28 Maret 2009

SMP Kotim yang SSN

Tambah Dua SMP Berstarus SSN

SAMPIT – Dunia pendidikan Kotim terus berbenah. Pada tahun ini dua sekolah menengah pertama (SMP) mendapat label sekolah standar nasional (SSN). Hingga kini total SMP yang berstatus SSN sebanyak 4 sekolah.Dua sekolah yang akan resmi menyandang perdikat SSN pada tahun ajaran baru 2009/2010 itu adalah SMPN 3 Sampit kecamatan Baamang dan SMPN 1 Desa Bagendang Mentaya Hilir Selatan.Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kotim melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Agus Suryo Wahyudi mengatakan 2 SMP itu telah memenuhi 8 standar pendidikan yakni, standar isi, proses, kompotensi kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.Agus menambahkan, bagi sekolah lain sebenarnya punya kesempatan asalkan sekolah jangan menutup diri paling tidak harus berinteraksi dengan sekolah lain. “Kita harapkan adalah sekolah itu berinteraksi,” tegas Agus.Ini memang semestinya menjadi pemicu semangat bagi sekolah lain yang ingin menyatakan sekolahnya menjadi SSN karena dari 82 SMP se-Kotim hanya 2 sekolah SMP yang telah dinyatakan sebagai SSN. “Jangan kalah dengan 2 SMP yang telah dinyatakan sebagai SSN, paling tidak sebagai pemicu karena dengan adanya persaingan akan terlihat peningkatan mutu pendidikan,” terang Agus.Mengenai pengusulan untuk menjadi SSN pihaknya memberikan lampu hijau karena kedepannya sesuai dengan peraturan bahwa tiap jenjang Kabupaten harus punya Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Artinya, bagi yang telah menyandang predikat SSN akan ada kesempatan untuk menjadi SBI dan akhirnya sekolah yang belum menjadi SSN ada kesempatan untuk menjadi SSN.Agus berharap, sekolah lain bisa mengikuti jejak sekolah yang telah menjadi SSN karena dengan adanya sekolah yang telah ditunjuk oleh pihak pusat itu akan semakin memacu semangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. (fin)

Tentang Funggsional TK

Calistung dengan Bermain, Bukan Menghafal

SAMPIT – Layakkah anak usia dini diajari membaca, menulis, dan berhitung (Calistung)? Pertanyaan ini mencuat setelah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur mengeluarkan edaran larangan calistung bagi anak TK.
Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanan Indonesia (IGTKI) Kabupaten Kotim Kadariningsih mengatakan, yang perlu diperhatikan metode pembelajarannya. Pengenalan calistung bisa dilakukan dengan cara bermain. TK lebih menekankan konsep pembelajaran anak dengan fokus pada bentuk bermain.
Hal ini sering dikelirukan para pendidik yang banyak menggenjot anak-anak dengan materi calistung (membaca, menulis dan berhitung) tanpa memperhatikan usia anak. "Sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK) tidak semestinya mengajarkan anak didiknya Calistung melainkan mengajarkan cara bermain sambil belajar," perempuan yang juga kepala TK Pembina Kabupaten Kotim ini.
Pihaknya hingga kini memang mengajarkan Calistung tapi tidak seperti anak SD. Pelajaran itu sesuai dengan peraturan atau buku pedoman yakni mengajarkan anak tentang huruf dan angka dengan tidak menghafal, tapi dengan bermain. “Kalau angka hanya dari angka 1 s/d 10 sedangkan huruf A s/d Z,” ungkap Kadariningsih.
Dia menegaskan kepada seluruh guru TK atau Play Group jangan sampai anak diajari Calistung. Beberapa orang tua yang sering memaksakan kehendak agar anaknya diajarkan Calistung, juga sudah diber pengertian mengenai masalah ini.
Sementara itu, salah satu guru dari TK Hidayatut Taqwa mengatakan, tidak mengajarkan Calistung karena takut melanggar peraturan yang telah ditetapkan. “Kami mengajarkan Calistung yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,” ucap guru yang namanya tidak mau dikorankan ini. (fin)

Guru Cari Penghasilan Tambahan

Guru Ngajar di Dua Sekolah Diperbolehkan

SAMPIT – Guru yang mencari penghasilan tambahan dengan mengajar di sekolah lain dinilai lebih baik daripada guru yang mencari tambahan penghasilan di luar bidangnya. Demikian dikatakan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Ketapang Jumaidi di ruang kerjanya kemarin (30/1).
Menurutnya, selain mendapat penghasilan tambahan, tindakan guru tersebut dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuannya sebagai seorang pendidik. ”Asalkan tugas pokoknya tidak ditinggalkan, mengajar di sekolah lain diperbolehkan,” tegas Jumaidi.Selama satu minggu guru wajib mengajar minimal 24 jam, artinya dalam satu hari guru mengajar 4 jam pelajaran. Jika itu terpenuhi, guru dipersilakan mengajar di tempat lain. Tapi jika tidak terpenuhi, maka tindakannya melanggar peraturan dan ada sanksinya.
Jumaidi berharap, bagi guru lain yang memang kehadirannya di masyarakat sangat diperlukan, lebih baik menurunkan ilmunya kepada yang membutuhkan daripada setelah mengajar kemudian tidak mau mengembangkan ilmunya. ”Bukankah guru itu tugasnya adalah membimbing, membina dan mengarahkan sesuai dengan UUD 1945,” pungkas Jumadi. (fin)

