Mulai Dari Minimnya
Jumlah Guru hingga SMA
SAMPIT – Persoalan kekurangan guru hingga jumlah SMA di daerah pelosok masih terjadi di kabupaten Kotim. Karenanya, kedua persoalan itu banyak disampaikan ratusan guru kepada bupati Kotim dalam temu muka dan silahturahmi di Aula Kecamatan Parenggean, Sabtu (4/4) tadi.
Dihadapan bupati, para guru dari tiga kecamatan, yakni Antang Kalang, Mentaya Hulu dan Parenggean berharap kekurangan itu bisa dipenuhi.
“Bahkan ada sekolah yang jumlah gurunya hanya dua orang. Selain jadi guru, mereka juga merangkap menjadi kepala sekolah,” ujar salah satu guru.
Khusus untuk jumlah SMA, pembangunan sekolah baru sangat diperlukan. Harapannya, mereka yang akan melanjutkan ke tingkat SMA tidak perlu lagi ke ibu kota kecamatan. “Paling tidak pembuatan SMA tidak terkonsentrasi di ibukota kecamatan,” kata salah satu guru lagi.
Menanggapi hal itu bupati mengatakan untuk kekurangan guru, tahun ini akan kembali dibuka penerimaan guru baik itu melalui jalur penerimaan CPNS maupun guru kontrak.
“Bagi yang diterima akan ditempatkan didaerah yang memang kekurangan guru dan diharapkan putra daerah setempat,” ungkap Wahyudi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Drs Yanero menanggapi tentang izin operasional sekolah TK yang pernah diajukan ke Dinas Kabupaten masih kurang komplit terutama masalah data sekolah sehingga terkesan terlambat.
“Data yang diserahkan masih kurang dan ini perlu dilengkapi, misalnya jumlah guru yang mengajar dan lainnya. Selain itu sebanyak 115 TK swasta membutuhkan bantuan” sebut Yanero.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyentil tentang kinerja bawahan terutama kepala desa (kades) Pundu yakni pada saat sidak kepala desa tersebut tidak ada ditempat. “Seperti tidak ada kehidupan disana, padahal jam masih menunjukan pukul 10.00 Wib. Ini namanya tidak mementingkan urusan masyarakat,” pungkasnya. (fin)
Jumlah Guru hingga SMA
SAMPIT – Persoalan kekurangan guru hingga jumlah SMA di daerah pelosok masih terjadi di kabupaten Kotim. Karenanya, kedua persoalan itu banyak disampaikan ratusan guru kepada bupati Kotim dalam temu muka dan silahturahmi di Aula Kecamatan Parenggean, Sabtu (4/4) tadi.
Dihadapan bupati, para guru dari tiga kecamatan, yakni Antang Kalang, Mentaya Hulu dan Parenggean berharap kekurangan itu bisa dipenuhi.
“Bahkan ada sekolah yang jumlah gurunya hanya dua orang. Selain jadi guru, mereka juga merangkap menjadi kepala sekolah,” ujar salah satu guru.
Khusus untuk jumlah SMA, pembangunan sekolah baru sangat diperlukan. Harapannya, mereka yang akan melanjutkan ke tingkat SMA tidak perlu lagi ke ibu kota kecamatan. “Paling tidak pembuatan SMA tidak terkonsentrasi di ibukota kecamatan,” kata salah satu guru lagi.
Menanggapi hal itu bupati mengatakan untuk kekurangan guru, tahun ini akan kembali dibuka penerimaan guru baik itu melalui jalur penerimaan CPNS maupun guru kontrak.
“Bagi yang diterima akan ditempatkan didaerah yang memang kekurangan guru dan diharapkan putra daerah setempat,” ungkap Wahyudi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Drs Yanero menanggapi tentang izin operasional sekolah TK yang pernah diajukan ke Dinas Kabupaten masih kurang komplit terutama masalah data sekolah sehingga terkesan terlambat.
“Data yang diserahkan masih kurang dan ini perlu dilengkapi, misalnya jumlah guru yang mengajar dan lainnya. Selain itu sebanyak 115 TK swasta membutuhkan bantuan” sebut Yanero.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyentil tentang kinerja bawahan terutama kepala desa (kades) Pundu yakni pada saat sidak kepala desa tersebut tidak ada ditempat. “Seperti tidak ada kehidupan disana, padahal jam masih menunjukan pukul 10.00 Wib. Ini namanya tidak mementingkan urusan masyarakat,” pungkasnya. (fin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar