanggal 26 Juni bertepatan dengan ujian semester Universita Terbuka (UT). Sementara mahasiswa UT didominasi para guru.
Yanero berharap dengan jadwal yang telah ditetapkan ini tidak akan ada lagi perubahan. “Kita tinggal menunggu pelaksanaannya saja, dan hingga kini persiapan demi persiapan terus dikerjakan karena jambore guru tahun ini diperkirakan lebih semarak dibandingkan tahun sebelumnya,” bebernya.
Dia menambahkan dalam jambore guru ini akan mengundang kabupaten tetangga seperti Seruyan dan Kobar. Sementara untuk target peserta sebanyak 4.000 orang.
Disamping itu, ada 3 buah rumah yang dibedah dan ini di tiga desa yakni Lampuyang, Basarang dan Ujung Pandaran. “Untuk dana bedah rumah tersebut disamping bantuan dari pemkab kotim juga sumbangsih sukarela dari guru-guru,” pungkasnya. (fin)