20 Juni 2009

Anjlok Unas kendala di Sekolah Negeri

Sekolah Negeri Penyumbang Terbesar
Angka Ketidaklulusan Unas di Kotim

SAMPIT – Boleh jadi Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga (Disdikpora) Kotim menyebut ketidaklulusan didominasi sekolah swasta. Tapi fakta bicara lain. Dari data yang didapat Radar Sampit, sekolah negeri justru menjadi penyumbang terbesar. (lengkap lihat grafis)
Untuk lima besar SMA di Kotim yang menjadi penyumbang terbesar ketidaklulusan, SMAN 3 Sampit menempati peringat pertama. Dari 240 peserta unas, 129 siswa dinyatak tidak lulus. Mereka yang lulus hanya 111 siswa. Urutan kedua diraih SMAN 2 Sampit. Dari 189 peserta unas, angka kelulusan hanya 84 orang, sedangkan yang tidak lulus sebanyak 105 orang.
Peringkat ketiga diraih SMAN 1 Cempaga. Dari 82 peserta unas, jumlah yang lulus hanya 8 orang. Sisanya, 74 siswa dinyatakan tidak lulus. Mereka yang lulus itupun hanya berasal dari jurusan IPA. Sementara siswa jurus IPS yang berjumlah 49 orang, tingkat kelulusannya nol persen.
Untuk peringkat ke empat ditempati SMAN 1 Kota Besi. Dari 96 peserta unas, sebanyak 55 orang dinyatakan lulus. Sedangkan yang tidak lulus sebanyak 44 orang. Dan peringkat kelima adalah SMAN 1 Mantaya Hilir Utara. Dari 54 peserta unas, angka kelulusannya berjumlah 21 orang, sedangkan yang tidak lulus sebanyak 32 orang.
Bupati Kotim HM Wahyudi K Anwar ketika dikonfirmasi mengatakan dengan hasil ini ia tidak ingin ada pihak menuding Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang bertanggung jawab sendirian dalam hasil unas itu.
Ditambahkannya hasil ini akan menjadi perhatian pihaknya. Dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan evaluasi. “Hasil unas yang seperti kita alami juga dialami daerah lain. Hanya saja memang pada tahun lalu hasil unas kita lebih baik, jadi ketika turun terlihat sekali dan ini akan kami evaluasi,” katanya.
Dari laporan yang dia terima persesntase kelulusan yang paling rendah justru terjadi di sekolah yayasan atau swasta, karena itu pihaknya berjanji untuk memberikan perhatian, baik untuk fasilitas sarana dan prasarana pendidikan maupun pemenuhan kebutuhan juru demikian halnya dengan sekolah yang ada di pedalaman.
“Tingkat kelulusan UN untuk sekolah negeri turunnya kecil, justru yang diswasta ini yang tinggi, ini yang menjadi perhatian, kalau di sekolah negeri yang ada di pedalaman seperti SMA Antang Kalang laporannya hasilnya cukup baik,” jelasnya.
Khusus untuk sekolah swasta yang dikelola yayasan pihaknya masih memiliki kendala untuk bisa masuk membenahi seperti di SMA Muhammadiyah 1 Sampit. Wahyudi mengaku kesulitan dengan alasan sistem yang ada didalam lembaga pendidikan itu padahal setiap tahunnya hasil kelulusan tidak memuaskan. “Kami sebenarnya ingin masuk di sana (SMA Muhammadiayah 1, Red) tapi terbentur dengan sistem yang ada, tapi kami akan mencoba sehingga kelulusan dari sekolah tersebut ke depan bisa membaik,” tukasnya.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar yang dinilai masih kurang dibeberapa sekolah swasta dan pedalaman, Wahyudi mengatakan hal tersebut termasuk yang menjadi perhatian pihaknya. Karena itu dalam penjaringan CPNS mendatang pemenuhan tenaga guru di sekolah-sekolah menjadi prioritas utama. “Secara bertahap kekurangan itu akan diisi melalui formasi penerimaan CPNS nanti,”katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Kotim HM Amrullah Hadi menambahkan, kelulusan pelajar SMA/SMK yang menurun yang dialami dunia pendidikan di Kotim dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya keberadaan guru, kurikulum dan fasilitas pendidikan itu sendiri.
“Untuk sarana pendidikan fisik saya rasa untuk sekolah di Kotim tidak banyak masalah, karena itu saya menduga ada kendala dalam kurikulum pengajaran dan pengaruh guru itu sendiri, tapi ini nanti yang menjadi bahan evaluasi bersama kedepan, program sertifikasi guru adalah merupakan sala cara yang dilakukan untuk meningkatkan mutu para guru ini, ”tandasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa jumlah PNS di Kotim lebih separohnya adalah PNS berstatus guru. “Saat ini PNS kita sekitar 6 ribu dan sekitar 4 ribu adalah guru,” pungkasnya. (vis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar