06 April 2009

DAK-BP 2009 Swakelola

Tegaskan DAK Pendidikan Swakelola

SAMPIT - Perbaikan infrastruktur sekolah yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan 2009 dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan partisipasi Komite Sekolah dan masyarakat sekitar.
Kepala Disdikpora Kotim melalui Kepala Seksi Fisik dan Prasarana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Marjuki mengatakan, dengan pelaksanaan DAK Pendidikan secara swakelola diharapkan masyarakat dan pengelola sekolah lebih peduli dan tingkat partisipasinya lebih tinggi. “Karena bagaimanapun mereka adalah bagian integral dari sistem manajemen berbasis sekolah,” kata Marjuki.
Dengan pola swakelola, kata dia, setiap kepala sekolah yang mendapat program tersebut memiliki tugas dan tanggungjawab terhadap pelaksanaan DAK di sekolahnya. Karena itu pihak sekolah harus memahami dan melaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis.
“Begitupun Komite Sekolah punya tanggungjawab membantu sekolah dalam hal pemikiran, pertimbangan, dukungan tenaga, fisik dan melakukan pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas,” cetus Marjuki.
Untuk tahun ini, kata Marjuki SD/SDLB baik negeri dan swasta yang diperbaiki bersumber dari dana tersebut sebanyak 114 ruang kelas, meliputi 38 buah sekolah yang tersebar pada 13 kecamatan.
Jumlah yang diperbaiki ini, lanjut Marjuki, belum keseluruhannya mampu terserap. Karena total ruang kelas yang rusak sebanyak 480, di mana 111 kategori rusak berat dan 255 kategori rusak sedang. Sedangkan ruang kelas SD/SDLB di Kotim sebanyak 1.963 dari total sekolah 322. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.603 dalam kondisi baik.
Besarnya pendanaannya mencapai Rp9,883 miliar ditambah biaya pendamping dari APBD Kotim Rp1 miliar lebih. Jumlah tersebut relatif terus meningkat bila disbanding dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu pada 2007 Rp2,6 miliar dengan sasaran 12 sekolah, dan 2008 Rp7,4 miliar sasaran 30 sekolah.
Sedangkan hasil rehab ruang kelas yang bersumber dari DAK sejak 2004 hingga 2008 sebanyak 290 (14,77%). “Sehingga kalau program DAK 2009 berhasil memperbaiki ruang kelas 480 buah maka pada 2010 ruang kelas yang rusak tersisa 366 (18,64%), jumlah tersebut diupayakan direhab pada tahun anggaran 2010,” kata Marjuki. (vis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar