25 Juni 2009

Jepretan : Arifin/Radar Sampit
Dara KDI "Cari Jodoh”, Para Guru Heboh

SAMPIT – Kehadiran artis ibukota Dara KDI seolah-olah menjadi penghibur para peserta Jambore Guru di Bumi Perkemahan Pramuka, Desa Ujung Pandaran, Kabupaten Kotawaringin Timur Senin (22/6) malam.
Jambore Guru yang telah terprogram lama itu mendadak heboh. Ada momentum yang dimanfaatkan para tenaga pendidik untuk mengabadikan melalui ponsel maupun kamera saku yang mereka bawa saat itu. Kedatangan Dara KDI itu yang tidak direncanakan itu menarik perhatian kalangan pendidik.
Dara hadir di Ujung Pandaran setelah selesai mengadakan kampanye di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (Samuda). “Kedatangan Dara ini bukan untuk kampanye melainkan menyempatkan diri untuk menghibur para guru yang sedang kemah,” teriak pembawa acara.
Lagu awal berjudul Rekayasa Cinta diiringi musik elekton menghentak membuat penonton bergoyang. Selain itu, sapaan demi sapaan melalui jabatan tangan kepada para gemarnya semakin membuat suasana panas di tengah hembusan angin pantai.
Penampilan Dara ditutup dengan menyanyikan lagu Cari Jodoh milik grup band Wali. Lagu ini diikuti hampir seluruh penonton hingga selesai. Jam menunjukan pukul 21.10 WIB, Dara pun kembali ke Sampit untuk beristirahat karena keesokan harinya kembali ke Jakarta.
(fin)

Ujian Paket C Kotim

Ujian Paket Tidak Hanya Formalitas

SAMPIT–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur menegaskan, ujian keseteraan atau lebih dikenal dengan kejar paket bukan hanya formalitas. Lulus atau tidak, tergantung hasil ujian para peserta.
“Banyak orang menganggap setelah mengikuti ujian keseteraan pasti lulus, padahal tidak. Banyak warga yang mengatakan dengan mengikuti ujian paket C maka bisa mendapatkan ijazah secara instan,” tegas Kepala bidang pendidikan non formal dan in formal (PNFI) Disdikpora Kotim Suryani saat memantau ujian paket C kebeberapa lokasi di Kota Sampit (23/6).
“Jangan berpikir dengan mengikuti ujian paket C bisa pasti lulus,” katanya.
Dijelaskan, tahun ini ada peningkatan peserta dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peserta yang pindah jalur formal ke non-formal 877 orang, sedangkan peserta reguler 484 orang yang totalnya sekitar 1.345 orang dari tujuh kecamatan, yakni Mentawa Baru Ketapang (MBK), Baamang, Kota Besi, Parenggean, Mentaya Hulu Utara (Bagendang) dan Mentaya Hulu. “Untuk Kecamatan Cempaga bergabung di Kota Besi, sedangkan pelaksanaannya 23 – 26 Juni,” sebutnya.
Hanya ada dua jurusan yang dibuka untuk ujian kesetaraan ini, yakni IPA dan IPS. Mata pelajaran yang diujikan mengacu pada prosedur operasional standar (POS). Lembar jawaban tetap menggunakan lembar jawaban komputer (LJK) layaknya ujian nasional sebenarnya. “Seluruh peserta menggunakan LJK untuk menjawab semua soal, sedangkan soal dibuat oleh pusat,” beber Suryani.Suryani berharap, dengan mengikuti ujian paket C ini apabila lulus mampu membantu untuk meneruskan cita-citanya. Dalam artian yang berkeinginan bekerja atau melanjutkan bisa menggunakan ijazah ini. “Bagi yang ingin melanjutkan ke jejang lebih tinggi bisa menggunakan ijazah paket C karena ini adalah program pemerintah pusat,” pungkasnya. (fin)

Pilih Perguruan Yang Sudah Terakreditasi

Pilih Perguruan Terakreditasi

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur kembali mengimbau, bagi lulusan SLTA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi hendaknya memilih yang sudah terakreditasi.
Kepala Seksi Tenaga Teknis Tri Sentot Raharjo, menyampaikan hal itu saat sosialisasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan di Bumi Perkemahan Pramuka Desa Ujung Pandaran Kotim kemarin (22/6).
Menurut Tri, Kotim khususnya Kota Sampit pernah berdiri suatu lembaga perguruan tinggi namun tidak terakreditasi. “Lulusan perguruan tinggi tersebut banyak, tapi setelah penerimaan pegawai negeri sipil banyak yang ditolak dengan alasan sekolah tersebut tidak terakreditasi,” bebernya.
Dia menambahkan, hal ini tentu akan membuat kecewa alumni tersebut. Bukan hanya itu, biaya, tenaga dan pikiran bahkan usia juga jadi taruhan. “Kalau pada saat kuliah usianya 28 tahun, sementara kuliahnya 4 tahun jadi sudah berusia 32 tahun. Kalau demikian sangat dirugikan baik dari materi maupun waktu,” ingatnya.
Disdikpora, lanjut Tri, mengingatkan supaya teliti sebelum menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Karena kasus yang pernah menimpa putra dan putri Kota Sampit cukup sebagai peringatan dan pelajaran di masa mendatang. (fin)

Siswa SMKN 1 Sampit ikut PSG

Bupati Lepas 235 Siswa SMKN 1 Ikuti PSG

SAMPIT – Sebanyak 235 siswa SMKN 1 Sampit akan mengikuti Pendidikan Sistem Ganda (PSG) selama 3 bulan kedepan. Pelepasan siswa SPG ini dilakukan langsung Bupati Kotim HM Wahyudi K Anwar di halaman sekolah, Sabtu (20/6) lalu.
Siswa yang dimagangkan terdiri dari beberapa program keahlian yakni akuntansi berjumlah 76 orang, penjualan, 38 orang, administrasi perkantoran 79 orang dan teknologi informasi 42 orang. Dari 235 siswa tersebut terbagi menjadi 62 kelompok yang masing-masing terdiri dari 2 sampai 5 orang.
Disamping itu, dalam satu kelompok ada yang digabung dengan 2 program keahlian. Dimana dalam 62 kelompok ini dibimbing oleh 2 pihak masing-masing 1 orang dari sekolah dan 1 orang dari dunia usaha/dunia industri/instansi sehingga berjumlah 89 orang dengan perincian pembimbing dari sekolah 27 orang dan pembimbing dari DU/DI 62 orang.
Bupati mengatakan bagi siswa yang dimagangkan hendaknya benar-benar mempelajari semua pekerjaan selama didunia kerja serta jaga nama baik sekolah. “Saya harapkan bekerjalah dengan baik, manfaatkanlah waktu selama mengikuti PSG karena inilah kesempatan untuk menyerap berbagai wawasan dan pengetahuan dilapangan sehingga setelah lulus telah memiliki bekal kerja,” pintanya.
Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan, pelaksanaan PSG ini dimulai 22 Juni hingga 30 September 2009 atau selama 3 bulan dengan tempat praktik sebanyak 62 DU/DI.
Dia merincikan, instansi pemerintah18 kelompok, BUMN/BUMD 8 kelompok, perusahaan swasta 18 kelompok, swalayan/toko 6 kelompok, kantor notaris 1 kelompok dan supplier dan jasa komputer 11 kelompok. Dia berharap, dengan dimagangkan siswa tersebut mampu menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian, profesional dengan memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dna etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. (fin)

SMKN 1 Sampit teken MoU

Gandeng Tiga Bank Pelat Merah
SMKN 1 Sampit Berikan, Tambahkan Wawasan Perbankan

SAMPIT – Sebagai sekolah pencipta tenaga siap pakai, SMKN 1 Sampit kembali membuat terobosan baru. Tiga bank pelat merah (Bank Pembangunan Kalteng, Bank Negara Indonesia, dan Bank Mandiri) digandeng untuk memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat). Kerjasama itu langsung ditandatangani dalam memorandum of understanding (MoU).
Hadir dalam penandatangan MoU Plt Setda Kotim HM Taufik Mukri, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Yanero, dan para pimpinan ketiga bank.
Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino mengatakan, kerjasama ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada anak didik agar mengetahui langsung sistem kerja bank serta program-program yang direncanakan kedepan.
“Bagi siswa yang belum dimagangkan akan mendapatkan materi dan bahan tentang dunia perbankan terutama jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran sebelum terjun langsung ke dunia kerja,” ungkap Ino di ruang kerjanya kemarin (24/6).
Selain itu, lanjut Ino, bagi siswa yang mengikuti Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dengan praktik langsung dilapangan sudah memiliki bekal materi sehingga pada saat ditugaskan siswa mampu menerapkannya dengan baik.
“Materi dan bahan diperkirakan semester mendatang dan kami harapkan agar selama menerima materi dengan sungguh-sungguh,” pintanya.
Dia menambahkan, melalui kerjasama antara pihak pertama dengan pihak kedua tentunya akan meningkatkan mutu dan kesesuaian program SMK dengan kebutuhan dunia kerja yang diusahakan dengan asas saling menguntungkan. “Mengenai tempat pembelajaran atau diklat dilaksanakan disekolah dengan fasilitas belajar mengajar sesuai yang tersedia, kalau pihak kedua menghendaki dapat dilaksanakan ditempat pihak kedua,” bebernya.
Disamping itu, lanjut Ino, perjanjian ini dibuat untuk jangka waktu satu tahun mulai tahun pelajaran 2009/2010, terhitung sejak tanggal penandatanganan naskah kerjasama. Bentuk kerjasama ini juga masih bisa diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak,” pungkasnya. (fin)