Kelas Unggulan

SDN 4 MBH Bentuk Kelas Unggulan

SAMPIT – SDN 4 Mentawa Baru Hulu (MBH) Kecamatan Ketapang Kabupaten Kotim bikin terobosan baru. Sekolah yang terletak di Jl. Soeprapto Sampit ini membentuk kelas unggulan yang diperuntukan bagi murid kelas IV.
Terobosan baru ini bukan hanya ide cemerlang dari pihak sekolah saja melainkan telah disepakati dan disetujui oleh Kepala Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Ketapang dan disaksikan oleh para orang tua wali murid.
Tujuan dibentuknya kelas unggulan ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata normal untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Selain itu, memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi, menyiapkan lulusan menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak dan mempersiapkan siswa unggulan sehingga dapat melanjutkan ke SMP unggulan/favorit.
Kepala SDN 4 MBH Sampit Miliana mengatakan, kelas unggulan dimulai dari kelas IV tahun pelajaran 2008/2009 dengan hasil seleksi tertulis dan praktik serta wawancara dengan orang tua wali siswa dengan hasil sistem pelaksanaan Kelompok Belaja Mandiri (KBM) dengan menerapkan PAKEM (Praktis, Aktif, Kreatif, Efisien dan Menyenangkan).
“Jumlah murid pada kelas unggulan sebanyak 20 orang,” katanya kepada Radar Sampit, kemarin (29/1).
Dia menambahkan, untuk tenaga pendidik pihaknya akan mengoptimalkan guru yang berpotensi dan disiplin serta mengambil nara sumber dari tenaga profesional baik dibidang komputer, seni, keterampilan dan MIPA.
Miliana melanjutkan, sedangkan mengenai proses belajar mengajar salah satunya kegiatan pengayaan dilakukan dalam bentuk cepat tepat, mencongok dan diberikan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi dasar.
“Bagi guru yang mengajar wajib bertanggungjawab dalam memberikan materi pelajaran bukan asal-asalan dan tidak boleh meninggalkan kelas apabila belum selesai jam yang telah ditetapkan,” tegas Miliana.
Sementara itu, Kepala Cabang Disdikpora Kecamatan Ketapang Jumaidi, MPd menambahkan, semua itu perlu dukungan dari orang tua murid karena sebesar apapun program yang telah direncanakan tanpa dukungan semua pihak itu tidak akan berjalan.
“Mari kita dukung program kelas unggulan ini karena dengan cara seperti ini anak didik kita pada saat kelulusan akan terlihat lebih berkualitas,” pungkas Jumaidi. (fin)

SMKN 1 Sampit

Anak Desa Jadi Kasek

SAMPIT – SMKN 1 Sampit yang sempat terkatung-katung beberapa pekan karena kepala sekolahnya meninggal, Sabtu (24/1) lalu diadakan serah terima jabatan (sertijab). Drs Ino resmi menjadi Kepala Sekolah (Kasek) baru SMKN 1 Sampit menggantikan Pelaksana Harian (PLH) Dra Lismayani.
Disaksikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs. Calon I Ranggon beserta jajarannya, Camat Baamang Sugian Noor, ketua komite sekolah, kepala SMA/SMK negeri maupun swasta, Pelaksana Harian (PLH) Dra Lismayani serta undangan lainnya.
Ino tidak pernah membayangkan dirinya akan menjabat sebagai kepala sekolah. Ia mengaku hanyalah seorang anak desa yang sejak kecil tidak punya keinginan atau cita-cita untuk menjadi Kasek. ”Saya ini orang desa yang dulunya hanya manut sekolah saja, ya tahu-tahunya saat ini sudah dijadikan kepala sekolah,” katanya dihadapan hadirin sambil guyon.
Dirinya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dan diharapkan dukungan pihak sekolah. ”Tidak akan berhasil suatu program dan kebijakan Kasek tanpa ada dukungan para guru dan murid, marilah kita sama-sama untuk mewujudkan apa yang telah menjadi cita-cita dan harapan sekolah ini,” pinta Ino.
Di kesempatan yang sama Lismayani mengatakan, siap membantu untuk bekerjasama mengembangkan sekolah sesuai dengan keinginan dan harapan bersama. Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs. Calon I Ranggon menambahkan, Kasek yang baru ini dinilai sangatlah tepat. Sebab, selama menjadi penanggungjawab di SMKN 1 Mentaya Hilir Selatan (MBH) Handil Sohor Kabupaten Kotim, dirinya sudah bisa mengembangkan sekolah tersebut. ”Kita harapkan semua berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan, yakni bagaimana membangun komitmen dan pola kebersamaan ini dengan sebaik-baiknya,” harap Calon. (fin)