Siswa SMA Laporkan Kaseknya Sendiri

Siswa Laporkan Kasek ke Wabup
Gara-gara Ucapan Kesek SMAN 1 Cempaga Dianggap Bohong

SAMPIT – Gara-gara ucapannya, Kepala SMAN 1 Cempaga Rakimin dilaporkan siswanya ke wakil bupati Kotim. Rakimin dilaporkan karena dianggap telah mengkebiri upaya siswa yang berhasil memindahkan lokasi ujian paket C dari SDN 1 Kota Besi ke SMAN 1 Cempaga.
“Kami sangat menyayangkan ucapan kepala sekolah (Rakimin, Red) yang telah mengklaim bahwa dirinyalah yang mengupayakan pemindahan lokasi ujian paket C. Padahal sebenarnya tidak!” ungkap Ade Kansas, salah satu perwakilan SMAN 1 Cempaga saat berada di Kantor Bupati kemarin (24/6). Ade menghadap wabup didampingi 5 rekan lainnya mewakili siswa kelas XII.
Ade menjelaskan sebagai kepala sekolah, harusnya membantu anak didiknya agar ujian paket C dilaksanakan di sekolah asal. Justru yang terjadi kasek tidak merespon sama sekali keinginan para siswa tersebut.
Merasa tak digubris keinginan tersebut, siswa sepakat untuk mengupayakan sendiri usulan mereka ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim. “Pada Sabtu (20/6) lalu kami menghadap ke Kepala Disdikpora Kotim (Yanero). Setelah kami jelaskan, usulan kami disetujui dan lokasi ujian dipindah,” beber Ade yang didampingi Rahmahwati dan Lina Ismawati serta 3 perwakilan lainnya seperti Rinika, Bahriyanur dan Apriyanur.
Selain menghadap ke Kepala Disdikpora, lanjut Ade, perwakilan yang saat itu menggenakan seragam sekolah juga melaporkan ke DPRD Kotim. Namun hingga kini belum ada jawaban yang jelas hingga akhirnya bertemu dengan wabup Kotim. “Kami heran mengapa wakil rakyat tidak merespon permasalah ini padahal ini menyangkut orang banyak,” keluhnya.
Ade menjelaskan, sebanyak 87 siswa SMAN 1 Sampit mengikuti unas tingkat SMA yang lulus hanya 5 orang sedangkan sisanya tidak lulus. Sedangkan yang mengikuti paket C hanya sedikit dengan alasan jarak tempuh terlalu jauh.
“Para siswa di SMAN 1 Cempaga itu rata-rata tempat tinggalnya sangat jauh sehingga apabila ujian paket C dilaksanakan di Kota Besi banyak yang tidak ikut. Nah, setelah dipindahkan akhirnya semua ikut ujian,” sebut Ade dengan lesu mengingat perjuangan mereka telah diklaim kepala sekolah.
Sementara itu, Kasek SMAN 1 Cempaga Rakimin ketika dikonfirmasikan mengaku telah mengupayakan pemindakan pelaksanaan unas. Disebutkannya pada Jumat (19/6) telah meminta kepada Disdikpora agar ujian dilaksanakan di daerah Cempaga.
Dia menambahkan, mengenai pemindahan tempat pihaknya juga telah menempelkan selebaran di kaca sekolah bahwa pelaksanaan ujian yang dijadwalkan semula di Kota Besi akhirnya dipindahkan di sekolah. “Mengenai perjuangan siswa untuk meminta diadakan di sekolah itu urusan mereka. Yang jelas sekolah hanya memfasilitasi,” ujarnya yang didampingi salah satu pengawas Syahmudin.
Apapun statement yang dilontarkan oleh Kasek, dari pihak siswa tetap menganggap bahwa itu bohong karena sebelumnya pihak sekolah tetap menginginkan dilaksanakan di Kota Besi. “Itu bohong aja, kami tidak diberi informasi bahwa sekolah menempelkan jadwal pelaksanaan ujian paket C itu di SMAN 1 Cempaga,” pungkas Ade diamani siswa yang lainnya. (fin)